Tuesday, 29 April 2014
⑤ Manfaat Air Kelapa Untuk Wanita
Air kelapa adalah minuman menyegarkan yang membuat tubuh kita terasa sejuk dan terhidrasi. Selain dianggap sebagai penyegar dahaga kala cuaca terik, air kelapa juga memiliki beragam manfaat kesehatan. Air kelapa telah menjadi minuman kesihatan yang diminum oleh semua di seluruh dunia. Anda mungkin akan terkejut setelah mengetahui bahwa air kelapa memiliki banyak manfaat kesihatan bagi wanita.
Berikut ada ⑤ manfaat khasiat air kelapa untuk wanita. seperti dilansir Boldsky.
①. MINUMAN SEHAT UNTUK IBU HAMIL.
Ibu hamil yang tinggal di daerah tropikal disarankan untuk minum air kelapa setiap hari untuk mengatasi morning sickness dan mencegah mual. Air kelapa mengandung elektrolit, klorida, kalsium, kalium, natrium, dan riboflavin. Minuman segar ini juga kaya vitamin C yang sangat diperlukan selama kehamilan. Air kelapa juga mengandung asam laurat (yang ditemukan dalam ASI). Juga, air kelapa juga memiliki sifat anti bakteria dan anti mikroba yang melindungi tubuh dari infeksi.
②. MENCEGAH INFEKSI SALURAN KENCING.
Ini adalah infeksi yang umumnya dihadapi oleh kebanyakan wanita. Air kelapa membunuh bakteria yang menyebabkan infeksi saluran kencing atau lainnya. Minum air kelapa dua kali sehari, jika anda juga menderita infeksi (maaf) vagina.
③. MEMBUAT ANDA TETAP TERHIDRASI.
Air kelapa adalah salah satu minuman terbaik yang memiliki banyak manfaat kesihatan untuk wanita. Dehidrasi dapat menyebabkan komplikasi kesihatan. Jadi, setiap kali anda mengalami dehidrasi, segera minum air kelapa. Ini tidak hanya membuat anda terhidrasi, tetapi juga mengeluarkan racun dari tubuh.
④. MEMBANTU MENURUNKAN BERAT BADAN.
Ini adalah salah satu manfaat kesihatan dari air kelapa yang tidak hanya berlaku untuk wanita, tetapi juga lelaki. Air kelapa yang dikenal rendah kalori, membuat perut kenyang lebih lama. Selain mengeluarkan racun dari tubuh, air kelapa juga membersihkan sistem dan mendorong oksigen dalam sel darah. Ini merupakan minuman bebas lemak yang berguna untuk menurunkan tingkat kolesterol LDL dan membakar timbunan lemak dalam tubuh.
⑤. BAIK UNTUK KULIT.
Wanita mencoba beragam pengubatan untuk mendapatkan kulit yang cantik dan sempurna. Anda tentu senang jika mengetahui bahwa air kelapa menyediakan banyak manfaat kesihatan untuk kulit wanita. Air kelapa melembapkan kulit dan membersihkannya dari dalam. Jadi, untuk mendapatkan kulit lembut dan bersinar, minum air kelapa secara teratur setiap hari, minimal 2x dalam sehari.
Semuga manfaat pada semua sebagai pengetahuan.
⑤ MANFAAT MANDI SEBELUM SUBUH
⑤ (lima) MANFAAT MANDI SEBELUM SUBUH
Sesungguhnya banyak riwayat hadits yang menyebutkan bahwa mandi sebelum subuh boleh menyihatkan badan. Adalah Islam dengan Al-Qur'an dan sunnah Rasul yang mengajarkan kepada kita tabiat mandi sebelum matahari terbit. Apa saja manfaat mandi sebelum subuh itu, adalah seperti berikut:
①. Waktu shalat Subuh disunatkan kita bertafakur (yaitu sujud sekurang kurangnya satu minit setelah membaca doa).
Kita akan terhindar dari sakit kepala atau migrain. Ini terbukti oleh ilmuwan yang meneliti kenapa dalam sehari perlu kita sujud.
Para ilmuwan telah menemukan beberapa milimeter ruang udara dalam saluran darah di kepala yang tidak dipenuhi darah. Dengan bersujud maka darah akan mengalir ke ruang tersebut.
②. Mandi pagi sebelum subuh atau paling tidak sejam sebelum matahari naik.
Air sejuk yang meresap ke dalam badan oleh mengurangi lemak mengumpul. Kita boleh saksikan orang mengamal mandi pagi kebanyakan badan tak gemuk. (juga jaga pemakanan)
③. Rasulullah mengamalkan minum segelas air sejuk (bukan air ais) setiap pagi. Mujarabnya InsyaAllah jauh dari penyakit (susah nak kena sakit).
④. Dalam kitab ini ada melarang kita makan makanan darat bercampur dengan makanan laut.
Nabi pernah mencegah kita makan ikan bersama ayam. di khuwatiri akan cepat mendapat penyakit.
Ini terbukti oleh ilmuwan yang menemukan bahwa dalam daging ayam mengandung ion+ve sedangkan dalam ikan mengandung ion-ve, jika dalam ayam bercampur dengan ikan maka terjadi reaksi biokimia yang terhasil yang oleh merusak usus kita.
⑤. Makanlah dengan menggunakan tangan kanan.
Nabi juga mengajarkan kita makan dengan tangan kanan dan bila habis harus menjilat jari. Begitu juga ilmuwan telah menemukan bahwa enzyme banyak terkandung di celah jari, yaitu 10 kali ganda terdapat dalam air liur. (sendy aldiana)
Wallahu A'lam...
Sesungguhnya banyak riwayat hadits yang menyebutkan bahwa mandi sebelum subuh boleh menyihatkan badan. Adalah Islam dengan Al-Qur'an dan sunnah Rasul yang mengajarkan kepada kita tabiat mandi sebelum matahari terbit. Apa saja manfaat mandi sebelum subuh itu, adalah seperti berikut:
①. Waktu shalat Subuh disunatkan kita bertafakur (yaitu sujud sekurang kurangnya satu minit setelah membaca doa).
Kita akan terhindar dari sakit kepala atau migrain. Ini terbukti oleh ilmuwan yang meneliti kenapa dalam sehari perlu kita sujud.
Para ilmuwan telah menemukan beberapa milimeter ruang udara dalam saluran darah di kepala yang tidak dipenuhi darah. Dengan bersujud maka darah akan mengalir ke ruang tersebut.
②. Mandi pagi sebelum subuh atau paling tidak sejam sebelum matahari naik.
Air sejuk yang meresap ke dalam badan oleh mengurangi lemak mengumpul. Kita boleh saksikan orang mengamal mandi pagi kebanyakan badan tak gemuk. (juga jaga pemakanan)
③. Rasulullah mengamalkan minum segelas air sejuk (bukan air ais) setiap pagi. Mujarabnya InsyaAllah jauh dari penyakit (susah nak kena sakit).
④. Dalam kitab ini ada melarang kita makan makanan darat bercampur dengan makanan laut.
Nabi pernah mencegah kita makan ikan bersama ayam. di khuwatiri akan cepat mendapat penyakit.
Ini terbukti oleh ilmuwan yang menemukan bahwa dalam daging ayam mengandung ion+ve sedangkan dalam ikan mengandung ion-ve, jika dalam ayam bercampur dengan ikan maka terjadi reaksi biokimia yang terhasil yang oleh merusak usus kita.
⑤. Makanlah dengan menggunakan tangan kanan.
Nabi juga mengajarkan kita makan dengan tangan kanan dan bila habis harus menjilat jari. Begitu juga ilmuwan telah menemukan bahwa enzyme banyak terkandung di celah jari, yaitu 10 kali ganda terdapat dalam air liur. (sendy aldiana)
Wallahu A'lam...
Sunday, 27 April 2014
Hakekat Struktur Buah Kelapa dalam islam
Siapa yg tak mengenal buah kelapa? kalau di Indonesia atau didaerah tropis hampir dipastikan ada pohon kelapa beserta buahnya jadi hampir semua orang mengenalnya, tapi kalau di iklim sub tropis, sedang atau dingin mungkin banyak yg tak mengenalnya, jadi beruntunglah kita tinggal di daerah tropis yang subur karena dianugerahi berbagai macam keanekaragaman hayati yang luar biasa.
Secara umum struktur buah kelapa terdiri dari empat bagian yaitu: kulit/sabut, tempurung, daging, air. Dari keempat empatnya mewakili perjalanan spiritual kita menuju sang Illahi. Tuhan menciptakan alam semesta ini penuh dengan perumpamaan-perumpamaan, bagi yang pikiran dan hatinya sudah terbuka, maka akan dengan mudah mengetahui hakekat dari wujud benda dan menamainya sesuai dengan rahman dan rahimNya.Kulit atau serabut kelapa
Kulit kelapa biasanya berwarna hijau atau kuning dan bisa juga coklat, dilapisan terluar memang kulit, tapi didalam kulit ada serabut kelapa, serabut kelapa ini kasar tapi empuk dan seperti bercabang cabang, serabut atau kulit kelapa mewakili perjalanan spirital pada tataran Syari'at atau sembah rogo pada khasanah kejawen. Serabut itu juga melambangkan aliran aliran didalam agama yang begitu banyaknya dan kebanyakan dari mereka hanya berbeda di syari'at, sebagai contoh: aliran islam syi'ah berpendapat bahwa Imam Ali RA beserta keturunannya yang berhak menjadi khalifah dan memimpin umat islam diseluruh dunia, saya kira ini hal sepele yang menjadi tidak sepele karena pada kelanjutannya aliran syi'ah memiliki mushaf Qur'an sendiri dan periwayat hadits sendiri pula, apakah syi'ah atau sunni yang benar itu hanya Allah yg tahu. Pada tataran syari'at orang seringkali membanding bandingkan pendapat satu dengan yang lain, melihat hanya pada fisiknya, sering dihinggapi keraguan dan yg paling parah bisa merasa paling benar sendiri. Asal muasal dari itu semua adalah ketidak mantapan atau keraguan karena kesaksiannya atas keesaan Allah hanya masih bersifat verbal, "laa ilaaha ilallah" tiada tuhan selain Allah, apakah anda percaya? ya tentu saja, apakah anda yakin? yakin walaupun sebenarnya diyakin yakinkan agar tidak terlihat kurang percaya dan kurang yakin.
Mengapa kita kurang yakin kepada keesaan Allah? karena kebanyakan dari kita belum bisa membuktikan Allah itu menjadi raja atas diri kita, kita percaya saja apabila ada seorang ustadz bilang kalau Allah lah yg menciptakan langit dan bumi beserta isinya dan menjadi raja atasnya dan juga atas diri kita, tapi apakah kita sudah bersaksi atas segala penciptaan alam semesta oleh Allah, saksi yg dimaksud disini adalah kesaksian seperti melihat walaupun tidak dengan mata kita tapi dengan bathin terdalam kita. Ketika kita tidak yakin akan keesaan Allah maka yang terjadi adalah keraguan di diri kita yg berimbas dengan pencarian jati diri kita dengan cara membanding bandingkan satu pendapat dengan yang lain, ketika sudah bertemu dengan pendapat yg lebih benar menurut kita maka menganggap pendapat yang lain itu salah "karena aku benar maka kamu salah","karena aku benar maka kamu harus ikut pendapatku", jangan sampai menjadi "akulah yang paling benar dan yang lain salah semua". Ketika sudah sampai pada pemahaman syari'at yang parah kesalahannya maka yang terjadi adalah aksi terorisme, mereka menganggap bahwa pemahaman mereka atas Dien Allah sudah final dan paling benar, jadi mereka berhak mencap orang lain yang tidak sependapat lebih lebih yang beragama lain itu kafir dan Allah selalu meridhoi perbuatan mereka padahal belum tentu, oleh karena itu maka sesembahan mereka adalah Tuhan anggapan mereka sendiri yang mereka anggap selalu meridhoinya, Tuhan anggapan mereka sendiri pada dasarnya adalah perwujudan dari rasa sombong mereka sendiri atau aku keapian yang penuh dengan amarah dan tidak mau sujud kepadaNya. Oleh karena itu bagi kita yg masih di tahapan kulit/syari'at/sembah rogo harus belajar tawaduk kepada semua ciptaanNya.
Pada tataran kulit/syari'at/sembah rogo ini bersifat informative(informatif), jadi segala informasi yang masuk kedalam diri kita harus dicek kebenarannya dan diolah secara benar dengan akal dan nurani kita secara benar pula tanpa diiringi nafsu2 keduniaan, informasi ini berupa kitab2 suci atau hadits Nabi SAW, hendaknya dicari kebenaran kitab2 suci tersebut dan keshahihan hadits2 tsb berdasarkan perawi dan sanadnya, walaupun hadist yg lemah belum tentu palsu. Setelah informasi didapat secara benar dan shahih maka kejernihan akal dan nurani kita lah yg akan berperan selanjutnya utk melangkah ke tataran selanjutnya.
Tempurung kelapa
Orang jawa bilang bathok, bathok atau tempurung kelapa itu bersifat keras yang melambangkan pepuntoning tekad atau golong gilig atau kebulatan tekad. Istilah didalam tasawuf islam ketika pada tingkatan bathok adalah tarekat atau sembah cipta pada khasanah kejawen, ketika segala informasi yang didapat melalui tataran syari'at sudah dipahami secara benar dan dilaksanakan secara terus menerus secara kontinyu dan benar pula maka yang terjadi adalah perubahan pada diri kita atau transformative/transformatif dari yang awalnya kurang baik menjadi lebih baik. Apabila kita sholat terus menerus secara kontinyu minimal 5 kali sehari maka apa perubahan yang ada didiri kita? secara syari'at mungkin adalah dahi yang hitam karena seringnya kita sujud tapi secara tarekat adalah perubahan pada sikap dan akhlak kita yang semakin tawaduk dibanding ketika pada tataran syari'at, seperti diketahui bahwa sujud itu adalah bertawaduk kepada Allah, apabila merendah dihadapan makhluk itu namanya tawaduk, maka merendah dihadapan Allah namanya sujud, sujud itu tidak hanya merendah tapi juga tunduk dan takluk atas segala ketentuan dan petunjukNya.
Ditahapan bathok/tarekat/sembah cipta/transformatif ini kita sudah bisa merasakan kenikmatan beribadah kepadaNya karena sudah memiliki tekad yang kuat dan keras sekeras bathok atau tempurung kelapa untuk semakin mendekat kepadaNya, karena tekad yang kuat serta keras inilah segala keragu raguan akan sirna, hati menjadi lapang dan beban menjadi ringan. Karena pentingnya bertarekat maka banyak bermunculan majelis2 thoriqoh atau tarekat yang tersebar diseluruh dunia dengan tujuan mempercepat transformasi menuju ke lebih baik dalam kekusyukan beribadah, dalam bertarekat majelis2 tarekat ini biasanya berdzikir dalam hitungan maupun tidak memakai hitungan yang menyimbolkan bahwa kita itu sering lupa dan lalai dalam melaksanakan ibadah, maka dari itu perlu di di ulang ulang dalam mengingatkan diri untuk beribadah, oleh karena itu tidak heran perintah sholat dalam al Qur'an sebanyak tigapuluhan ayat.
Daging buah kelapa
Pada tataran selanjutnya adalah tataran daging buah kelapa atau hakekat dalam tasawuf islam atau sembah jiwa dalam kejawen, Daging buah kelapa berwarna putih yang menyimbolkan kesucian hati bagi orang orang yang sampai pada tataran ini. Ketika kita menanam biji durian maka kita yakin bahwa biji durian itu akan tumbuh menjadi pohon durian dengan cara mengerti ilmu pertanian dan mempraktekkannya dan tidak cukup dengan dzikir "durian, durian, durian.....?", setelah kita yakin dan mengerti sekaligus mempraktekkan ilmu pertanian maka selanjutnya adalah bersabar atas ketentuan Allah pada biji durian yang kita tanam, apakah biji durian itu cepat tumbuh atau tumbuh lalu mati itu semua urusan Allah yang penting kita sudah berusaha semaksimal mungkin dengan berikhtiar ilmu pertanian. Apabila kita ingin terbang lalu melihat capung apakah kita cukup hanya dzikir "capung, capung, capung....?" tentu saja tidak, pelajarilah struktur tubuh capung lalu buatlah alat yang menyerupai capung yang dinamakan pesawat, inilah hakekat. Hakekat juga mengerti akan hubungan antara satu makhluk dengan makhluk makhluk yang lainnya yang merupakan satu ikatan tak terpisahkan dan saling bergantung, dengan bahasa lebih mudah, berhakekat berarti mengerti alam semesta ini sebuah organisme raksasa yang memiliki keterikatan bagian satu dengan yang lainnya, yang semua keterikatan itu bersumber pada kekuasaan Allah.
Hakekat atau conformative/konformatif adalah bisa mengambil hikmah dan manfaat dari segala ciptaan Allah, lebih jauh lagi orang yang mencapai tataran hakekat/sembah jiwo/konformatif itu bisa merasakan dan tercerahkan oleh nur Allah yang dipancarkan setiap ciptaanNya, segalanya menjadi terang, menjadikan setiap benda adalah lentera baginya karena bisa merasakan kehadiran Allah melalui nurNya disetiap ciptaanNya.
Pada tingkatan hakekat maka mengetahui bahwa hakekatnya malam itu tidak ada, yang ada sisi bumi yang menutupi sinar matahari sehingga menyebabkan malam hari, hakekatnya neraka itu tidak ada bagi yang percaya dan yakin bahwa rahman dan rahimNya Allah melalui surgaNya itu tanpa batas, kenikmatan surga itu tanpa batas oleh karena itu orang masuk neraka bukan karena Allah tapi karena kesalahan kesalahan dia sendiri yang membakar dirinya dan menjadikan neraka. Hakekat terdalam manusia adalah Allah dalam arti dzat Allah itu meliputi sifat Allah, sifat Allah itu meliputi asma Allah, asma Allah itu meliputi ruh atau af'al Allah, ruh itu meliputi jiwa dan jasad.
Air kelapa
Air kelapa itu berwarna bening walaupun agak keruh dan memiliki khasiat yang luar biasa, inti dari buah kelapa adalah air, ini menyimbolkan sujud yang sempurna dihadapanNya, seperti kita ketahui bahwa watak air adalah sujud, dimana air mengalir selalu menuju ketempat yg lebih rendah.
Tataran air kelapa atau makrifat dalam tasawuf islam atau sembah roso dalam kejawen atau iluminative/iluminatif merupakan tahapan puncak dalam berspiritual dilihat dari struktur buah kelapa, orang yang ditahapan ini dimulai dengan menemukan cermin yang sangat bening dihati kita sehingga kita merasa tidak memiliki ego apapun, tidak punya rasa milik, semuanya milik Allah dan kembali ke Allah. Karena sangat bening maka ketika masuk kedalam cermin tsb maka kesaksiannya adalah "sesungguhnya tidak ada apa apa kecuali yang berkata" yang berkata ini sejatinya diri kita yang kosong tapi ada dan mengatasi kekosongan. Untuk lebih memudahkan pemahaman maka ada sedikit cerita dibawah ini:
Pada suatu ketika kyai dipesantren A menguji ketiga murid terpandainya, kyai memanggil santri 1 dan menyuruh mengisi gudang dengan apa saja dia suka sesuai kehendak hatinya, santri 1 mengisi dengan uang dan harta sehingga gudang itu penuh, kyai memutuskan santri 1 tidak lulus ujian. Dipanggil santri 2 dan diuji dengan hal yang sama, santeri 2 mengisi dengan buku2 beraneka macam hingga gudang itu penuh dengan buku, santri 2 tidak lulus. Ketika santri 3 dipanggil maka santri 3 membersihkan gudang dan mengeluarkan isinya lalu menyalakan dan menaruh lilin ditengah tengah gudang sehingga gudang itu menjadi terang cahaya lilin, santri 3 lulus. mengapa santri 3 lulus karena santri 1 gila harta, santri 2 gila ilmu dan santri 3 rindu akan pencerahan dari dalam hatinya.
Ketika hakekat itu bisa menjadikan semua ciptaan Allah itu menjadi lentera maka dalam makrifat dirinyalah yang menjadi lentera, orang yg bermakrifat sudah memasuki rukun ikhsan yang berarti Allah berkenan menjadi mata untuk melihat, menjadi telinga untuk mendengar dan berkenan atas diri kita, keakuan kita telah diakui oleh Allah, segala kehendak kita menjadi kehendakNya, sungguh sangat berbahagia orang2 yang telah mencapai tahapan makrifat, orang yang bermakrifat itu telah lulus segala ujian dunia dan tidak tergantung kepada dunia, meninggalkan dunia sebelum meninggal dunia, ibarat lulus dari kampus tapi masih tinggal dikampus karena menjadi dosen yang mengajar kepada mahasiswa.
Saturday, 26 April 2014
DOA QUNUT DAN DASAR HUKUMNYA
Hukum doa qunut pada shalat subuh hukumnya sunnah. Pandangan ini dianut oleh madzhab Syafi'i berdasarkan Hadits sebagai berikut:
1. Berdasarkan pada Hadith yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Sahabat Anas bin Malik sebagai berikut:
- Hadits sahih Bukhari dan Muslim dari Anas
1. Berdasarkan pada Hadith yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Sahabat Anas bin Malik sebagai berikut:
- Hadits sahih Bukhari dan Muslim dari Anas
ما زال رسول الله يقنت في صلاة الفجر حتى فارق الحياة
Artinya: RasuluLlah selalu berqunut pada shalat subuh ssampai beliau wafat (HR Bukhari dan Muslim).
- Hadits sahih riwayat Muslim dari Anas.
- Hadits sahih riwayat Muslim dari Anas.
أن رسول الله قنت شهراً يدعو على أحياء من أحياء العرب ثم ترك
Artinya: bahwa Rasulullah berqunut selama sebulan mendoakan orang-orang Arab yang masih hidup kemudian tidak melakjukannya lagi.
- Hadits sunnahnya Qunut nazilah apabila tertimpa musibah atau bencana:
- Hadits sunnahnya Qunut nazilah apabila tertimpa musibah atau bencana:
أن النبي صلى الله عليه وسلم كان يقنت في الفجر والظهر والعصر والمغرب والعشاء
Artinya: Bahwasanya Nabi Muhammad melakukan qunut (nazilah)
pada saat shalat subuh, dhuhur (dzuhur), ashar, maghrib, dan isya' (HR
Ahmad)
Diriwayatkan juga bahwa Umar bin Khattab membaca doa qunut pada shalat Subuh di hadapan para sahabat dan lainnya.
Berkenaan dengan Hadith yang diriwayatkan oleh Anas ini, menurut al Haithami, para perawinya adalah tsiqah (dapat dipercaya). Menurut Imam Nawawi ia diriwayatkan oleh sekumpulan huffadz (ahli hadith) dan mengakui kesahihannya.
Kesahihan ini dinyatakan juga oleh al Hafiz al Balkhi, Al Hakim, Al Baihaqi dan ia juga diriwayatkan oleh Ad Daruqutni melalui beberapa jalan dengan sanad yang sahih.
Dalam mazhab Syafi'i adalah sunnah hukumnya membaca doa qunut waku melaksanakan shalat subuh, baik saat turunnya bala' atau tidak.
Di antara yang berpendapat seperti ini adalah Sahabat Abu Bakar Ash Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Talib, Ibnu Abbas, Barra’ bin Azib. Lihat: Kitab Al Majmu’ Syarah Muhadzab III halaman 504.
Syekh Nawawi Banten dalam kitab Kasyifatussaja mendefinisikan qunut sbb: والقنوت هو ذكر مخصوص مشتمل على دعاء وثناء ويحصل بكل لفظ اشتمل عليهما بأي صيغة شاء كقوله: اللهم اغفر لي يا غفور، فالدعاء يحصل باغفر والثناء بغفور، وكذلك ارحمني يا رحيم وقوله: الطف بي يا لطيف وهكذا،
Artinya: Qunut adalah dzikir tertentu yang mengandung doa dan pujian (pada Allah). (Oleh karena itu) setiap kalimat yang mengadung kedua unsur itu dapat digunakan. Seperti kalimat: Allahumma ighfir li Ya Ghafur. Kata "ighfir" adalah doa. Sedangkan kata "ghafur" adalah pujian. Begitu juga kalimat "Irhamni Ya Rahim" dan "Ultuf bi Ya Latif" dan seterusnya.
- Karena qunut adalah suatu dzikir yang khusus maka boleh diganti dengan doa lain asal diniati untuk qunut: ومثل الذكر المخصوص آية تتضمن ذلك كآخر سورة البقرة بشرط أن يقصد بها القنوت، وكقوله تعالى: ربنا اغفر لنا ولإخواننا الذين سبقونا بالإيمان ولا تجعل في قلوبنا غلاًّ للذين آمنوا ربنا إنك رؤوف رحيم} ((59)الحشر:10)
Artinya: Sama dengan dzikir khusus adalah ayat yang mengandung dzikir seperti akhir surat Al Baqarah dengan syarat harus diniati qunut. Seperti firman Allah dalam QS Al-Hasyr 59:10
- Qunut Umar menurut Syekh Nawawi Banten (ibid) adalah sbb:
اللهم إنا نستعينك ونستغفرك ونستهديك ونؤمن بك ونتوكل عليك ونثني عليك، الخير كله نشكرك ولا نكفرك ونخلع ونترك من يفجرك بضم الجيم أي يعصيك، اللهم إياك نعبد ولك نصلي ونسجد وإليك نسعى ونحفد بكسر الفاء أي نسرع إلى الطاعة نرجو رحمتك ونخشى عذابك إن عذابك الجد بكسر الجيم أي الحق بالكفار ملحق بكسر الحاء أي لاحق بهم ويجوز فتحها لأن الله ألحقه بهم فإن جمع بينهما فالأفضل تقديم قنوت النبي صلى الله عليه وسلّم وإن اقتصر فليقتصر عليه.
Lebih detail: http://www.fatihsyuhud.org/2013/07/shalat-muharromat-kashifah.html#5
BACAAN DOA QUNUT (TEKS ARAB DAN LATIN)
Diriwayatkan juga bahwa Umar bin Khattab membaca doa qunut pada shalat Subuh di hadapan para sahabat dan lainnya.
Berkenaan dengan Hadith yang diriwayatkan oleh Anas ini, menurut al Haithami, para perawinya adalah tsiqah (dapat dipercaya). Menurut Imam Nawawi ia diriwayatkan oleh sekumpulan huffadz (ahli hadith) dan mengakui kesahihannya.
Kesahihan ini dinyatakan juga oleh al Hafiz al Balkhi, Al Hakim, Al Baihaqi dan ia juga diriwayatkan oleh Ad Daruqutni melalui beberapa jalan dengan sanad yang sahih.
Dalam mazhab Syafi'i adalah sunnah hukumnya membaca doa qunut waku melaksanakan shalat subuh, baik saat turunnya bala' atau tidak.
Di antara yang berpendapat seperti ini adalah Sahabat Abu Bakar Ash Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Talib, Ibnu Abbas, Barra’ bin Azib. Lihat: Kitab Al Majmu’ Syarah Muhadzab III halaman 504.
Syekh Nawawi Banten dalam kitab Kasyifatussaja mendefinisikan qunut sbb: والقنوت هو ذكر مخصوص مشتمل على دعاء وثناء ويحصل بكل لفظ اشتمل عليهما بأي صيغة شاء كقوله: اللهم اغفر لي يا غفور، فالدعاء يحصل باغفر والثناء بغفور، وكذلك ارحمني يا رحيم وقوله: الطف بي يا لطيف وهكذا،
Artinya: Qunut adalah dzikir tertentu yang mengandung doa dan pujian (pada Allah). (Oleh karena itu) setiap kalimat yang mengadung kedua unsur itu dapat digunakan. Seperti kalimat: Allahumma ighfir li Ya Ghafur. Kata "ighfir" adalah doa. Sedangkan kata "ghafur" adalah pujian. Begitu juga kalimat "Irhamni Ya Rahim" dan "Ultuf bi Ya Latif" dan seterusnya.
- Karena qunut adalah suatu dzikir yang khusus maka boleh diganti dengan doa lain asal diniati untuk qunut: ومثل الذكر المخصوص آية تتضمن ذلك كآخر سورة البقرة بشرط أن يقصد بها القنوت، وكقوله تعالى: ربنا اغفر لنا ولإخواننا الذين سبقونا بالإيمان ولا تجعل في قلوبنا غلاًّ للذين آمنوا ربنا إنك رؤوف رحيم} ((59)الحشر:10)
Artinya: Sama dengan dzikir khusus adalah ayat yang mengandung dzikir seperti akhir surat Al Baqarah dengan syarat harus diniati qunut. Seperti firman Allah dalam QS Al-Hasyr 59:10
- Qunut Umar menurut Syekh Nawawi Banten (ibid) adalah sbb:
اللهم إنا نستعينك ونستغفرك ونستهديك ونؤمن بك ونتوكل عليك ونثني عليك، الخير كله نشكرك ولا نكفرك ونخلع ونترك من يفجرك بضم الجيم أي يعصيك، اللهم إياك نعبد ولك نصلي ونسجد وإليك نسعى ونحفد بكسر الفاء أي نسرع إلى الطاعة نرجو رحمتك ونخشى عذابك إن عذابك الجد بكسر الجيم أي الحق بالكفار ملحق بكسر الحاء أي لاحق بهم ويجوز فتحها لأن الله ألحقه بهم فإن جمع بينهما فالأفضل تقديم قنوت النبي صلى الله عليه وسلّم وإن اقتصر فليقتصر عليه.
Lebih detail: http://www.fatihsyuhud.org/2013/07/shalat-muharromat-kashifah.html#5
BACAAN DOA QUNUT (TEKS ARAB DAN LATIN)
اللّهم اهدِنا فيمَن هَديْت و عافِنا فيمَن عافيْت و تَوَلَّنا فيمَن تَوَلَّيْت و بارِك لَنا فيما أَعْطَيْت
و قِنا واصْرِف عَنَّا شَرَّ ما قَضَيت فإنك تَقضي ولا يُقضى عَليك فإنَّهُ لا يَذِّلُّ مَن والَيت وَلا يَعِزُّ من عادَيت تَبارَكْتَ رَبَّنا وَتَعا ليتْ َفلكَ الحَمدُ عَلى ما قَضَيْت نَستَغفِرُكَ ونَتوبُ اليك
وصلي الله علي سيدنا محمد النبي الأمي وعلي أله وصحبه وسلم
Teks doa qunut tulisan latin:
Allahummahdina fiman hadayt. Wa afina fiman afayt. watawallana fiman tawallayt. wabarik lana fima a'tayt. waqina wasrif anna syarro ma qadayt. fa innaka taqdi wala yuqdo alayk. fainnahu la yadzillu man wa layt wala yaizzu man adayt. tabarakta robbana wata'alayt. falakal hamdu ala ma qadayt. nastaghfiruka wanatubu ilaika. wasallallahu ala sayyidina Muhammadin Nabiyyil Ummiyyi wa ala alihi wasahbihi wasallam.
Artinya: Ya Allah, berilah aku petunjuk seperti orang-orang yang telah Engkau beri petunjuk. BErilah aku kesehatan seperti orang yang telah Engkau beri kesehatan. Pimpinlah aku bersama-sama orang-orang yang telah Engkau pimpin. Berilah berkah pada segala apa yang telah Engkau pimpin. Berilah berkah pda segala apa yang telah Engkau berikan kepadaku. Dan peliharalah aku dari kejahatan yang Engkau pastikan. Karena, sesungguhnya Engkaulah yang menentukan dan tidak ada yang menghukum (menentukan) atas Engkau. Sesungguhnya tidaklah akan hina orang-orang yang telah Engaku beri kekuasaan. Dan tidaklah akan mulia orang yang Engkau musuhi. Maha berkahlah Engkau dan Maha Luhurl`h Engkau. Segala puji bagi-Mu atas yang telah engkau pastikan. Aku mohon ampun dan kembalilah (taubat) kepada Engkau. Semoga Allah memberi rahmat, berkah dan salam atas nabi Muhammad beserta seluruh keluarganya dan sahabatnya.
BACAAN DOA QUNUT UMAR BIN KHATTAB
Umar bin Khattab, khalifah kedua Islam, memiliki bacaan qunut berbeda sebagai berikut:
اللهم اغفر لنا وللمؤمنين والمؤمنات والمسلمين والمسلمات وألّف بين قلوبهم وأصلح ذات بينهم وانصرهم على عدوك وعدوهم. اللهم عذب الكفرة الذين يصدون عن سبيلك ويكذبون رسلك ويقاتلون أولياءك، اللهم خالف بين كلمتهم وزلزل أقدامهم وأنزل بهم بأسك الذي لا ترده عن القوم المجرمين. بسم الله الرحمن الرحيم اللهم إنا نستعينك ونستغفرك ونثني عليك ولا نكفرك ونخلع ونترك من يفجرك. بسم الله الرحمن الرحيم اللهم إياك نعبد ولك نصلي ونسجد وإليك نسعى ونحفد ونخشى عذابك ونرجو رحمتك إن عذابك الجد بالكفار ملحق
KAPAN QUNUT SUNNAH DIBACA
Doa qunut sunnah dibaca dalam beberapa situasi sebagai berikut:
1. Pada raka'at kedua (raka'at akhir) shalat subuh dibaca setelah ruku' (i'tidal).
2. Pada raka'at akhir (rakaat ketiga) shalat sunnah witir pada paruh kedua bulan Ramadhan.
3. Pada raka'at terakhir shalat fardhu apabila ada bencana. Disebut qunut nazilah.
HUKUM MENAMBAH BACAAN QUNUT DENGAN QUNUT UMAR DAN DOA LAIN
Membaca doa qunut yang biasa itu sunnah. Dan menambahnya dengan doa qunut Umar juga sunnah menurut Imam Nawawi asal dalam keadaan sendirian atau bersama makmum yang diketahui rela dengan doa yang panjang. Imam Nawawi dalam kitab Al-Adzkar lin Nawawi hlm. 88 menyatakan:
قال
أصحابنا: يستحب الجمع بين قنوت عمر رضي الله عنه وبين ما سبق، فإن جمع
بينهما فالأصح تأخير قنوت عمر، وفي وجه يستحب تقديمه. وإن اقتصر فليقتصر
على الأول، وإنما يستحب الجمع بينهما إذا كان منفرداً أو إمامَ محصورين
يرضون بالتطويل
Artinya: Ulama madzhab Syafi'i menyatakan bahwa sunnah
mengumpulkan antara qunut yang biasa dengan qunut Umar. Kalau
dikumpulkan, maka sebaiknya qunut Umar diakhirkan. Ada pendapat sunnah
mendahulukannya. Apabila memilih salah satu, maka hendaknya memilih
qunut yang biasa. Sunnahnya mengumpulkan keduanya apabila shalat sendiri
atau berjemaah dengan makmum yang rela doa panjang.
Imam Nawawi juga berpendapat bahwa doa qunut tidak harus berupa bacaan yang berasal dari Nabi atau dari Umar. Bacaan qunut bisa saja berupa doa apa apa saja, termasuk berupa satu ayat atau dua ayat Quran apabila mengandung doa.
Imam Nawawi juga berpendapat bahwa doa qunut tidak harus berupa bacaan yang berasal dari Nabi atau dari Umar. Bacaan qunut bisa saja berupa doa apa apa saja, termasuk berupa satu ayat atau dua ayat Quran apabila mengandung doa.
Tuesday, 22 April 2014
KISAH APAKAH TAKDIR ADA DITANGAN KITA
Di sebuah desa, ada seorang tua yang sangat dikenal. Namanya
disebut-sebut sebagai seorang yang sangat bijaksana, tempat banyak orang
bertanya tentang hal apa saja. Petuah dan nasihat si orang tua tersebut
juga dianggap selalu tepat, sehingga ia sangat dihormati dan disegani.
Suatu ketika, ada dua orang pemuda yang penasaran dengan kebijaksanaan orang tua tersebut. Sebab, mereka mendengar bahwa petuah dan wejangan si orang tua selalu manjur untuk mengatasi berbagai macam persoalan hidup. Mereka saling adu argumentasi tentang benar tidaknya berita tersebut. Maka, mereka pun ingin membuktikan kehebatan orang tua, apakah sesuai dengan yang dibicarakan orang atau tidak.
Hingga, pada sebuah sore yang cerah, mereka mendatangi orang tua bijak tersebut di kediamannya. Salah satu pemuda nampak membawa sesuatu yang sepertinya disembunyikan di tangannya. Ia menggenggam benda tersebut erat-erat, dan menaruhnya di belakang badannya, seolah tidak ingin memperlihatkannya pada orang tua tersebut.
"Wahai Paman. Bolehkan aku bertanya?"
Si orang tua yang saat itu sedang bersantai kemudian menjawab, "Apa yang bisa kubantu?"
"Kami yang muda ini ingin belajar mengetahui banyak hal sebagai bekal hidup nanti. Sayang, sampai saat ini kami belum menemui guru yang kami anggap tepat yang bisa memuaskan dahaga pengetahuan kami. Nah, kami mendengar Paman adalah orang paling bijaksana di desa ini," tutur salah satu pemuda. "Karena itu, kami ingin bertanya kepada Paman."
Si orang tua hanya tersenyum mendengar ungkapan pemuda tadi. "Aku hanya orang biasa. Aku tak bisa mengajarkan apa-apa kepadamu Anak muda," jawab si orang tua merendah. "Aku hanya mencoba menjawab sebisa mungkin pertanyaan-pertanyaan yang sering diajukan orang kepadaku."
Mendengar jawaban tersebut, maka pemuda yang dari tadi menyembunyikan sesuatu di tangannya segera bertanya, "Kalau Paman memang bisa menjawab semua pertanyaan, cobalah jawab pertanyaanku ini. Aku sedang membawa burung kecil di genggamanku. Apakah burung di tanganku ini dalam keadaan mati atau hidup, wahai Paman?"
Sejenak, si orang tua menatap wajah pemuda itu dalam-dalam. Sembari tetap menebar senyum, ia pun lantas menjawab, "Anak muda, mati atau hidup burung itu ada di tanganmu. Kalau aku katakan burung itu hidup, dengan mudah kau pencet burung itu hingga mati. Tapi, kalau aku katakan burung itu mati, dengan mudah pula kamu melepaskannya untuk hidup bebas ke angkasa. Sama juga dengan kehidupan. Semua sebenarnya ada dalam genggaman tangan kita sendiri. Melalui tangan kita sendirilah nasib ini ditentukan."
Mendengar jawaban penuh makna tersebut, si pemuda langsung melepaskan burung yang sedari tadi dalam genggamannya. Ia dan temannya segera meminta maaf pada si orang tua karena lancang telah mencoba mengujinya. Mereka juga meminta agar bisa belajar lebih banyak tentang ilmu kehidupan pada si orang tua bijak.
RENUNGAN:
Ada sebuah ajaran yang menyebutkan bahwa Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum, sebelum kaum itu sendiri yang mengubahnya. Ini adalah sebuah ajaran sangat mulia yang menjadi cerminan bahwa sebenarnya kita sendirilah yang menentukan nasib. Apakah baik atau buruk, senang atau susah, gembira atau sedih, semua itu bergantung pada bagaimana kita menyikapi hidup dan kehidupan.
Seperti filosofi yang terus saya sebutkan, "Success is my right!" Sukses adalah hak setiap orang dan hak siapa saja yang menyadari, menginginkan, dan memperjuangkan dengan sepenuh hati. Unsur menyadari, menginginkan, dan memperjuangkan inilah sebenarnya yang menentukan nasib kita sendiri. Dengan sebuah kesadaran penuh tentang arti kesuksesan, serta dengan menjadikannya sebagai sebuah keinginan atau target besar yang menantang, kemudian memperjuangkan sepenuh hati, maka kesuksesan pasti akan kita raih.
Oleh karena itu, kita sebenarnya mempunyai nasib atau takdir laksana sang burung dalam genggaman. Hanya dengan tangan sendirilah kita bisa menentukan apa saja yang dapat kita raih. Melalui kekuatan diri sendiri pulalah kita bisa mewujudkan semua impian.
Maka, mari kita perkaya mental dengan terus berjuang tanpa henti untuk menentukan nasib sendiri! Kita lepaskan belenggu keinginan bergantung pada orang lain, dan menggantinya dengan tekad dan keyakinan diri sendiri, guna meraih sukses seperti yang kita dambakan.
Suatu ketika, ada dua orang pemuda yang penasaran dengan kebijaksanaan orang tua tersebut. Sebab, mereka mendengar bahwa petuah dan wejangan si orang tua selalu manjur untuk mengatasi berbagai macam persoalan hidup. Mereka saling adu argumentasi tentang benar tidaknya berita tersebut. Maka, mereka pun ingin membuktikan kehebatan orang tua, apakah sesuai dengan yang dibicarakan orang atau tidak.
Hingga, pada sebuah sore yang cerah, mereka mendatangi orang tua bijak tersebut di kediamannya. Salah satu pemuda nampak membawa sesuatu yang sepertinya disembunyikan di tangannya. Ia menggenggam benda tersebut erat-erat, dan menaruhnya di belakang badannya, seolah tidak ingin memperlihatkannya pada orang tua tersebut.
"Wahai Paman. Bolehkan aku bertanya?"
Si orang tua yang saat itu sedang bersantai kemudian menjawab, "Apa yang bisa kubantu?"
"Kami yang muda ini ingin belajar mengetahui banyak hal sebagai bekal hidup nanti. Sayang, sampai saat ini kami belum menemui guru yang kami anggap tepat yang bisa memuaskan dahaga pengetahuan kami. Nah, kami mendengar Paman adalah orang paling bijaksana di desa ini," tutur salah satu pemuda. "Karena itu, kami ingin bertanya kepada Paman."
Si orang tua hanya tersenyum mendengar ungkapan pemuda tadi. "Aku hanya orang biasa. Aku tak bisa mengajarkan apa-apa kepadamu Anak muda," jawab si orang tua merendah. "Aku hanya mencoba menjawab sebisa mungkin pertanyaan-pertanyaan yang sering diajukan orang kepadaku."
Mendengar jawaban tersebut, maka pemuda yang dari tadi menyembunyikan sesuatu di tangannya segera bertanya, "Kalau Paman memang bisa menjawab semua pertanyaan, cobalah jawab pertanyaanku ini. Aku sedang membawa burung kecil di genggamanku. Apakah burung di tanganku ini dalam keadaan mati atau hidup, wahai Paman?"
Sejenak, si orang tua menatap wajah pemuda itu dalam-dalam. Sembari tetap menebar senyum, ia pun lantas menjawab, "Anak muda, mati atau hidup burung itu ada di tanganmu. Kalau aku katakan burung itu hidup, dengan mudah kau pencet burung itu hingga mati. Tapi, kalau aku katakan burung itu mati, dengan mudah pula kamu melepaskannya untuk hidup bebas ke angkasa. Sama juga dengan kehidupan. Semua sebenarnya ada dalam genggaman tangan kita sendiri. Melalui tangan kita sendirilah nasib ini ditentukan."
Mendengar jawaban penuh makna tersebut, si pemuda langsung melepaskan burung yang sedari tadi dalam genggamannya. Ia dan temannya segera meminta maaf pada si orang tua karena lancang telah mencoba mengujinya. Mereka juga meminta agar bisa belajar lebih banyak tentang ilmu kehidupan pada si orang tua bijak.
RENUNGAN:
Ada sebuah ajaran yang menyebutkan bahwa Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum, sebelum kaum itu sendiri yang mengubahnya. Ini adalah sebuah ajaran sangat mulia yang menjadi cerminan bahwa sebenarnya kita sendirilah yang menentukan nasib. Apakah baik atau buruk, senang atau susah, gembira atau sedih, semua itu bergantung pada bagaimana kita menyikapi hidup dan kehidupan.
Seperti filosofi yang terus saya sebutkan, "Success is my right!" Sukses adalah hak setiap orang dan hak siapa saja yang menyadari, menginginkan, dan memperjuangkan dengan sepenuh hati. Unsur menyadari, menginginkan, dan memperjuangkan inilah sebenarnya yang menentukan nasib kita sendiri. Dengan sebuah kesadaran penuh tentang arti kesuksesan, serta dengan menjadikannya sebagai sebuah keinginan atau target besar yang menantang, kemudian memperjuangkan sepenuh hati, maka kesuksesan pasti akan kita raih.
Oleh karena itu, kita sebenarnya mempunyai nasib atau takdir laksana sang burung dalam genggaman. Hanya dengan tangan sendirilah kita bisa menentukan apa saja yang dapat kita raih. Melalui kekuatan diri sendiri pulalah kita bisa mewujudkan semua impian.
Maka, mari kita perkaya mental dengan terus berjuang tanpa henti untuk menentukan nasib sendiri! Kita lepaskan belenggu keinginan bergantung pada orang lain, dan menggantinya dengan tekad dan keyakinan diri sendiri, guna meraih sukses seperti yang kita dambakan.
Sunday, 20 April 2014
Tiga Sumpah Nabi
Sumpah biasanya digunakan untuk menunjukkan atau mengemukakan kebenaran yang sesungguhnya. Dengan sumpah, mestinya kita menjadi yakin dan tidak ragu sedikitpun terhadap kebenaran yang dimaksudkan di dalam sumpah itu. Untuk meyakinkan dan menarik perhatian kita tentang suatu persoalan yang sangat penting, Allah Swt di dalam Al-Qur’an juga bersumpah dengan menyebut sesuatu. Di dalam hadits, ternyata terdapat juga sumpah Nabi Muhammad Saw sehingga apa yang menjadi sumpahnya itu sangat penting untuk kita perhatikan agar kita semakin yakin. “Tiga hal yang aku bersumpah atas ketiganya: tidak berkurang harta karena shadaqah, tidak teraniaya seorang hamba dengan aniaya yang ia sabar atasnya melainkan Allah Azza Wa Jalla menambahinya kemuliaan dan tidak membuka seorang hamba pintu permintaan melainkan Allah membuka atasnya pintu kefakiran” (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan Ibnu Majah) *) Al Jamiush Shagier Jil-2, hal.392
1. Harta Tidak Berkurang Karena Shadaqah.
Salah satu keharusan kita sebagai muslim dalam kaitan dengan harta adalah menunaikan zakat, infak dan shadaqah (ZIS). Namun tidak sedikit orang yang meskipun sudah mengaku muslim tapi masih tidak mau menunaikan keharusannya itu. Diantara mereka ada yang khawatir bila ZIS itu ditunaikan hartanya akan berkurang, bahkan bisa jadi ia menjadi miskin. Kekhawatiran itu merupakan sesuatu yang tidak beralasan, hal ini karena Rasulullah Saw memberikan jaminan bahwa bila seseorang menunaikan shadaqah, maka hartanya justeru akan bertambah. Memang pada saat ia keluarkan uang atau hartanya untuk shadaqah, hartanya memang akan berkurang, tapi dari dampak atau pengaruh positifnya ia akan memperoleh tambahan, baik dalam bentuk jumlah maupun nilai dari harta itu sendiri.
Dalam bentuk jumlah, harta yang dishadaqahkan mungkin saja bertambah, misalnya ia berdagang, setelah keuntungannya besar ia bershadaqah, maka orang yang diberinya shadaqah itu mendo’akan agar hartanya bertambah banyak dan do’a itupun dikabulkan oleh Allah Swt sehingga perdagangannya semakin laris sehingga semakin banyak yang bisa dijual. Adapun nilai yang besar, ini nampak dari keutamaan yang sedemikian besar yang diberikan Allah Swt kepada orang yang membelanjakan hartanya di jalan yang benar, Allah Swt berfirman: Perumpamaan orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah seperti sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir. Pada tiap-tiap butir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa saja yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) dan Maha Mengetahui (QS 2:261).
2. Penganiayaan Membawa Kemuliaan.
Ada banyak contoh tentang orang yang dianiaya, manakala mereka tetap sabar dan istiqomah dalam mempertahankan kebenaran yang diyakininya akan membawa pada kemuliaan dirinya dan si penganiaya yang merasa sebagai orang yang jauh lebih mulia menjadi manusia dengan segala kerendahan martabat kepribadian yang disandangkan kepadanya. Nabi Ibrahim AS yang ketika itu masih muda belia mengalami penganiayaan dari Raja Nambrut hingga Ibrahim dibakar, lalu ditolong oleh Allah Swt, hal ini bukan membawa kehinaan bagi Nabi Ibrahim tapi malah menjadikannya orang yang mulia hingga pengikutnya bertambah banyak.
Kaum muslimin di Makkah pada masa Rasulullah Saw juga mengalami penganiayaan dari orang-orang kafir, mereka diboikot, dibunuh, disiksa hingga terusir dari kota kelahiran mereka. Namun hal itu tidak membuat Rasulullah dengan para sahabatnya menjadi hina, tapi justru membawa kemuliaan. Ketika para sahabat berhijrah ke Habasyah, mereka mendapatkan perlindungan atau suaka dari Raja Najasi yang beragama Nasrani hingga akhirnya sang raja masuk ke dalam Islam, sedangkan Rasulullah bersama para sahabat lainnya berhijrah ke Madinah yang kemudian berhasil menyatukan kaum kaum muslimin dari Makkah dan Madinah hingga menghasilkan kekuatan umat yang disegani.
Di Mesir, para aktivis dakwah pernah mengalami penganiyaan dari penguasa Mesir yang zalim pada waktu itu, penganiayaan dimaksudkan untuk menghambat dan menghentikan langkah-langkah dakwah, tapi gerakan dakwah justru semakin tersebar luas hingga ke berbagai negara di dunia, karena para aktivis dakwah yang dipenjara menghasilkan karya tulis yang gemilang seperti Sayyid Quthb dengan Fi Dzilalil Qur’an, terbunuhnya Hasan Al Banna menarik simpati dan pengusiran para akltivis dakwah membuat mereka bisa berdakwah ke berbagai negara.
Oleh karena itu, para pejuang kebenaran Islam tidak boleh takut menghadapi segala tantangan dan berbagai kendala, karena hal itu pasti ada saatnya berlalu dan bila para pejuang menghadapi segala tantangan dan kendala dengan sikap istiqomah, maka mereka akan menjadi orang-orang yang mulia, begitulah yang terjadi pada Bilal bin Rabah, sahabat Nabi yang budak lalu dibebaskan oleh Abu Bakar Ash Shiddik karena istiqomahnya dalam mempertahankan nilai-nilai tauhid, begitu juga dengan sahabat Abdullah bin Huzafah yang disambut dengan kemuliaan oleh Khalifah Umar bin Khattab karena ia istiqomah dalam menghadapi penganiayaan yang dilakukan oleh raja Romawi yang kejam.
3. Mengemis Bertambah Fakir.
Seorang muslim sangat dituntut untuk mencari rizki secara halal dan terhormat guna memenuhi kebutuhan diri dan keluarganya. Karena itu, dalam pandangan Islam bekerja untuk mendapatkan nafkah secara halal merupakan sesuatu yang sangat mulia meskipun jenis pekerjaannya berat secara fisik dan pendapatan dari situpun tidak besar. Adapun mencari harta dengan cara mengemis merupakan cara yang tidak terhormat meskipun banyak harta yang diperolehnya, Rasulullah Saw bersabda yang artinya: Seseorang yang membawa tambang lalu pergi mencari dan mengumpulkan kayu bakar, lantas dibawanya ke pasar untuk dijual dan uangnya digunakan untuk mencukupi kebutuhan dan nafkah dirinya, maka itu lebih baik daripada seorang yang meminta minta kepada orang-orang yang terkadang diberi dan kadang ditolak (HR. Bukhari dan Muslim).
Oleh karena itu, Rasulullah Saw menilai bahwa orang yang kaya itu tidak semata-mata dengan sebab hartanya yang banyak, hal ini karena meskipun jumlah hartanya banyak, namun jika ia tidak pandai bersyukur atas harta yang sudah diperolehnya itu, apalagi dengan hartanya yang banyak ia tidak bermartabat, tetaplah ia dipandang sebagai orang miskin, apalagi bila harta yang dimilikinya dicari dengan cara mengemis yang bila dengan waktunya yang tersedia ia bekerja atau berusaha dengan baik, disamping lebih terhormat, ia akan memperoleh harta yang lebih banyak dengan jiwa yang menyenangkan, Rasulullah Saw bersabda: Yang dinamakan kekayaan bukanlah banyaknya harta benda, tetapi kekayaan yang sebenarnya adalah kekayaan jiwa (HR. Abu Ya’la).
Disamping itu, sumpah Nabi ini menjadi benar karena biasanya semakin lama beban hidup seseorang semakin besar, dan ia akan mampu menutupi kebutuhannya itu dengan berusaha yang halal dan terhormat, namun bila dari mengemis ia tidak memperoleh dalam jumlah yang cukup sehingga disatu sisi kebutuhannya semakin besar, sedang pendapatannya tetap seperti semula, maka jadilah ia bertambah fakir. Karena itu, tidak sedikit orang yang semula mengemis akhirnya menjadi pencuri, karena ia merasa tidak cukup dari hasil mengemis itu, bukankah ini membuat ia bertambah miskin secara ekonomi dan bertambah rendah martabatnya sebagai manusia.
Demikianlah tiga sumpah Nabi Muhammad Saw yang benar adanya sehingga harus mendapat perhatian kita agar kehidupan ini dapat kita jalani dengan sebaik-baiknya.
1. Harta Tidak Berkurang Karena Shadaqah.
Salah satu keharusan kita sebagai muslim dalam kaitan dengan harta adalah menunaikan zakat, infak dan shadaqah (ZIS). Namun tidak sedikit orang yang meskipun sudah mengaku muslim tapi masih tidak mau menunaikan keharusannya itu. Diantara mereka ada yang khawatir bila ZIS itu ditunaikan hartanya akan berkurang, bahkan bisa jadi ia menjadi miskin. Kekhawatiran itu merupakan sesuatu yang tidak beralasan, hal ini karena Rasulullah Saw memberikan jaminan bahwa bila seseorang menunaikan shadaqah, maka hartanya justeru akan bertambah. Memang pada saat ia keluarkan uang atau hartanya untuk shadaqah, hartanya memang akan berkurang, tapi dari dampak atau pengaruh positifnya ia akan memperoleh tambahan, baik dalam bentuk jumlah maupun nilai dari harta itu sendiri.
Dalam bentuk jumlah, harta yang dishadaqahkan mungkin saja bertambah, misalnya ia berdagang, setelah keuntungannya besar ia bershadaqah, maka orang yang diberinya shadaqah itu mendo’akan agar hartanya bertambah banyak dan do’a itupun dikabulkan oleh Allah Swt sehingga perdagangannya semakin laris sehingga semakin banyak yang bisa dijual. Adapun nilai yang besar, ini nampak dari keutamaan yang sedemikian besar yang diberikan Allah Swt kepada orang yang membelanjakan hartanya di jalan yang benar, Allah Swt berfirman: Perumpamaan orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah seperti sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir. Pada tiap-tiap butir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa saja yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) dan Maha Mengetahui (QS 2:261).
2. Penganiayaan Membawa Kemuliaan.
Ada banyak contoh tentang orang yang dianiaya, manakala mereka tetap sabar dan istiqomah dalam mempertahankan kebenaran yang diyakininya akan membawa pada kemuliaan dirinya dan si penganiaya yang merasa sebagai orang yang jauh lebih mulia menjadi manusia dengan segala kerendahan martabat kepribadian yang disandangkan kepadanya. Nabi Ibrahim AS yang ketika itu masih muda belia mengalami penganiayaan dari Raja Nambrut hingga Ibrahim dibakar, lalu ditolong oleh Allah Swt, hal ini bukan membawa kehinaan bagi Nabi Ibrahim tapi malah menjadikannya orang yang mulia hingga pengikutnya bertambah banyak.
Kaum muslimin di Makkah pada masa Rasulullah Saw juga mengalami penganiayaan dari orang-orang kafir, mereka diboikot, dibunuh, disiksa hingga terusir dari kota kelahiran mereka. Namun hal itu tidak membuat Rasulullah dengan para sahabatnya menjadi hina, tapi justru membawa kemuliaan. Ketika para sahabat berhijrah ke Habasyah, mereka mendapatkan perlindungan atau suaka dari Raja Najasi yang beragama Nasrani hingga akhirnya sang raja masuk ke dalam Islam, sedangkan Rasulullah bersama para sahabat lainnya berhijrah ke Madinah yang kemudian berhasil menyatukan kaum kaum muslimin dari Makkah dan Madinah hingga menghasilkan kekuatan umat yang disegani.
Di Mesir, para aktivis dakwah pernah mengalami penganiyaan dari penguasa Mesir yang zalim pada waktu itu, penganiayaan dimaksudkan untuk menghambat dan menghentikan langkah-langkah dakwah, tapi gerakan dakwah justru semakin tersebar luas hingga ke berbagai negara di dunia, karena para aktivis dakwah yang dipenjara menghasilkan karya tulis yang gemilang seperti Sayyid Quthb dengan Fi Dzilalil Qur’an, terbunuhnya Hasan Al Banna menarik simpati dan pengusiran para akltivis dakwah membuat mereka bisa berdakwah ke berbagai negara.
Oleh karena itu, para pejuang kebenaran Islam tidak boleh takut menghadapi segala tantangan dan berbagai kendala, karena hal itu pasti ada saatnya berlalu dan bila para pejuang menghadapi segala tantangan dan kendala dengan sikap istiqomah, maka mereka akan menjadi orang-orang yang mulia, begitulah yang terjadi pada Bilal bin Rabah, sahabat Nabi yang budak lalu dibebaskan oleh Abu Bakar Ash Shiddik karena istiqomahnya dalam mempertahankan nilai-nilai tauhid, begitu juga dengan sahabat Abdullah bin Huzafah yang disambut dengan kemuliaan oleh Khalifah Umar bin Khattab karena ia istiqomah dalam menghadapi penganiayaan yang dilakukan oleh raja Romawi yang kejam.
3. Mengemis Bertambah Fakir.
Seorang muslim sangat dituntut untuk mencari rizki secara halal dan terhormat guna memenuhi kebutuhan diri dan keluarganya. Karena itu, dalam pandangan Islam bekerja untuk mendapatkan nafkah secara halal merupakan sesuatu yang sangat mulia meskipun jenis pekerjaannya berat secara fisik dan pendapatan dari situpun tidak besar. Adapun mencari harta dengan cara mengemis merupakan cara yang tidak terhormat meskipun banyak harta yang diperolehnya, Rasulullah Saw bersabda yang artinya: Seseorang yang membawa tambang lalu pergi mencari dan mengumpulkan kayu bakar, lantas dibawanya ke pasar untuk dijual dan uangnya digunakan untuk mencukupi kebutuhan dan nafkah dirinya, maka itu lebih baik daripada seorang yang meminta minta kepada orang-orang yang terkadang diberi dan kadang ditolak (HR. Bukhari dan Muslim).
Oleh karena itu, Rasulullah Saw menilai bahwa orang yang kaya itu tidak semata-mata dengan sebab hartanya yang banyak, hal ini karena meskipun jumlah hartanya banyak, namun jika ia tidak pandai bersyukur atas harta yang sudah diperolehnya itu, apalagi dengan hartanya yang banyak ia tidak bermartabat, tetaplah ia dipandang sebagai orang miskin, apalagi bila harta yang dimilikinya dicari dengan cara mengemis yang bila dengan waktunya yang tersedia ia bekerja atau berusaha dengan baik, disamping lebih terhormat, ia akan memperoleh harta yang lebih banyak dengan jiwa yang menyenangkan, Rasulullah Saw bersabda: Yang dinamakan kekayaan bukanlah banyaknya harta benda, tetapi kekayaan yang sebenarnya adalah kekayaan jiwa (HR. Abu Ya’la).
Disamping itu, sumpah Nabi ini menjadi benar karena biasanya semakin lama beban hidup seseorang semakin besar, dan ia akan mampu menutupi kebutuhannya itu dengan berusaha yang halal dan terhormat, namun bila dari mengemis ia tidak memperoleh dalam jumlah yang cukup sehingga disatu sisi kebutuhannya semakin besar, sedang pendapatannya tetap seperti semula, maka jadilah ia bertambah fakir. Karena itu, tidak sedikit orang yang semula mengemis akhirnya menjadi pencuri, karena ia merasa tidak cukup dari hasil mengemis itu, bukankah ini membuat ia bertambah miskin secara ekonomi dan bertambah rendah martabatnya sebagai manusia.
Demikianlah tiga sumpah Nabi Muhammad Saw yang benar adanya sehingga harus mendapat perhatian kita agar kehidupan ini dapat kita jalani dengan sebaik-baiknya.
Saturday, 19 April 2014
Kenapa Tidak Minta Yang Terbaik?
Manusia memang tidak pernah luput dari yang namanya “menyesal”. Setelah menyesal, barulah dia merasa sedih dan memohon ampun pada Sang Khalik. Memang seperti itulah kodratnya. Tetapi bagi hamba yang telah mencapai titik keimanan yang lebih, tentunya ia tidak akan mengalami hal seperti diatas, dia akan pasrah kepada-Nya, dan menerima semua keputusan-Nya dengan lapang dada, sehingga tidak tampak penyesalan di wajahnya.
Manusia memang diberi nafsu oleh Allah Swt. Jika nafsu itu bisa dikelola dengan baik, artinya apa yang diinginkannya semata-mata adalah untuk mencapai keridhoan-Nya, maka apapun hasilnya, insya Allah, akan menyenangkan. Lain halnya jika manusia bernafsu akan suatu hal, tetapi ia tidak mengelolanya dengan baik, maka hasil apapun yang diberi Allah dianggapnya sebagai suatu tanda bahwa Allah tidak sayang lagi padanya.
Manusia hanya manusia pemikir, begitu kata teman saya, semuanya akan kembali kepada Allah juga. Ketika usaha sudah kita lakukan dengan segenap kemampuan kita, sudah sepatutnya semua hasilnya pun kita serahkan pada Allah, tidak lantas memaksa Allah untuk mengabulkan apa maunya kita sendiri. Allah Maha Tahu segalanya, apa yang ada di hati kita Dia tahu, apa yang terbaik untuk kita jelas Dia sangat tahu. Kenapa masih saja kita memaksakan suatu keinginan kepada-Nya?
Seringkali kita baca ayat yang menyebutkan bahwa, apa yang baik menurut kita belum tentu baik menurut Allah, dan apa yang buruk menurut kita belum tentu buruk menurut Allah, tapi kenapa pula kita seringkali tidak merealisasikan ayat tersebut?
Banyak rahasia Allah yang tidak kita ketahui, mungkin dibalik apa yang buruk menurut kita, Allah menyimpan suatu keberhasilan untuk kita di kemudian hari. Atau sebaliknya, mungkin dibalik apa yang baik menurut kita tersimpan suatu kegagalan di hari depan, sehingga tidak Ia kabulkan apa yang kita minta tersebut.
Sudah sepantasnya kita ber-husnudzon kepada Allah. Tidak berat rasanya di setiap do’a kita meminta Allah memberikan yang terbaik untuk hari depan kita, beratkah mengucapkan sebaris kata-kata itu? Mungkin berat karena hati kita masih dikuasai oleh nafsu. Nafsu yang menyelimuti hati punya porsi lebih besar dari kepasrahan kita kepada-Nya. Coba kita latih untuk bisa mengucapkan kalimat itu di hadapan-Nya, setiap kita berdo’a. Jika kita sudah mampu mengatakannya, insya Allah, hati kita telah pasrah kepada-Nya dan insya Allah hasil apapun yang Allah berikan akan dapat kita terima dengan ikhlas dan lapang dada. Allah pun, insya Allah, akan memberikan pahala buat kita. Amiin.
Berdo’a apa saja memang Allah anjurkan, asalkan itu adalah kebaikan. Tapi tidak ada salahnya jika di setiap akhir do’a kita sisipkan kata-kata itu, sehingga hati lebih tentram. Saya yakin hasil apa pun yang akan Allah berikan akan dapat kita terima dengan ikhlas dan menjalaninya pun akan dengan senang hati.
Mulailah untuk dapat meminta yang terbaik kepada Allah, jangan sampai kita terbelenggu oleh nafsu kita sendiri. Ingat, Allah Maha Tahu dan akan memberi yang terbaik untuk hamba-Nya yang beriman. Wallahu’alam bishowab.
Manusia memang diberi nafsu oleh Allah Swt. Jika nafsu itu bisa dikelola dengan baik, artinya apa yang diinginkannya semata-mata adalah untuk mencapai keridhoan-Nya, maka apapun hasilnya, insya Allah, akan menyenangkan. Lain halnya jika manusia bernafsu akan suatu hal, tetapi ia tidak mengelolanya dengan baik, maka hasil apapun yang diberi Allah dianggapnya sebagai suatu tanda bahwa Allah tidak sayang lagi padanya.
Manusia hanya manusia pemikir, begitu kata teman saya, semuanya akan kembali kepada Allah juga. Ketika usaha sudah kita lakukan dengan segenap kemampuan kita, sudah sepatutnya semua hasilnya pun kita serahkan pada Allah, tidak lantas memaksa Allah untuk mengabulkan apa maunya kita sendiri. Allah Maha Tahu segalanya, apa yang ada di hati kita Dia tahu, apa yang terbaik untuk kita jelas Dia sangat tahu. Kenapa masih saja kita memaksakan suatu keinginan kepada-Nya?
Seringkali kita baca ayat yang menyebutkan bahwa, apa yang baik menurut kita belum tentu baik menurut Allah, dan apa yang buruk menurut kita belum tentu buruk menurut Allah, tapi kenapa pula kita seringkali tidak merealisasikan ayat tersebut?
Banyak rahasia Allah yang tidak kita ketahui, mungkin dibalik apa yang buruk menurut kita, Allah menyimpan suatu keberhasilan untuk kita di kemudian hari. Atau sebaliknya, mungkin dibalik apa yang baik menurut kita tersimpan suatu kegagalan di hari depan, sehingga tidak Ia kabulkan apa yang kita minta tersebut.
Sudah sepantasnya kita ber-husnudzon kepada Allah. Tidak berat rasanya di setiap do’a kita meminta Allah memberikan yang terbaik untuk hari depan kita, beratkah mengucapkan sebaris kata-kata itu? Mungkin berat karena hati kita masih dikuasai oleh nafsu. Nafsu yang menyelimuti hati punya porsi lebih besar dari kepasrahan kita kepada-Nya. Coba kita latih untuk bisa mengucapkan kalimat itu di hadapan-Nya, setiap kita berdo’a. Jika kita sudah mampu mengatakannya, insya Allah, hati kita telah pasrah kepada-Nya dan insya Allah hasil apapun yang Allah berikan akan dapat kita terima dengan ikhlas dan lapang dada. Allah pun, insya Allah, akan memberikan pahala buat kita. Amiin.
Berdo’a apa saja memang Allah anjurkan, asalkan itu adalah kebaikan. Tapi tidak ada salahnya jika di setiap akhir do’a kita sisipkan kata-kata itu, sehingga hati lebih tentram. Saya yakin hasil apa pun yang akan Allah berikan akan dapat kita terima dengan ikhlas dan menjalaninya pun akan dengan senang hati.
Mulailah untuk dapat meminta yang terbaik kepada Allah, jangan sampai kita terbelenggu oleh nafsu kita sendiri. Ingat, Allah Maha Tahu dan akan memberi yang terbaik untuk hamba-Nya yang beriman. Wallahu’alam bishowab.
Tuesday, 15 April 2014
Berkaca Pada Alam
Eramuslim - Jika kita perhatikan batu-batu yang bertengger dipinggiran sungai, terkadang kuyup oleh sentuhan genit air-air sungai yang menghampiri walaupun mereka terus berjalan. Namun untuk beberapa lama batu-batu itu mengering oleh sinaran matahari yang menembus dari celah-celah dedaunan. Silih berganti air dan matahari menyapa bebatuan yang tak pernah bergeser dari tempatnya, sebelum perubahan alam atau tangan manusia yang menghendakinya berpindah. Kemudian jika terlihat satu sisi dari batu itu yang terus menerus lembab, yang kemudian lumut hijau nan cantik menghiasi seluruh sisi permukaan itu, artinya sinar matahari tak pernah singgah diatasnya. Batu, air sungai dan sinar matahari itu mengajarkan kepada kita tentang banyak hal. Kepasrahan batu-batu menerima air dan sinar matahari, adalah cermin keikhlasan. Dan keteguhannya untuk tetap ditempatnya, adalah kesabaran. Lumut hijau di sisi batu yang tak tersinari matahari adalah petunjuk arah jalan.
Mendakilah lebih tinggi, kita akan menemukan jenis tumbuhan, warna daun dan buah yang berbeda. Jalan semakin terjal dan sempit, hanya akar-akar besar dari pohon tua yang terkadang menjadi perantara menuju undakan berikutnya. Sesaat beristirahatlah dan perhatikan semuanya. Tumbuhan, daun dan buah dengan warna yang lebih mencolok dan lebih khas, mengajarkan kepada kita, bahwa Allah Maha Adil dengan menempatkan setiap makhluknya pada keadaan dan tempat dimana ia bisa beradaptasi dan hidup. Satu hal bagi manusia, teruslah bergerak mencari kehidupan, karena Allah akan senantiasa menuntun kita kepada tempat kehidupan terbaik. Namun jika pada akhirnya kita berhenti disatu tempat yang Allah kehendaki setelah semua usaha yang dilakukan, disitulah kita meletakkan prinsip qonaah dan sabar, serta bersyukur atas ketetapan Allah.
Saatnya senja menyambut hari. Sinar merah kekuningan yang menyejukkan masih bisa kita nikmati dari celah-celah ranting dan daun, sesekali ia seperti berkedip dan terus memandangi semua makhluk yang terus bergerak. Seperti mengikuti, matanya terus menatap dan mengawasi sementara sinarnya semakin lama semakin redup digantikan malam. Tinggallah menunggu rembulan. kemudian kita terus bergerak, mencari jalan dengan menggunakan mata bathin, penerangan hanya alat bantu karena sesungguhnya kita lebih mempercayai mata bathin dan kontak yang tak pernah putus dengan mata kaki. Senja hanya sesaat, namun kahadirannya begitu memukau dan terasa manfaatnya. Tidak hanya indah, senja senantiasa menebarkan pesona keanggunan kepada siapapun yang menatapnya. Kepada hidup, kepada makhluk dan kepada Allah, semestinya manusiapun seelok, sebermanfaat dan semenyenangkan senja. Karena mungkin, besok tak lagi tersedia waktu untuk melakukan semua itu.
Dan bila malam tiba, kabut pekat menutup jarak pandang kita, sementara angin kebekuan menyelimuti kulit tipis kita yang tak henti bergerak. Sejenak berhenti sesungguhnya hanya menambah tebal selimut kebekuan itu walaupun waktu yang sejenak itu untuk sekedar menyeruput air hangat dari tungku batu. Tak banyak yang bisa dilakukan, tak banyak pilihan selain terus bergerak keatas agar lebih cepat mendapati fajar. Ingin mata terpejam sekedar menghela nafas dan mengaturnya satu persatu agar tak saling menyusul, tapi kehendak kuat yang menggebu untuk segera tiba di puncak seolah tak bisa kompromi. Rembulan hanya mengintip di kejauhan. Sedangkan kita terus bergerak, mencari jalan dengan menggunakan mata bathin, penerangan hanya alat bantu karena sesungguhnya kita lebih mempercayai mata bathin dan kontak yang tak pernah putus dengan mata kaki. Terkadang sering kita mendapat satu kondisi dimana tak lagi mempunyai pilihan untuk berbuat banyak, namun masih ada satu dalam dada ini yang masih kita percayai karena ianya tak pernah berdusta. Ialah mata hati dan nurani. Berhenti bukan jalan yang tepat apalagi kembali ke belakang, padahal jalan tinggal selangkah. Tanyalah pada hati, niscaya kebenaran yang kita dapat.
Dan pada akhirnya, setelah semua perjuangan, lelah, juga peluh yang hampir tak bedanya dengan embun dipucuk dahan, sebuah tanah mengering pada pijakan terakhir membuat nafas menjadi lega. Hilang semua lelah, lepas semua keputusasaan yang menghantui selama perjalanan, karena mentari pagi menyambut kehadiran kita di puncak perjalanan. Tersenyum adalah kepastian, kepuasan adalah kewajaran dikala seperti tak ada lagi jarak antara kita dengan Sang Pencipta dari puncak ini. Ingin rasanya berteriak meminta kepada-Nya, namun ditempat ini, berbisik pun Dia pasti mendengarnya, karena kita begitu dekat. Perjalanan takkan pernah berujung, namun sudah pasti ada masanya kita kan berhenti. Teruslah mendaki agar kita semakin dekat pada-Nya. Teruslah bergerak, namun jika telah sampai di puncak semua keinginan, jangan pernah lupa bahwa kita pernah dibawah, dan pasti akan kembali ke bawah. Esok atau nanti. Wallaahu ‘a’lam bishshowaab (Bayu Gautama)
Mendakilah lebih tinggi, kita akan menemukan jenis tumbuhan, warna daun dan buah yang berbeda. Jalan semakin terjal dan sempit, hanya akar-akar besar dari pohon tua yang terkadang menjadi perantara menuju undakan berikutnya. Sesaat beristirahatlah dan perhatikan semuanya. Tumbuhan, daun dan buah dengan warna yang lebih mencolok dan lebih khas, mengajarkan kepada kita, bahwa Allah Maha Adil dengan menempatkan setiap makhluknya pada keadaan dan tempat dimana ia bisa beradaptasi dan hidup. Satu hal bagi manusia, teruslah bergerak mencari kehidupan, karena Allah akan senantiasa menuntun kita kepada tempat kehidupan terbaik. Namun jika pada akhirnya kita berhenti disatu tempat yang Allah kehendaki setelah semua usaha yang dilakukan, disitulah kita meletakkan prinsip qonaah dan sabar, serta bersyukur atas ketetapan Allah.
Saatnya senja menyambut hari. Sinar merah kekuningan yang menyejukkan masih bisa kita nikmati dari celah-celah ranting dan daun, sesekali ia seperti berkedip dan terus memandangi semua makhluk yang terus bergerak. Seperti mengikuti, matanya terus menatap dan mengawasi sementara sinarnya semakin lama semakin redup digantikan malam. Tinggallah menunggu rembulan. kemudian kita terus bergerak, mencari jalan dengan menggunakan mata bathin, penerangan hanya alat bantu karena sesungguhnya kita lebih mempercayai mata bathin dan kontak yang tak pernah putus dengan mata kaki. Senja hanya sesaat, namun kahadirannya begitu memukau dan terasa manfaatnya. Tidak hanya indah, senja senantiasa menebarkan pesona keanggunan kepada siapapun yang menatapnya. Kepada hidup, kepada makhluk dan kepada Allah, semestinya manusiapun seelok, sebermanfaat dan semenyenangkan senja. Karena mungkin, besok tak lagi tersedia waktu untuk melakukan semua itu.
Dan bila malam tiba, kabut pekat menutup jarak pandang kita, sementara angin kebekuan menyelimuti kulit tipis kita yang tak henti bergerak. Sejenak berhenti sesungguhnya hanya menambah tebal selimut kebekuan itu walaupun waktu yang sejenak itu untuk sekedar menyeruput air hangat dari tungku batu. Tak banyak yang bisa dilakukan, tak banyak pilihan selain terus bergerak keatas agar lebih cepat mendapati fajar. Ingin mata terpejam sekedar menghela nafas dan mengaturnya satu persatu agar tak saling menyusul, tapi kehendak kuat yang menggebu untuk segera tiba di puncak seolah tak bisa kompromi. Rembulan hanya mengintip di kejauhan. Sedangkan kita terus bergerak, mencari jalan dengan menggunakan mata bathin, penerangan hanya alat bantu karena sesungguhnya kita lebih mempercayai mata bathin dan kontak yang tak pernah putus dengan mata kaki. Terkadang sering kita mendapat satu kondisi dimana tak lagi mempunyai pilihan untuk berbuat banyak, namun masih ada satu dalam dada ini yang masih kita percayai karena ianya tak pernah berdusta. Ialah mata hati dan nurani. Berhenti bukan jalan yang tepat apalagi kembali ke belakang, padahal jalan tinggal selangkah. Tanyalah pada hati, niscaya kebenaran yang kita dapat.
Dan pada akhirnya, setelah semua perjuangan, lelah, juga peluh yang hampir tak bedanya dengan embun dipucuk dahan, sebuah tanah mengering pada pijakan terakhir membuat nafas menjadi lega. Hilang semua lelah, lepas semua keputusasaan yang menghantui selama perjalanan, karena mentari pagi menyambut kehadiran kita di puncak perjalanan. Tersenyum adalah kepastian, kepuasan adalah kewajaran dikala seperti tak ada lagi jarak antara kita dengan Sang Pencipta dari puncak ini. Ingin rasanya berteriak meminta kepada-Nya, namun ditempat ini, berbisik pun Dia pasti mendengarnya, karena kita begitu dekat. Perjalanan takkan pernah berujung, namun sudah pasti ada masanya kita kan berhenti. Teruslah mendaki agar kita semakin dekat pada-Nya. Teruslah bergerak, namun jika telah sampai di puncak semua keinginan, jangan pernah lupa bahwa kita pernah dibawah, dan pasti akan kembali ke bawah. Esok atau nanti. Wallaahu ‘a’lam bishshowaab (Bayu Gautama)
Sunday, 13 April 2014
AL-QURAN DAN SANG JENDERAL
Suatu sore, ditahun 1525. Penjara tempat tahanan orang-orang di
situ terasa hening mencengkam. Jendral Adolf Roberto, pemimpin penjara
yang terkenal bengis, tengah memeriksa setiap kamar tahanan.
Setiap sipir penjara membungkukkan badannya rendah-rendah ketika 'algojo penjara' itu berlalu di hadapan mereka. Karena kalau tidak, sepatu 'jenggel' milik tuan Roberto yang fanatik .. itu akan mendarat di wajah mereka.
Roberto marah besar ketika dari sebuah kamar tahanan terdengar seseorang mengumandangkan suara-suara Ayat Suci yang amat ia benci. "Hai ... hentikan suara jelekmu! Hentikan ...!!!" Teriak Roberto sekeras-kerasnya sembari membelalakan mata.
Namun apa yang terjadi? Laki-laki di kamar tahanan tadi tetap saja bersenandung dengan khusyu'nya. Roberto bertambah berang. Algojo penjara itu menghampiri kamar tahanan yang luasnya tak lebih sekadar cukup untuk satu orang.
Dengan congak ia menyemburkan ludahnya ke wajah renta sang tahanan yang keriput hanya tinggal tulang. Tak puas sampai di situ, ia lalu menyulut wajah dan seluruh badan orang tua renta itu dengan rokoknya yang menyala.
Sungguh ajaib... Tak terdengar secuil pun keluh kesakitan. Bibir yang pucat kering milik sang tahanan amat gengsi untuk meneriakkan kata kepatuhan kepada sang Algojo, bibir keringnya hanya berkata lirih "Rabbi, waana'abduka ...".
Tahanan lain yang menyaksikan kebiadaban itu serentak bertakbir sambil berkata, "Bersabarlah wahai ustadz ... Insya Allah tempatmu di Syurga." Melihat kegigihan orang tua yang dipanggil ustadz oleh sesama tahanan, 'algojo penjara' itu bertambah memuncak amarahnya.
Ia perintahkan pegawai penjara untuk membuka sel, dan ditariknya tubuh orang tua itu keras-keras hingga terjerembab di lantai. "Hai orang tua busuk! Bukankah engkau tahu, aku tidak suka bahasa jelekmu itu?! Aku tidak suka apa-apa yang berhubung dengan agamamu!
Sang Ustadz lalu berucap, "Sungguh ... aku sangat merindukan kematian, agar aku segera dapat menjumpai kekasihku yang amat kucintai, Allah SWT. Karena kini aku berada di puncak kebahagiaan karena akan segera menemuiNya, patutkah aku berlutut kepadamu, hai manusia busuk? Jika aku turuti kemauanmu, tentu aku termasuk manusia yang amat bodoh."
Baru saja kata-kata itu terhenti, sepatu laras Roberto sudah mendarat di wajahnya. Laki-laki itu terhuyung. Kemudian jatuh terkapar di lantai penjara dengan wajah bersimbah darah.
Ketika itulah dari saku baju penjaranya yang telah lusuh, meluncur sebuah 'buku kecil'. Adolf Roberto bermaksud memungutnya. Namun tangan sang Ustadz telah terlebih dahulu mengambil dan menggenggamnya eratGKN hbs-erat.
"Berikan buku itu, hai laki-laki dungu!" bentak Roberto. "Haram bagi tanganmu yang kafir dan berlumuran dosa untuk menyentuh barang suci ini!"ucap sang ustadz dengan tatapan menghina pada Roberto.
Tak ada jalan lain, akhirnya Roberto mengambil jalan paksa untuk mendapatkan buku itu. Sepatu laras berbobot dua kilogram itu ia gunakan untuk menginjak jari-jari tangan sang ustadz yang telah lemah. Suara gemeretak tulang yang patah terdengar menggetarkan hati. Namun tidak demikian bagi Roberto.
Laki-laki bengis itu malah merasa bangga mendengar gemeretak tulang yang terputus. Bahkan 'algojo penjara' itu merasa lebih puas lagi ketika melihat tetesan darah mengalir dari jari-jari musuhnya yang telah hancur.
Setelah tangan renta itu tak berdaya, Roberto memungut buku kecil yang membuatnya penasaran. Perlahan Roberto membuka sampul buku yang telah lusuh. Mendadak algojo itu termenung.
"Ah ... sepertinya aku pernah mengenal buku ini. Tapi kapan? Ya, aku pernah mengenal buku ini." suara hati Roberto bertanya-tanya. Perlahan Roberto membuka lembaran pertama itu.
Pemuda berumur tiga puluh tahun itu bertambah terkejut tatkala melihat tulisan-tulisan "aneh" dalam buku itu. Rasanya ia pernah mengenal tulisan seperti itu dahulu. Namun, sekarang tak pernah dilihatnya di bumi Sepanyol. Akhirnya Roberto duduk disamping sang ustadz yang telah melepas nafas-nafas terakhirnya. Wajah bengis sang algojo kini diliputi tanda tanya yang dalam.
Mata Roberto rapat terpejam. Ia berusaha keras mengingat peristiwa yang dialaminya sewaktu masih kanak-kanak. Perlahan, sketsa masa lalu itu tergambar kembali dalam ingatan Roberto.
Pemuda itu teringat ketika suatu sore di masa kanak-kanaknya terjadi kericuhan besar di negeri tempat kelahirannya ini. Sore itu ia melihat peristiwa yang mengerikan di lapangan Inkuisisi (lapangan tempat pembantaian kaum muslimin di Andalusia). Di tempat itu tengah berlangsung pesta darah dan nyawa.
Beribu-ribu jiwa tak berdosa berjatuhan di bumi Andalusia. Di hujung kiri lapangan, beberapa puluh wanita berhijab (jilbab) digantung pada tiang-tiang besi yang terpancang tinggi. Tubuh mereka bergelantungan tertiup angin sore yang kencang, membuat pakaian muslimah yang dikenakan berkibar-kibar di udara.
Sementara, di tengah lapangan ratusan pemuda Islam dibakar hidup-hidup pada tiang-tiang salib, hanya karena tidak mau memasuki agama yang dibawa oleh para rahib.
Seorang bocah laki-laki mungil tampan, berumur tujuh tahunan, malam itu masih berdiri tegak di lapangan Inkuisisi yang telah senyap. Korban-korban kebiadaban itu telah syahid semua.
Bocah mungil itu mencucurkan airmatanya menatap sang ibu yang terkulai lemah di tiang gantungan. Perlahan-lahan bocah itu mendekati tubuh sang ummi ( ibu ) yang tak sudah bernyawa, sembari menggayuti abayanya.
Sang bocah berkata dengan suara parau, "Ummi, ummi, mari kita pulang. Hari telah malam. Bukankah ummi telah berjanji malam ini akan mengajariku lagi tentang alif, ba, ta, tsa ....? Ummi, cepat pulang ke rumah ummi ..."
Bocah kecil itu akhirnya menangis keras, ketika sang ummi tak jua menjawab ucapannya. Ia semakin bingung dan takut, tak tahu harus berbuat apa. Untuk pulang ke rumah pun ia tak tahu arah.
Akhirnya bocah itu berteriak memanggil bapaknya, "Abi ... Abi ... Abi ..." Namun ia segera terhenti berteriak memanggil sang bapak ketika teringat kemarin sore bapaknya diseret dari rumah oleh beberapa orang berseragam.
"Hai ... siapa kamu?!" teriak segerombolan orang yang tiba-tiba mendekati sang bocah. "Saya Ahmad Izzah, sedang menunggu Ummi ..." jawab sang bocah memohon belas kasih. "Hah ... siapa namamu bocah, coba ulangi!" bentak salah seorang dari mereka.
"Saya Ahmad Izzah ..." sang bocah kembali menjawab dengan agak grogi. Tiba-tiba "plak! sebuah tamparan mendarat di pipi sang bocah. "Hai bocah ...! Wajahmu bagus tapi namamu jelek. Aku benci namamu.
Sekarang kuganti namamu dengan nama yang bagus. Namamu sekarang 'Adolf Roberto' ... Awas! Jangan kau sebut lagi namamu yang jelek itu. Kalau kau sebut lagi nama lamamu itu, nanti akan kubunuh!" ancam laki-laki itu.
Sang bocah meringis ketakutan, sembari tetap meneteskan air mata. Anak laki-laki mungil itu hanya menurut ketika gerombolan itu membawanya keluar lapangan Inkuisisi. Akhirnya bocah tampan itu hidup bersama mereka.
Roberto sadar dari renungannya yang panjang. Pemuda itu melompat ke arah sang tahanan. Secepat kilat dirobeknya baju penjara yang melekat pada tubuh sang ustadz. Ia mencari-cari sesuatu di pusar laki-laki itu. Ketika ia menemukan sebuah 'tanda hitam' ia berteriak histeris, "Abi ... Abi ... Abi ..."
Ia pun menangis keras, tak ubahnya seperti Ahmad Izzah dulu.
Pikirannya terus bergelut dengan masa lalunya. Ia masih ingat betul, bahwa buku kecil yang ada di dalam genggamannya adalah Kitab Suci milik bapanya, yang dulu sering dibawa dan dibaca ayahnya ketika hendak menidurkannya. Ia jua ingat betul ayahnya mempunyai 'tanda hitam' pada bahagian pusar.
Pemuda beringas itu terus meraung dan memeluk erat tubuh renta nan lemah. Tampak sekali ada penyesalan yang amat dalam atas ulahnya selama ini. Lidahnya yang sudah berpuluh-puluh tahun alpa akan Islam, saat itu dengan spontan menyebut, "Abi ... aku masih ingat alif, ba, ta, tsa ..." Hanya sebatas kata itu yang masih terekam dalam benaknya.
Sang ustadz segera membuka mata ketika merasakan ada tetesan hangat yang membasahi wajahnya. Dengan tatapan samar dia masih dapat melihat seseorang yang tadi menyiksanya habis-habisan kini tengah memeluknya. "Tunjuki aku pada jalan yang telah engkau tempuh Abi, tunjukkan aku pada jalan itu ..." Terdengar suara Roberto memelas.
Sang ustadz tengah mengatur nafas untuk berkata-kata, ia lalu memejamkan matanya. Air matanya pun turut berlinang. Betapa tidak, jika sekian puluh tahun kemudian, ternyata ia masih sempat berjumpa dengan buah hatinya, ditempat ini. Sungguh tak masuk akal. Ini semata-mata bukti kebesaran Allah.
Sang Abi dengan susah payah masih bisa berucap. "Anakku, pergilah engkau ke Mesir. Di sana banyak saudaramu. Katakan saja bahwa engkau kenal dengan Syaikh Abdullah Fattah Ismail Al-Andalusy. Belajarlah engkau di negeri itu,"
Setelah selesai berpesan sang ustadz menghembuskan nafas terakhir dengan berbekal kalimah indah "Asyahadu anla Illaaha illallah, wa asyahadu anna Muhammadan Rasullullah ...'. Beliau pergi menemui Rabbnya dengan tersenyum, setelah sekian lama berjuang dibumi yang fana ini.
Kini Ahmah Izzah telah menjadi seorang alim di Mesir. Seluruh hidupnya dibaktikan untuk agama Islam, sebagai ganti kekafiran yang di masa muda sempat disandangnya. Banyak pemuda Islam dari berbagai penjuru dunia berguru dengannya ..." Al-Ustadz Ahmad Izzah Al-Andalusy.
Benarlah firman Allah ...
"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah, tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrahnya itu. Tidak ada perubahan atas fitrah Allah. Itulah agama yang lurus,tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (QS 30:30)
SUBHANALLAH
Semoga kisah ini dapat membuat hati kita luluh dengan hidayah Allah yang mudah-mudahan dapat masuk mengenai qolbu kita untuk tetap taat dan tunduk pada perintah Allah, dan senang untuk dekat kepada-Nya.
Aamiin Ya Rabbal'alaamiin
Setiap sipir penjara membungkukkan badannya rendah-rendah ketika 'algojo penjara' itu berlalu di hadapan mereka. Karena kalau tidak, sepatu 'jenggel' milik tuan Roberto yang fanatik .. itu akan mendarat di wajah mereka.
Roberto marah besar ketika dari sebuah kamar tahanan terdengar seseorang mengumandangkan suara-suara Ayat Suci yang amat ia benci. "Hai ... hentikan suara jelekmu! Hentikan ...!!!" Teriak Roberto sekeras-kerasnya sembari membelalakan mata.
Namun apa yang terjadi? Laki-laki di kamar tahanan tadi tetap saja bersenandung dengan khusyu'nya. Roberto bertambah berang. Algojo penjara itu menghampiri kamar tahanan yang luasnya tak lebih sekadar cukup untuk satu orang.
Dengan congak ia menyemburkan ludahnya ke wajah renta sang tahanan yang keriput hanya tinggal tulang. Tak puas sampai di situ, ia lalu menyulut wajah dan seluruh badan orang tua renta itu dengan rokoknya yang menyala.
Sungguh ajaib... Tak terdengar secuil pun keluh kesakitan. Bibir yang pucat kering milik sang tahanan amat gengsi untuk meneriakkan kata kepatuhan kepada sang Algojo, bibir keringnya hanya berkata lirih "Rabbi, waana'abduka ...".
Tahanan lain yang menyaksikan kebiadaban itu serentak bertakbir sambil berkata, "Bersabarlah wahai ustadz ... Insya Allah tempatmu di Syurga." Melihat kegigihan orang tua yang dipanggil ustadz oleh sesama tahanan, 'algojo penjara' itu bertambah memuncak amarahnya.
Ia perintahkan pegawai penjara untuk membuka sel, dan ditariknya tubuh orang tua itu keras-keras hingga terjerembab di lantai. "Hai orang tua busuk! Bukankah engkau tahu, aku tidak suka bahasa jelekmu itu?! Aku tidak suka apa-apa yang berhubung dengan agamamu!
Sang Ustadz lalu berucap, "Sungguh ... aku sangat merindukan kematian, agar aku segera dapat menjumpai kekasihku yang amat kucintai, Allah SWT. Karena kini aku berada di puncak kebahagiaan karena akan segera menemuiNya, patutkah aku berlutut kepadamu, hai manusia busuk? Jika aku turuti kemauanmu, tentu aku termasuk manusia yang amat bodoh."
Baru saja kata-kata itu terhenti, sepatu laras Roberto sudah mendarat di wajahnya. Laki-laki itu terhuyung. Kemudian jatuh terkapar di lantai penjara dengan wajah bersimbah darah.
Ketika itulah dari saku baju penjaranya yang telah lusuh, meluncur sebuah 'buku kecil'. Adolf Roberto bermaksud memungutnya. Namun tangan sang Ustadz telah terlebih dahulu mengambil dan menggenggamnya eratGKN hbs-erat.
"Berikan buku itu, hai laki-laki dungu!" bentak Roberto. "Haram bagi tanganmu yang kafir dan berlumuran dosa untuk menyentuh barang suci ini!"ucap sang ustadz dengan tatapan menghina pada Roberto.
Tak ada jalan lain, akhirnya Roberto mengambil jalan paksa untuk mendapatkan buku itu. Sepatu laras berbobot dua kilogram itu ia gunakan untuk menginjak jari-jari tangan sang ustadz yang telah lemah. Suara gemeretak tulang yang patah terdengar menggetarkan hati. Namun tidak demikian bagi Roberto.
Laki-laki bengis itu malah merasa bangga mendengar gemeretak tulang yang terputus. Bahkan 'algojo penjara' itu merasa lebih puas lagi ketika melihat tetesan darah mengalir dari jari-jari musuhnya yang telah hancur.
Setelah tangan renta itu tak berdaya, Roberto memungut buku kecil yang membuatnya penasaran. Perlahan Roberto membuka sampul buku yang telah lusuh. Mendadak algojo itu termenung.
"Ah ... sepertinya aku pernah mengenal buku ini. Tapi kapan? Ya, aku pernah mengenal buku ini." suara hati Roberto bertanya-tanya. Perlahan Roberto membuka lembaran pertama itu.
Pemuda berumur tiga puluh tahun itu bertambah terkejut tatkala melihat tulisan-tulisan "aneh" dalam buku itu. Rasanya ia pernah mengenal tulisan seperti itu dahulu. Namun, sekarang tak pernah dilihatnya di bumi Sepanyol. Akhirnya Roberto duduk disamping sang ustadz yang telah melepas nafas-nafas terakhirnya. Wajah bengis sang algojo kini diliputi tanda tanya yang dalam.
Mata Roberto rapat terpejam. Ia berusaha keras mengingat peristiwa yang dialaminya sewaktu masih kanak-kanak. Perlahan, sketsa masa lalu itu tergambar kembali dalam ingatan Roberto.
Pemuda itu teringat ketika suatu sore di masa kanak-kanaknya terjadi kericuhan besar di negeri tempat kelahirannya ini. Sore itu ia melihat peristiwa yang mengerikan di lapangan Inkuisisi (lapangan tempat pembantaian kaum muslimin di Andalusia). Di tempat itu tengah berlangsung pesta darah dan nyawa.
Beribu-ribu jiwa tak berdosa berjatuhan di bumi Andalusia. Di hujung kiri lapangan, beberapa puluh wanita berhijab (jilbab) digantung pada tiang-tiang besi yang terpancang tinggi. Tubuh mereka bergelantungan tertiup angin sore yang kencang, membuat pakaian muslimah yang dikenakan berkibar-kibar di udara.
Sementara, di tengah lapangan ratusan pemuda Islam dibakar hidup-hidup pada tiang-tiang salib, hanya karena tidak mau memasuki agama yang dibawa oleh para rahib.
Seorang bocah laki-laki mungil tampan, berumur tujuh tahunan, malam itu masih berdiri tegak di lapangan Inkuisisi yang telah senyap. Korban-korban kebiadaban itu telah syahid semua.
Bocah mungil itu mencucurkan airmatanya menatap sang ibu yang terkulai lemah di tiang gantungan. Perlahan-lahan bocah itu mendekati tubuh sang ummi ( ibu ) yang tak sudah bernyawa, sembari menggayuti abayanya.
Sang bocah berkata dengan suara parau, "Ummi, ummi, mari kita pulang. Hari telah malam. Bukankah ummi telah berjanji malam ini akan mengajariku lagi tentang alif, ba, ta, tsa ....? Ummi, cepat pulang ke rumah ummi ..."
Bocah kecil itu akhirnya menangis keras, ketika sang ummi tak jua menjawab ucapannya. Ia semakin bingung dan takut, tak tahu harus berbuat apa. Untuk pulang ke rumah pun ia tak tahu arah.
Akhirnya bocah itu berteriak memanggil bapaknya, "Abi ... Abi ... Abi ..." Namun ia segera terhenti berteriak memanggil sang bapak ketika teringat kemarin sore bapaknya diseret dari rumah oleh beberapa orang berseragam.
"Hai ... siapa kamu?!" teriak segerombolan orang yang tiba-tiba mendekati sang bocah. "Saya Ahmad Izzah, sedang menunggu Ummi ..." jawab sang bocah memohon belas kasih. "Hah ... siapa namamu bocah, coba ulangi!" bentak salah seorang dari mereka.
"Saya Ahmad Izzah ..." sang bocah kembali menjawab dengan agak grogi. Tiba-tiba "plak! sebuah tamparan mendarat di pipi sang bocah. "Hai bocah ...! Wajahmu bagus tapi namamu jelek. Aku benci namamu.
Sekarang kuganti namamu dengan nama yang bagus. Namamu sekarang 'Adolf Roberto' ... Awas! Jangan kau sebut lagi namamu yang jelek itu. Kalau kau sebut lagi nama lamamu itu, nanti akan kubunuh!" ancam laki-laki itu.
Sang bocah meringis ketakutan, sembari tetap meneteskan air mata. Anak laki-laki mungil itu hanya menurut ketika gerombolan itu membawanya keluar lapangan Inkuisisi. Akhirnya bocah tampan itu hidup bersama mereka.
Roberto sadar dari renungannya yang panjang. Pemuda itu melompat ke arah sang tahanan. Secepat kilat dirobeknya baju penjara yang melekat pada tubuh sang ustadz. Ia mencari-cari sesuatu di pusar laki-laki itu. Ketika ia menemukan sebuah 'tanda hitam' ia berteriak histeris, "Abi ... Abi ... Abi ..."
Ia pun menangis keras, tak ubahnya seperti Ahmad Izzah dulu.
Pikirannya terus bergelut dengan masa lalunya. Ia masih ingat betul, bahwa buku kecil yang ada di dalam genggamannya adalah Kitab Suci milik bapanya, yang dulu sering dibawa dan dibaca ayahnya ketika hendak menidurkannya. Ia jua ingat betul ayahnya mempunyai 'tanda hitam' pada bahagian pusar.
Pemuda beringas itu terus meraung dan memeluk erat tubuh renta nan lemah. Tampak sekali ada penyesalan yang amat dalam atas ulahnya selama ini. Lidahnya yang sudah berpuluh-puluh tahun alpa akan Islam, saat itu dengan spontan menyebut, "Abi ... aku masih ingat alif, ba, ta, tsa ..." Hanya sebatas kata itu yang masih terekam dalam benaknya.
Sang ustadz segera membuka mata ketika merasakan ada tetesan hangat yang membasahi wajahnya. Dengan tatapan samar dia masih dapat melihat seseorang yang tadi menyiksanya habis-habisan kini tengah memeluknya. "Tunjuki aku pada jalan yang telah engkau tempuh Abi, tunjukkan aku pada jalan itu ..." Terdengar suara Roberto memelas.
Sang ustadz tengah mengatur nafas untuk berkata-kata, ia lalu memejamkan matanya. Air matanya pun turut berlinang. Betapa tidak, jika sekian puluh tahun kemudian, ternyata ia masih sempat berjumpa dengan buah hatinya, ditempat ini. Sungguh tak masuk akal. Ini semata-mata bukti kebesaran Allah.
Sang Abi dengan susah payah masih bisa berucap. "Anakku, pergilah engkau ke Mesir. Di sana banyak saudaramu. Katakan saja bahwa engkau kenal dengan Syaikh Abdullah Fattah Ismail Al-Andalusy. Belajarlah engkau di negeri itu,"
Setelah selesai berpesan sang ustadz menghembuskan nafas terakhir dengan berbekal kalimah indah "Asyahadu anla Illaaha illallah, wa asyahadu anna Muhammadan Rasullullah ...'. Beliau pergi menemui Rabbnya dengan tersenyum, setelah sekian lama berjuang dibumi yang fana ini.
Kini Ahmah Izzah telah menjadi seorang alim di Mesir. Seluruh hidupnya dibaktikan untuk agama Islam, sebagai ganti kekafiran yang di masa muda sempat disandangnya. Banyak pemuda Islam dari berbagai penjuru dunia berguru dengannya ..." Al-Ustadz Ahmad Izzah Al-Andalusy.
Benarlah firman Allah ...
"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah, tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrahnya itu. Tidak ada perubahan atas fitrah Allah. Itulah agama yang lurus,tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (QS 30:30)
SUBHANALLAH
Semoga kisah ini dapat membuat hati kita luluh dengan hidayah Allah yang mudah-mudahan dapat masuk mengenai qolbu kita untuk tetap taat dan tunduk pada perintah Allah, dan senang untuk dekat kepada-Nya.
Aamiin Ya Rabbal'alaamiin
Sakaratul Maut
"Kalau sekiranya kamu dapat melihat malaikat-malaikat mencabut nyawa orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka serta berkata, "Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar." (niscaya kamu akan merasa sangat ngeri) (QS. Al-Anfal {8} : 50).
"Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya (sambil berkata), "Keluarkanlah nyawamu !" Pada hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Alloh (perkataan) yang tidak benar dan kerena kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya". (Qs. Al- An'am : 93).
Cara Malaikat Izrail mencabut nyawa tergantung dari amal perbuatan orang yang bersangkutan, bila orang yang akan meninggal dunia itu durhaka kepada Alloh, maka Malaikat Izrail mencabut nyawa secara kasar. Sebaliknya, bila terhadap orang yang soleh, cara mencabutnya dengan lemah lembut dan dengan hati-hati. Namun demikian peristiwa terpisahnya nyawa dengan raga tetap teramat menyakitkan.
"Sakitnya sakaratul maut itu, kira-kira tiga ratus kali sakitnya dipukul pedang". (H.R. Ibnu Abu Dunya).
Di dalam kisah Nabi Idris a.s, beliau adalah seorang ahli ibadah, kuat mengerjakan sholat sampai puluhan raka'at dalam sehari semalam dan selalu berzikir di dalam kesibukannya sehari-hari. Catatan amal Nabi Idris a.s yang sedemikian banyak, setiap malam naik ke langit. Hal itulah yang sangat menarik perhatian Malaikat Maut, Izrail. Maka bermohonlah ia kepada Alloh Swt agar di perkenankan mengunjungi Nabi Idris a.s. di dunia. Alloh Swt, mengabulkan permohonan Malaikat Izrail, maka turunlah ia ke dunia dengan menjelma sebagai seorang lelaki tampan, dan bertamu kerumah Nabi Idris.
"Assalamu'alaikum, yaa Nabi Alloh". Salam Malaikat Izrail,
"Wa'alaikum salam wa rahmatulloh". Jawab Nabi Idris a.s.
Beliau sama sekali tidak mengetahui, bahwa lelaki yang bertamu ke rumahnya itu adalah Malaikat Izrail. Seperti tamu yang lain, Nabi Idris a.s. melayani Malaikat Izrail, dan ketika tiba saat berbuka puasa, Nabi Idris a.s. mengajaknya makan bersama, namun di tolak oleh Malaikat Izrail. Selesai berbuka puasa, seperti biasanya, Nabi Idris a.s mengkhususkan waktunya "menghadap". Alloh sampai keesokan harinya. Semua itu tidak lepas dari perhatian Malaikat Izrail. Juga ketika Nabi Idris terus-menerus berzikir dalam melakukan kesibukan sehari-harinya, dan hanya berbicara yang baik-baik saja. Pada suatu hari yang cerah, Nabi Idris a.s mengajak jalan-jalan "tamunya". Itu ke sebuah perkebunan di mana pohon-pohonnya sedang berbuah, ranum dan menggiurkan.
"Izinkanlah saya memetik buah-buahan ini untuk kita". pinta Malaikat Izrail (menguji Nabi Idris a.s). "Subhanalloh, (Maha Suci Alloh)" kata Nabi Idris a.s. "Kenapa ?" Malaikat Izrail pura-pura terkejut.
"Buah-buahan ini bukan milik kita". Ungkap Nabi Idris a.s. Kemudian Beliau berkata: "Semalam anda menolak makanan yang halal, kini anda menginginkan makanan yang haram". Malaikat Izrail tidak menjawab. Nabi Idris a.s perhatikan wajah tamunya yang tidak merasa bersalah. Diam-diam beliau penasaran tentang tamu yang belum dikenalnya itu. Siapakah gerangan ? pikir Nabi Idris a.s.
"Siapakah engkau sebenarnya ?" tanya Nabi Idris a.s.
"Aku Malaikat Izrail". Jawab Malaikat Izrail. Nabi Idris a.s terkejut, hampir tak percaya, seketika tubuhnya bergetar tak berdaya. "Apakah kedatanganmu untuk mencabut nyawaku ?" selidik Nabi Idris a.s serius.
"Tidak" Senyum Malaikat Izrail penuh hormat.
"Atas izin Alloh, aku sekedar berziarah kepadamu". Jawab Malaikat Izrail. Nabi Idris manggut-manggut, beberapa lama kemudian beliau hanya terdiam. "Aku punya keinginan kepadamu". Tutur Nabi Idris a.s "Apa itu ? katakanlah !". Jawab Malaikat Izrail. "Kumohon engkau bersedia mencabut nyawaku sekarang. Lalu mintalah kepada Alloh SWT untuk menghidupkanku kembali, agar bertambah rasa takutku kepada-Nya dan meningkatkan amal ibadahku". Pinta Nabi Idris a.s. "Tanpa seizin Alloh, aku tak dapat melakukannya", tolak Malaikat Izrail.
Pada saat itu pula Alloh SWT memerintahkan Malaikat Izrail agar mengabulkan permintaan Nabi Idris a.s. Dengan izin Alloh Malaikat Izrail segera mencabut nyawa Nabi Idris a.s. sesudah itu beliau wafat. Malaikat Izrail menangis, memohonlah ia kepada Alloh SWT agar menghidupkan Nabi Idris a.s. kembali. Alloh mengabulkan permohonannya. Setelah dikabulkan Allah Nabi Idris a.s. hidup kembali.
"Bagaimanakah rasa mati itu, sahabatku ?" Tanya Malaikat Izrail.
"Seribu kali lebih sakit dari binatang hidup dikuliti". Jawab Nabi Idris a.s.
"Caraku yang lemah lembut itu, baru kulakukan terhadapmu". Kata Malaikat Izrail.
MasyaAlloh, lemah-lembutnya Malaikat Maut (Izrail) itu terhadap Nabi Idris a.s.
Bagaimanakah jika sakaratul maut itu, datang kepada kita ?
Siapkah kita untuk menghadapinya ?
"Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya (sambil berkata), "Keluarkanlah nyawamu !" Pada hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Alloh (perkataan) yang tidak benar dan kerena kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya". (Qs. Al- An'am : 93).
Cara Malaikat Izrail mencabut nyawa tergantung dari amal perbuatan orang yang bersangkutan, bila orang yang akan meninggal dunia itu durhaka kepada Alloh, maka Malaikat Izrail mencabut nyawa secara kasar. Sebaliknya, bila terhadap orang yang soleh, cara mencabutnya dengan lemah lembut dan dengan hati-hati. Namun demikian peristiwa terpisahnya nyawa dengan raga tetap teramat menyakitkan.
"Sakitnya sakaratul maut itu, kira-kira tiga ratus kali sakitnya dipukul pedang". (H.R. Ibnu Abu Dunya).
Di dalam kisah Nabi Idris a.s, beliau adalah seorang ahli ibadah, kuat mengerjakan sholat sampai puluhan raka'at dalam sehari semalam dan selalu berzikir di dalam kesibukannya sehari-hari. Catatan amal Nabi Idris a.s yang sedemikian banyak, setiap malam naik ke langit. Hal itulah yang sangat menarik perhatian Malaikat Maut, Izrail. Maka bermohonlah ia kepada Alloh Swt agar di perkenankan mengunjungi Nabi Idris a.s. di dunia. Alloh Swt, mengabulkan permohonan Malaikat Izrail, maka turunlah ia ke dunia dengan menjelma sebagai seorang lelaki tampan, dan bertamu kerumah Nabi Idris.
"Assalamu'alaikum, yaa Nabi Alloh". Salam Malaikat Izrail,
"Wa'alaikum salam wa rahmatulloh". Jawab Nabi Idris a.s.
Beliau sama sekali tidak mengetahui, bahwa lelaki yang bertamu ke rumahnya itu adalah Malaikat Izrail. Seperti tamu yang lain, Nabi Idris a.s. melayani Malaikat Izrail, dan ketika tiba saat berbuka puasa, Nabi Idris a.s. mengajaknya makan bersama, namun di tolak oleh Malaikat Izrail. Selesai berbuka puasa, seperti biasanya, Nabi Idris a.s mengkhususkan waktunya "menghadap". Alloh sampai keesokan harinya. Semua itu tidak lepas dari perhatian Malaikat Izrail. Juga ketika Nabi Idris terus-menerus berzikir dalam melakukan kesibukan sehari-harinya, dan hanya berbicara yang baik-baik saja. Pada suatu hari yang cerah, Nabi Idris a.s mengajak jalan-jalan "tamunya". Itu ke sebuah perkebunan di mana pohon-pohonnya sedang berbuah, ranum dan menggiurkan.
"Izinkanlah saya memetik buah-buahan ini untuk kita". pinta Malaikat Izrail (menguji Nabi Idris a.s). "Subhanalloh, (Maha Suci Alloh)" kata Nabi Idris a.s. "Kenapa ?" Malaikat Izrail pura-pura terkejut.
"Buah-buahan ini bukan milik kita". Ungkap Nabi Idris a.s. Kemudian Beliau berkata: "Semalam anda menolak makanan yang halal, kini anda menginginkan makanan yang haram". Malaikat Izrail tidak menjawab. Nabi Idris a.s perhatikan wajah tamunya yang tidak merasa bersalah. Diam-diam beliau penasaran tentang tamu yang belum dikenalnya itu. Siapakah gerangan ? pikir Nabi Idris a.s.
"Siapakah engkau sebenarnya ?" tanya Nabi Idris a.s.
"Aku Malaikat Izrail". Jawab Malaikat Izrail. Nabi Idris a.s terkejut, hampir tak percaya, seketika tubuhnya bergetar tak berdaya. "Apakah kedatanganmu untuk mencabut nyawaku ?" selidik Nabi Idris a.s serius.
"Tidak" Senyum Malaikat Izrail penuh hormat.
"Atas izin Alloh, aku sekedar berziarah kepadamu". Jawab Malaikat Izrail. Nabi Idris manggut-manggut, beberapa lama kemudian beliau hanya terdiam. "Aku punya keinginan kepadamu". Tutur Nabi Idris a.s "Apa itu ? katakanlah !". Jawab Malaikat Izrail. "Kumohon engkau bersedia mencabut nyawaku sekarang. Lalu mintalah kepada Alloh SWT untuk menghidupkanku kembali, agar bertambah rasa takutku kepada-Nya dan meningkatkan amal ibadahku". Pinta Nabi Idris a.s. "Tanpa seizin Alloh, aku tak dapat melakukannya", tolak Malaikat Izrail.
Pada saat itu pula Alloh SWT memerintahkan Malaikat Izrail agar mengabulkan permintaan Nabi Idris a.s. Dengan izin Alloh Malaikat Izrail segera mencabut nyawa Nabi Idris a.s. sesudah itu beliau wafat. Malaikat Izrail menangis, memohonlah ia kepada Alloh SWT agar menghidupkan Nabi Idris a.s. kembali. Alloh mengabulkan permohonannya. Setelah dikabulkan Allah Nabi Idris a.s. hidup kembali.
"Bagaimanakah rasa mati itu, sahabatku ?" Tanya Malaikat Izrail.
"Seribu kali lebih sakit dari binatang hidup dikuliti". Jawab Nabi Idris a.s.
"Caraku yang lemah lembut itu, baru kulakukan terhadapmu". Kata Malaikat Izrail.
MasyaAlloh, lemah-lembutnya Malaikat Maut (Izrail) itu terhadap Nabi Idris a.s.
Bagaimanakah jika sakaratul maut itu, datang kepada kita ?
Siapkah kita untuk menghadapinya ?
Islam dan Sains
Pemikiran Barat saat ini berada di antara konflik antara agama dan sains. Hampir bisa dikatakan mustahil
bagi seorang pemikir Barat saat ini untuk menerima fakta bahwa ada daerah pertemuan antara agama dan
sains. Bible yang dipercaya oleh orang-orang Kristen menyatakan bahwa pohon terlarang yang dimakan oleh
Nabi Adam as adalah pohon pengetahuan. Sehingga setelah dia memakannya, dia memperoleh pengetahuan
yang pasti yang tidak pernah dimiliki sebelumnya. Dengan alasan ini, Negara Eropa menghabiskan waktu dua
abad memperdebatkan apakah mereka akan menerima pengetahuan ilmiah (sains) yang datang dari para
ilmuwan Muslim ataukah tidak.
Gereja menetapkan bahwa perburuan terhadap pengetahuan ilmiah semacam itu adalah penyebab adanya 'dosa awal'.Keuskupan menunjukkan bukti dari Perjanjian Lama (Old Testament/Torah/Taurat), di mana disebutkan bahwa ketika Adam memakan pohon itu dan memperoleh pengetahuan, Allah tidak senang terhadapnya dan menolak untuk memberikan ampun. Oleh karena itu, pengetahuan ilmiah secara keseluruhan dianggap sebagai sesuatu yang tabu oleh Gereja.
Akhirnya, ketika pemikir-pemikir bebas dan para ilmuwan Barat bisa mengalahkan kekuasaan Gereja,
mereka membalas dendam dengan cara yang berlawanan dan berusaha mengurangi kekuatan agama. Mereka berupaya dengan segala cara yang memungkinkan untuk mengatasi kekuasaan Gereja dan mengurangi pengaruhnya sehingga kekuasaannya ditekan dan disudutkan ke tempat yang sesempit mungkin.
Karenanya, jika Anda ingin berdiskusi tentang agama dan sains dengan orang Barat, mereka akan merasa
sangat heran. Mereka belum mengetahui Islam yang sebenarnya. Mereka tidak mengetahui bahwa Islam
memberikan status yang sangat tinggi terhadap ilmu pengetahuan dan orang-orang yang berilmu, menghargai
mereka sebagai saksi-saksi, setelah para malaikat, akan fakta bahwa tidak ada Tuhan selain Allah,
sebagaimana Allah sendiri telah mengatakan kepada kita dalam Al-Quran:
Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menegakkan
keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu) ...
(Quran 3:18)
Dan Allah, Yang Maha Mulia dan Maha Agung telah memberitahu kita:
Maka ketahuilah, bahwa tidak ada Ilah (Yang Haq) melainkan Allah ...
(Quran 47:19)
Telah diketahui dari Al-Quran bahwa Adam as telah dianugerahi kelebihan dari para malaikat dengan
keahliannya terhadap ilmu pengetahuan yang telah diberikan kepadanya oleh Allah. Cerita Al-Quran
berlawanan dengan apa yang ada dalam Bible yang menurut kepercayaan Muslim telah diubah dari aslinya.
Menurut Al-Quran, kenyataan bahwa Adam dianugerahi pengetahuan adalah suatu tanda kehormatan, dan bukan merupakan penyebab terusirnya Adam dari surga. Oleh karena itu, jika seseorang mendiskusikan Islam dan sains dengan pemikir-pemikir Barat, mereka cenderung mengharapkan dalih atau alasan yang sama dengan apa yang mereka ketahui dari kultur agama mereka sendiri [mayoritas Kristen]. Inilah sebabnya mengapa mereka sangat terkejut ketika ditunjukkan fakta-fakta dari Al-Quran dan Sunnah yang sangat jelas kepada mereka.
Diantara mereka yang terkejut adalah Dr. Joe Leigh Simpson, Ketua Departemen Kandungan dan Gineakologi, Profesor Mulekuler dan Genetika Manusia di Baylor College of Medicine, Houston. Ketika kami pertama kali bertemu dengan dia, Profesor Simpson bersikeras untuk membuktian kebenaran Al-Quran dan Sunnah. Akhirnya kami berhasil menghilangkan kecurigaan dia. Kami menunjukkan kepadanya teks yang menyatakan tentang perkembangan embrio. Kami membuktikan kepadanya bahwa Al-Quran menginformasikan kepada kita bahwa sifat bawaan keturunan (hereditery) dan kromosom (bagian sel yang membawa sifat keturunan) yang membuat individu baru terjadi hanya setelah terjadi penggabungan antara sperma (cairan kental yang keluar dari laki-laki pada saat persetubuhan) dan ovum (indung telur pada wanita). Sebagaimana kita ketahui, kromosom-kromosom ini membawa semua sifat-sifat yang diwarisi oleh individu baru, antara lain: warna mata, kulit, rambut, dan sebagainya.
Demikianlah, rincian detail sifat turunan manusia ditentukan oleh kromosom-kromosom yang dimilikinya.
Kromosom-kromosom ini mulai dibentuk pada tahap awal nutfah dari perkembangan embrio. Dengan kata lain, ciri-ciri yang membedakan individu baru ditentukan pada tahap paling awal dari tahap nutfah. Allah Yang
Maha Mulia dan Maha Agung telah menyatakan fakta ini dalam Al-Quran: Binasalah manusia; alangkah amat sangat kekafirannya. Dari apakah Allah menciptakannya. Dari nutfah (setetes mani), Allah menciptakannya lalu menentukannya.
(Quran 80:17-19)
Selama 40 hari pertama dari masa kehamilan, seluruh anggota badan dan organ tubuh telah terbentuk dengan
lengkap secara berurutan. Kita bisa melihat pada attachments bahwa organ-organ mulai dibentuk, disusun,
dan janin kelihatan terbalik. Nabi Muhammad saw telah menginformasikan kepada kita dalam sebuah hadits:
Dalam setiap diri kalian, semua komponen-komponen pembentukan kalian dikumpulkan bersama dalam rahim ibumu selama 40 hari. (Hadits Sahih riwayat Muslim dan Bukhari)
Dalam hadits yang lain, Nabi Muhammad saw bersabda:
Ketika nutfah (tetesan mani) telah lewat masa empat puluh dua malam, Allah mengirimkan seorang malaikat
kepadanya, kemudian membentuknya, membuat telinga, mata, kulit, daging dan tulang-tulangnya. Kemudian
berkata, 'Ya Tuhan, apakah dia laki-laki ataukah perempuan?' dan Tuhan kamu memutuskan apa yang
dikehendaki-Nya. (Muslim).
Profesor Simpson mempelajari kedua hadits ini dengan sungguh-sungguh, menyatakan bahwa pada awal 40 hari terlihat sebuah perbedaan yang jelas dalam tahap embriogenesis. Dia sangat terkesan dengan ketepatan
dan keakuratan hadits-hadits tersebut. Kemudian pada salah satu dari konferensi yang dihadirinya, dia
memberikan pendapat sebagai berikut: Kedua hadits yang telah disebutkan itu bisa memberi kita tabel waktu
yang terperinci untuk tahap utama dalam perkembangan embrio sebelum 40 hari. Sekali lagi, telah dinyatakan berulang-ulang oleh pembicara-pembicara lain pagi ini bahwa hadits-hadits ini tidak mungkin diperoleh atas dasar pengetahuan ilmiah yang tersedia pada saat hadits ini dicatat.
Profesor Simpson mengatakan bahwa agama bisa berhasil membimbing kepada jalan yang benar untuk memperoleh pengetahuan. Barat, sebagaimana telah kita katakan sebelumnya, menolak fakta ini. Inilah seorang ilmuwan Amerika yang mengatakan bahwa agama, sebut saja: Islam, berhasil meraih predikat ini dengan gemilang. Dengan analogi, jika Anda pergi ke sebuah pabrik dan mempunyai panduan operasi (operation manual) pabrik tersebut, maka Anda akan bisa dengan mudah memahami ragam operasi yang terjadi pada pabrik tersebut, terima kasih untuk panduan yang dibuat oleh pendesain dan pembangun pabrik. Jika Anda tidak memiliki buku panduan tersebut, maka sangat mungkin Anda akan mengalami banyak kesulitan dalam memahami berbagai macam proses yang terjadi di sana.
Profesor Simpson mengatakan: Menurut saya, bukan hanya merupakan suatu kenyataan bahwa tidak ada perbedaan antara teori genetika dan agama, bahkan, pada kenyataannya, agama bisa membimbing sains dengan menambahkan wahyu kepada beberapa pendekatan ilmiah secara tradisional. Bahwa ada pernyataan-pernyataan dalam Al-Quran yang dapat ditunjukkan dengan tepat oleh pengetahuan ilmiah, yang mendukung pernyataan bahwa pengetahuan dalam Al-Quran diturunkan oleh Allah.
Hal ini adalah sesuatu yang benar. Tentu saja, Muslim bisa menjadi pelopor untuk menemukan pengetahuan baru dan mereka bisa menyesuaikan pengetahuan yang diperoleh menuju ke tempat yang semestinya. Lebih jauh lagi, Muslim mengetahui bagaimana menggunakan pengetahuan sebagai bukti akan keberadaan Allah Yang Maha Mulia dan Maha Agung, dan untuk menegaskan tentang kebenaran Kerasulan Muhammad saw.
Allah berfirman dalam Al-Quran:
'Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Quran itu benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?'
(Quran 41:53)
Setelah menyadari dengan melihat contoh-contoh keajaiban ilmiah yang ada dalam Al-Quran dan setelah
mengetahui komentar-komentar yang berkaitan dengannya dari para ilmuwan yang obyektif, mari kita tanyakan diri kita sendiri pertanyaan-pertanyaan berikut:
a.Apakah hal ini hanyalah suatu kebetulan belaka bahwa semua temuan mutakhir yang dihimpun dari berbagai
sumber ini ternyata telah disebutkan dalam Al-Quran yang diturunkan 14 abad yang lalu?
b.Dapatkah Al-Quran ini dibuat oleh Muhammad saw atau oleh manusia lain?
Satu-satunya jawaban yang mungkin untuk pertanyaan-pertanyaan ini adalah 'Al-Quran ini
pastilah firman Allah yang diturunkan-Nya'. Al-Quran adalah firman Allah yang diturunkan kepada Utusan-Nya, Nabi Muhammad saw melalui Malaikat Jibril. Al-Quran dihafalkan oleh Muhammad saw yang kemudian didiktekan kepada sahabat-sahabatnya. Kemudian, mereka menghafalkannya juga, menuliskannya kembali dan selalu memeriksa ulang bacaannya bersama Nabi Muhammad saw.
Lebih jauh lagi, Nabi Muhammad saw selalu memeriksa ulang Al-Quran dengan Malaikat Jibril sekali setiap
Bulan Ramadhan dan dilakukan dua kali pada akhir tahun kenabiannya pada kalendar Islam yang sama. Semenjak Al-Quran diturunkan sampai sekarang, masih banyak jumlah Muslim yang selalu menghafalkan keseluruhan isi Al-Quran, huruf demi huruf. Beberapa diantara mereka bahkan telah hafal Al-Quran pada umur 10 tahun! Sehingga tidak mengherankan ketika kita menyatakan bahwa tidak satu huruf pun dari Al-Quran ini telah diubah selama berabad-abad lamanya hingga sekarang.
Al-Quran, yang diturunkan 14 abad yang lalu menyatakan fakta-fakta yang hanya bisa ditemukan dan dibuktikansecara ilmiah oleh para ilmuwan baru-baru ini saja. Hal ini membuktikan bahwa Al-Quran adalah firman Allahyang asli, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw dan dengan demikian juga membuktikan bahwa Muhammadsaw sesungguhnya adalah seorang Utusan dan Nabi yang dikirim oleh Allah. Adalah di luar jangkauan akal bahwa seorang manusia biasa seribu empat ratus tahun yang lalu bisa mengetahui fakta-fakta yang baru bisa ditemukan dan dibuktikan dengan peralatan-peralatan yang maju dan metoda-metoda yang rumit dan canggihseperti saat ini.
bagi seorang pemikir Barat saat ini untuk menerima fakta bahwa ada daerah pertemuan antara agama dan
sains. Bible yang dipercaya oleh orang-orang Kristen menyatakan bahwa pohon terlarang yang dimakan oleh
Nabi Adam as adalah pohon pengetahuan. Sehingga setelah dia memakannya, dia memperoleh pengetahuan
yang pasti yang tidak pernah dimiliki sebelumnya. Dengan alasan ini, Negara Eropa menghabiskan waktu dua
abad memperdebatkan apakah mereka akan menerima pengetahuan ilmiah (sains) yang datang dari para
ilmuwan Muslim ataukah tidak.
Gereja menetapkan bahwa perburuan terhadap pengetahuan ilmiah semacam itu adalah penyebab adanya 'dosa awal'.Keuskupan menunjukkan bukti dari Perjanjian Lama (Old Testament/Torah/Taurat), di mana disebutkan bahwa ketika Adam memakan pohon itu dan memperoleh pengetahuan, Allah tidak senang terhadapnya dan menolak untuk memberikan ampun. Oleh karena itu, pengetahuan ilmiah secara keseluruhan dianggap sebagai sesuatu yang tabu oleh Gereja.
Akhirnya, ketika pemikir-pemikir bebas dan para ilmuwan Barat bisa mengalahkan kekuasaan Gereja,
mereka membalas dendam dengan cara yang berlawanan dan berusaha mengurangi kekuatan agama. Mereka berupaya dengan segala cara yang memungkinkan untuk mengatasi kekuasaan Gereja dan mengurangi pengaruhnya sehingga kekuasaannya ditekan dan disudutkan ke tempat yang sesempit mungkin.
Karenanya, jika Anda ingin berdiskusi tentang agama dan sains dengan orang Barat, mereka akan merasa
sangat heran. Mereka belum mengetahui Islam yang sebenarnya. Mereka tidak mengetahui bahwa Islam
memberikan status yang sangat tinggi terhadap ilmu pengetahuan dan orang-orang yang berilmu, menghargai
mereka sebagai saksi-saksi, setelah para malaikat, akan fakta bahwa tidak ada Tuhan selain Allah,
sebagaimana Allah sendiri telah mengatakan kepada kita dalam Al-Quran:
Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menegakkan
keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu) ...
(Quran 3:18)
Dan Allah, Yang Maha Mulia dan Maha Agung telah memberitahu kita:
Maka ketahuilah, bahwa tidak ada Ilah (Yang Haq) melainkan Allah ...
(Quran 47:19)
Telah diketahui dari Al-Quran bahwa Adam as telah dianugerahi kelebihan dari para malaikat dengan
keahliannya terhadap ilmu pengetahuan yang telah diberikan kepadanya oleh Allah. Cerita Al-Quran
berlawanan dengan apa yang ada dalam Bible yang menurut kepercayaan Muslim telah diubah dari aslinya.
Menurut Al-Quran, kenyataan bahwa Adam dianugerahi pengetahuan adalah suatu tanda kehormatan, dan bukan merupakan penyebab terusirnya Adam dari surga. Oleh karena itu, jika seseorang mendiskusikan Islam dan sains dengan pemikir-pemikir Barat, mereka cenderung mengharapkan dalih atau alasan yang sama dengan apa yang mereka ketahui dari kultur agama mereka sendiri [mayoritas Kristen]. Inilah sebabnya mengapa mereka sangat terkejut ketika ditunjukkan fakta-fakta dari Al-Quran dan Sunnah yang sangat jelas kepada mereka.
Diantara mereka yang terkejut adalah Dr. Joe Leigh Simpson, Ketua Departemen Kandungan dan Gineakologi, Profesor Mulekuler dan Genetika Manusia di Baylor College of Medicine, Houston. Ketika kami pertama kali bertemu dengan dia, Profesor Simpson bersikeras untuk membuktian kebenaran Al-Quran dan Sunnah. Akhirnya kami berhasil menghilangkan kecurigaan dia. Kami menunjukkan kepadanya teks yang menyatakan tentang perkembangan embrio. Kami membuktikan kepadanya bahwa Al-Quran menginformasikan kepada kita bahwa sifat bawaan keturunan (hereditery) dan kromosom (bagian sel yang membawa sifat keturunan) yang membuat individu baru terjadi hanya setelah terjadi penggabungan antara sperma (cairan kental yang keluar dari laki-laki pada saat persetubuhan) dan ovum (indung telur pada wanita). Sebagaimana kita ketahui, kromosom-kromosom ini membawa semua sifat-sifat yang diwarisi oleh individu baru, antara lain: warna mata, kulit, rambut, dan sebagainya.
Demikianlah, rincian detail sifat turunan manusia ditentukan oleh kromosom-kromosom yang dimilikinya.
Kromosom-kromosom ini mulai dibentuk pada tahap awal nutfah dari perkembangan embrio. Dengan kata lain, ciri-ciri yang membedakan individu baru ditentukan pada tahap paling awal dari tahap nutfah. Allah Yang
Maha Mulia dan Maha Agung telah menyatakan fakta ini dalam Al-Quran: Binasalah manusia; alangkah amat sangat kekafirannya. Dari apakah Allah menciptakannya. Dari nutfah (setetes mani), Allah menciptakannya lalu menentukannya.
(Quran 80:17-19)
Selama 40 hari pertama dari masa kehamilan, seluruh anggota badan dan organ tubuh telah terbentuk dengan
lengkap secara berurutan. Kita bisa melihat pada attachments bahwa organ-organ mulai dibentuk, disusun,
dan janin kelihatan terbalik. Nabi Muhammad saw telah menginformasikan kepada kita dalam sebuah hadits:
Dalam setiap diri kalian, semua komponen-komponen pembentukan kalian dikumpulkan bersama dalam rahim ibumu selama 40 hari. (Hadits Sahih riwayat Muslim dan Bukhari)
Dalam hadits yang lain, Nabi Muhammad saw bersabda:
Ketika nutfah (tetesan mani) telah lewat masa empat puluh dua malam, Allah mengirimkan seorang malaikat
kepadanya, kemudian membentuknya, membuat telinga, mata, kulit, daging dan tulang-tulangnya. Kemudian
berkata, 'Ya Tuhan, apakah dia laki-laki ataukah perempuan?' dan Tuhan kamu memutuskan apa yang
dikehendaki-Nya. (Muslim).
Profesor Simpson mempelajari kedua hadits ini dengan sungguh-sungguh, menyatakan bahwa pada awal 40 hari terlihat sebuah perbedaan yang jelas dalam tahap embriogenesis. Dia sangat terkesan dengan ketepatan
dan keakuratan hadits-hadits tersebut. Kemudian pada salah satu dari konferensi yang dihadirinya, dia
memberikan pendapat sebagai berikut: Kedua hadits yang telah disebutkan itu bisa memberi kita tabel waktu
yang terperinci untuk tahap utama dalam perkembangan embrio sebelum 40 hari. Sekali lagi, telah dinyatakan berulang-ulang oleh pembicara-pembicara lain pagi ini bahwa hadits-hadits ini tidak mungkin diperoleh atas dasar pengetahuan ilmiah yang tersedia pada saat hadits ini dicatat.
Profesor Simpson mengatakan bahwa agama bisa berhasil membimbing kepada jalan yang benar untuk memperoleh pengetahuan. Barat, sebagaimana telah kita katakan sebelumnya, menolak fakta ini. Inilah seorang ilmuwan Amerika yang mengatakan bahwa agama, sebut saja: Islam, berhasil meraih predikat ini dengan gemilang. Dengan analogi, jika Anda pergi ke sebuah pabrik dan mempunyai panduan operasi (operation manual) pabrik tersebut, maka Anda akan bisa dengan mudah memahami ragam operasi yang terjadi pada pabrik tersebut, terima kasih untuk panduan yang dibuat oleh pendesain dan pembangun pabrik. Jika Anda tidak memiliki buku panduan tersebut, maka sangat mungkin Anda akan mengalami banyak kesulitan dalam memahami berbagai macam proses yang terjadi di sana.
Profesor Simpson mengatakan: Menurut saya, bukan hanya merupakan suatu kenyataan bahwa tidak ada perbedaan antara teori genetika dan agama, bahkan, pada kenyataannya, agama bisa membimbing sains dengan menambahkan wahyu kepada beberapa pendekatan ilmiah secara tradisional. Bahwa ada pernyataan-pernyataan dalam Al-Quran yang dapat ditunjukkan dengan tepat oleh pengetahuan ilmiah, yang mendukung pernyataan bahwa pengetahuan dalam Al-Quran diturunkan oleh Allah.
Hal ini adalah sesuatu yang benar. Tentu saja, Muslim bisa menjadi pelopor untuk menemukan pengetahuan baru dan mereka bisa menyesuaikan pengetahuan yang diperoleh menuju ke tempat yang semestinya. Lebih jauh lagi, Muslim mengetahui bagaimana menggunakan pengetahuan sebagai bukti akan keberadaan Allah Yang Maha Mulia dan Maha Agung, dan untuk menegaskan tentang kebenaran Kerasulan Muhammad saw.
Allah berfirman dalam Al-Quran:
'Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Quran itu benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?'
(Quran 41:53)
Setelah menyadari dengan melihat contoh-contoh keajaiban ilmiah yang ada dalam Al-Quran dan setelah
mengetahui komentar-komentar yang berkaitan dengannya dari para ilmuwan yang obyektif, mari kita tanyakan diri kita sendiri pertanyaan-pertanyaan berikut:
a.Apakah hal ini hanyalah suatu kebetulan belaka bahwa semua temuan mutakhir yang dihimpun dari berbagai
sumber ini ternyata telah disebutkan dalam Al-Quran yang diturunkan 14 abad yang lalu?
b.Dapatkah Al-Quran ini dibuat oleh Muhammad saw atau oleh manusia lain?
Satu-satunya jawaban yang mungkin untuk pertanyaan-pertanyaan ini adalah 'Al-Quran ini
pastilah firman Allah yang diturunkan-Nya'. Al-Quran adalah firman Allah yang diturunkan kepada Utusan-Nya, Nabi Muhammad saw melalui Malaikat Jibril. Al-Quran dihafalkan oleh Muhammad saw yang kemudian didiktekan kepada sahabat-sahabatnya. Kemudian, mereka menghafalkannya juga, menuliskannya kembali dan selalu memeriksa ulang bacaannya bersama Nabi Muhammad saw.
Lebih jauh lagi, Nabi Muhammad saw selalu memeriksa ulang Al-Quran dengan Malaikat Jibril sekali setiap
Bulan Ramadhan dan dilakukan dua kali pada akhir tahun kenabiannya pada kalendar Islam yang sama. Semenjak Al-Quran diturunkan sampai sekarang, masih banyak jumlah Muslim yang selalu menghafalkan keseluruhan isi Al-Quran, huruf demi huruf. Beberapa diantara mereka bahkan telah hafal Al-Quran pada umur 10 tahun! Sehingga tidak mengherankan ketika kita menyatakan bahwa tidak satu huruf pun dari Al-Quran ini telah diubah selama berabad-abad lamanya hingga sekarang.
Al-Quran, yang diturunkan 14 abad yang lalu menyatakan fakta-fakta yang hanya bisa ditemukan dan dibuktikansecara ilmiah oleh para ilmuwan baru-baru ini saja. Hal ini membuktikan bahwa Al-Quran adalah firman Allahyang asli, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw dan dengan demikian juga membuktikan bahwa Muhammadsaw sesungguhnya adalah seorang Utusan dan Nabi yang dikirim oleh Allah. Adalah di luar jangkauan akal bahwa seorang manusia biasa seribu empat ratus tahun yang lalu bisa mengetahui fakta-fakta yang baru bisa ditemukan dan dibuktikan dengan peralatan-peralatan yang maju dan metoda-metoda yang rumit dan canggihseperti saat ini.
Saturday, 12 April 2014
Meninggalkan Khianat Menambah Rahmad
Al-Qadhi Abu Bakar Muhammad bin Abdul Baqi bin Muhammad AI-Bazzar AI-Anshari mengisahkan: "Dulu, aku pernah berada di Makkah -semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala selalu menjaganya-, suatu hari aku merasakan lapar yang sangat. Aku tidak mendapatkan sesuatu yang dapat menghilangkan laparku. Tiba-tiba aku menemukan sebuah kantong dari sutera yang diikat dengan kaos kaki yang terbuat dari sutera pula. Aku memungutnya dan membawanya pulang ke rumah. Ketika aku buka, aku dapatkan didalamnya sebuah kalung permata yang tak pernah aku lihat sebelumnya.
Aku lalu keluar dari rumah, dan saat itu ada seorang bapak tua yang berteriak mencari kantongnya yang hilang sambil memegang kantong kain yang berisi uang lima ratus dinar. Dia mengatakan, 'Ini adalah bagi orang yang mau mengembalikan kantong sutera yang berisi permata'. Aku berkata pada diriku, 'Aku sedang membutuhkan, aku ini sedang lapar. Aku bisa mengambil uang dinar emas itu untuk aku manfaatkan dan mengembalikan kantong sutera ini padanya'. Maka aku berkata pada bapak tua itu, 'Hai, kemarilah', Lalu aku membawanya ke rumahku. Setibanya di rumah, dia menceritakan padaku ciri kantong sutera itu, ciri-ciri kaos kaki pengikatnya, ciri-ciri permata dan jumlahnya berikut benang yang mengikatnya. Maka aku mengeluarkan dan memberikan kantong itu kepadanya dan dia pun memberikan untukku lima ratus dinar, tetapi aku tidak mau mengambilnya. Aku katakan padanya, 'Memang seharusnya aku mengembalikannya kepadamu tanpa mengambil upah untuk itu'. Ternyata dia bersikeras, 'Kau harus mau menerimanya', sambil memaksaku terus-menerus. Aku tetap pada pendirianku, tak mau menerima. Akhirnya bapak tua itu pun pergi meninggalkanku. Adapun aku, beberapa waktu setelah kejadian itu aku keluar dari kota Makkah dan berlayar dengan perahu. Di tengah laut, perahu tumpangan itu pecah, hampir seluruh penumpang tenggelam dengan harta benda mereka. Tetapi aku selamat, dengan menumpang potongan papan dari pecahan perahu itu. Untuk beberapa waktu aku tetap berada di laut, tak tahu ke mana hendak pergi!
Akhirnya aku tiba di sebuah pulau yang berpenduduk. Aku duduk di salah satu masjid mereka sambil membaca ayat-ayat Al-Qur'an. Ketika mereka tahu bagaimana aku membacanya, maka setiap penduduk pulau tersebut yang mendengarnya datang kepadaku dan mengatakan, 'Ajarkanlah AI-Qur'an kepadaku'. Aku penuhi permintaan mereka. Dari mereka aku mendapat harta yang banyak. Di dalam masjid, aku menemukan beberapa lembar dari mushaf, aku mengambil dan mulai membacanya. Lalu mereka bertanya, 'Kau bisa menulis?', aku jawab, 'Ya'. Mereka berkata, 'Kalau begitu, ajarilah kami menulis'. Mereka pun datang dengan anak-anak juga dan para remaja mereka. Aku ajari mereka tulis-menulis. Dari itu juga aku mendapat banyak uang. Setelah itu mereka berkata, 'Kami mempunyai seorang puteri yatim, dia mempunyai harta yang cukup. Maukah kau menikahinya?' Aku menolak. Tetapi mereka terus mendesak, 'Tidak bisa, kau harus mau'. Akhirnya aku menuruti keinginan mereka juga. Ketika mereka membawa anak perempuan itu kehadapanku, aku pandangi dia. Tiba-tiba aku melihat kalung permata yang dulu pernah aku temukan di Makkah melingkar di lehernya. Tak ada yang aku lakukan saat itu kecuali hanya terus memperhatikan kalung permata itu. Mereka berkata, 'Sungguh, kau telah menghancurkan hati perempuan yatim ini. Kau hanya memperhatikan kalung itu dan tidak memperhatikan orangnya'. Maka saya ceritakan kepada mereka kisah saya dengan kalung tersebut.
Setelah mereka tahu, mereka meneriakkan tahlil dan takbir hingga terdengar oleh penduduk setempat. 'Ada apa dengan kalian?', kataku bertanya. Mereka menjawab, 'Tahukah engkau, bahwa orang tua yang mengambil kalung itu darimu saat itu, adalah ayah anak perempuan ini'. Dia pernah mengatakan, 'Aku tidak pernah mendapatkan seorang muslim di dunia ini (sebaik) orang yang telah mengembalikan kalung ini kepadaku'. Dia juga berdoa, 'Ya Allah, pertemukanlah aku dengan orang itu hingga aku dapat menikahkannya dengan puteriku', dan sekarang sudah menjadi kenyataan'.
Aku mulai mengarungi kehidupan bersamanya dan kami dikaruniai dua orang anak. Kemudian isteriku meninggal dan kalung permata menjadi harta pusaka untukku dan untuk kedua anakku. Tetapi kedua anakku itu meninggal juga, hingga kalung permata itu jatuh ke tanganku. lalu aku menjualnya seharga seratus ribu dinar. Dan harta Yang kalian lihat ada padaku sekarang ini adalah sisa dari uang 100 ribu dinar itu." (Lihat, Anisul-Jalis, jilid 1.)
Aku lalu keluar dari rumah, dan saat itu ada seorang bapak tua yang berteriak mencari kantongnya yang hilang sambil memegang kantong kain yang berisi uang lima ratus dinar. Dia mengatakan, 'Ini adalah bagi orang yang mau mengembalikan kantong sutera yang berisi permata'. Aku berkata pada diriku, 'Aku sedang membutuhkan, aku ini sedang lapar. Aku bisa mengambil uang dinar emas itu untuk aku manfaatkan dan mengembalikan kantong sutera ini padanya'. Maka aku berkata pada bapak tua itu, 'Hai, kemarilah', Lalu aku membawanya ke rumahku. Setibanya di rumah, dia menceritakan padaku ciri kantong sutera itu, ciri-ciri kaos kaki pengikatnya, ciri-ciri permata dan jumlahnya berikut benang yang mengikatnya. Maka aku mengeluarkan dan memberikan kantong itu kepadanya dan dia pun memberikan untukku lima ratus dinar, tetapi aku tidak mau mengambilnya. Aku katakan padanya, 'Memang seharusnya aku mengembalikannya kepadamu tanpa mengambil upah untuk itu'. Ternyata dia bersikeras, 'Kau harus mau menerimanya', sambil memaksaku terus-menerus. Aku tetap pada pendirianku, tak mau menerima. Akhirnya bapak tua itu pun pergi meninggalkanku. Adapun aku, beberapa waktu setelah kejadian itu aku keluar dari kota Makkah dan berlayar dengan perahu. Di tengah laut, perahu tumpangan itu pecah, hampir seluruh penumpang tenggelam dengan harta benda mereka. Tetapi aku selamat, dengan menumpang potongan papan dari pecahan perahu itu. Untuk beberapa waktu aku tetap berada di laut, tak tahu ke mana hendak pergi!
Akhirnya aku tiba di sebuah pulau yang berpenduduk. Aku duduk di salah satu masjid mereka sambil membaca ayat-ayat Al-Qur'an. Ketika mereka tahu bagaimana aku membacanya, maka setiap penduduk pulau tersebut yang mendengarnya datang kepadaku dan mengatakan, 'Ajarkanlah AI-Qur'an kepadaku'. Aku penuhi permintaan mereka. Dari mereka aku mendapat harta yang banyak. Di dalam masjid, aku menemukan beberapa lembar dari mushaf, aku mengambil dan mulai membacanya. Lalu mereka bertanya, 'Kau bisa menulis?', aku jawab, 'Ya'. Mereka berkata, 'Kalau begitu, ajarilah kami menulis'. Mereka pun datang dengan anak-anak juga dan para remaja mereka. Aku ajari mereka tulis-menulis. Dari itu juga aku mendapat banyak uang. Setelah itu mereka berkata, 'Kami mempunyai seorang puteri yatim, dia mempunyai harta yang cukup. Maukah kau menikahinya?' Aku menolak. Tetapi mereka terus mendesak, 'Tidak bisa, kau harus mau'. Akhirnya aku menuruti keinginan mereka juga. Ketika mereka membawa anak perempuan itu kehadapanku, aku pandangi dia. Tiba-tiba aku melihat kalung permata yang dulu pernah aku temukan di Makkah melingkar di lehernya. Tak ada yang aku lakukan saat itu kecuali hanya terus memperhatikan kalung permata itu. Mereka berkata, 'Sungguh, kau telah menghancurkan hati perempuan yatim ini. Kau hanya memperhatikan kalung itu dan tidak memperhatikan orangnya'. Maka saya ceritakan kepada mereka kisah saya dengan kalung tersebut.
Setelah mereka tahu, mereka meneriakkan tahlil dan takbir hingga terdengar oleh penduduk setempat. 'Ada apa dengan kalian?', kataku bertanya. Mereka menjawab, 'Tahukah engkau, bahwa orang tua yang mengambil kalung itu darimu saat itu, adalah ayah anak perempuan ini'. Dia pernah mengatakan, 'Aku tidak pernah mendapatkan seorang muslim di dunia ini (sebaik) orang yang telah mengembalikan kalung ini kepadaku'. Dia juga berdoa, 'Ya Allah, pertemukanlah aku dengan orang itu hingga aku dapat menikahkannya dengan puteriku', dan sekarang sudah menjadi kenyataan'.
Aku mulai mengarungi kehidupan bersamanya dan kami dikaruniai dua orang anak. Kemudian isteriku meninggal dan kalung permata menjadi harta pusaka untukku dan untuk kedua anakku. Tetapi kedua anakku itu meninggal juga, hingga kalung permata itu jatuh ke tanganku. lalu aku menjualnya seharga seratus ribu dinar. Dan harta Yang kalian lihat ada padaku sekarang ini adalah sisa dari uang 100 ribu dinar itu." (Lihat, Anisul-Jalis, jilid 1.)
Friday, 11 April 2014
12 Barisan di Akhirat
Suatu ketika, Muadz b Jabal ra menghadap Rasulullah saw dan bertanya: "Wahai Rasulullah, tolong uraikan kepadaku mengenai firman Allah SWT: "Pada saat sangkakala ditiup, maka kamu sekalian datang berbaris-baris." (QS An-Naba':18)"
Mendengar pertanyaan itu, baginda menangis dan basah pakaian dengan air mata. Lalu menjawab: "Wahai Muadz, engkau telah bertanya kepadaku, perkara yang amat besar, bahwa umatku akan digiring, dikumpulkan berbaris-baris."
Maka dinyatakan apakah 12 barisan tersebut.....
Barisan Pertama
Digiring dari kubur dengan tidak bertangan dan berkaki. Keadaan mereka ini dijelaskan melalui satu seruan dari sisi Allah Yang Maha Pengasih: "Mereka itu adalah orang-orang yang sewaktu hidupnya menyakiti hati tetangganya, maka demikianlah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."
Barisan Kedua
Digiring dari kubur berbentuk babi hutan. Datanglah suara dari sisi Yang Maha Pengasih: "Mereka itu adalah orang yang sewaktu hidupnya meringan-ringankan sholat,maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."
Barisan Ketiga
Mereka berbentuk keledai, sedangkan perut mereka penuh dengan ular dan kala jengking. "Mereka itu adalah orang yang enggan membayar zakat, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."
Barisan Keempat
Digiring dari kubur dengan keadaan darah seperti air pancuran keluar dari mulut mereka. "Mereka itu adalah orang yang berdusta di dalam jual beli, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."
Barisan Kelima
Digiring dari kubur dengan bau busuk dari bangkai. Ketika itu Allah SWT menurunkan angin sehingga bau busuk itu mengganggu ketenteraman di Padang Mahsyar. "Mereka itu adalah orang yang menyembunyikan perlakuan durhaka takut diketahui oleh manusia tetapi tidak pula merasa takut kepada Allah SWT, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."
Barisan Keenam
Digiring dari kubur dengan keadaan kepala mereka terputus dari badan. "Mereka adalah orang yang menjadi saksi palsu, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."
Barisan Ketujuh
Digiring dari kubur tanpa mempunyai lidah tetapi dari mulut mereka mengalir keluar nanah dan darah. "Mereka itu adalah orang yang enggan memberi kesaksian di atas kebenaran, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."
Barisan Kedelapan
Digiring dari kubur dalam keadaan terbalik dengan kepala ke bawah dan kaki ke atas. "Mereka adalah orang yang berbuat zina, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."
Barisan Kesembilan
Digiring dari kubur dengan berwajah hitam gelap dan bermata biru sementara dalam diri mereka penuh dengan api gemuruh. "Mereka itu adalah orang yang makan harta anak yatim dengan cara yang tidak sebenarnya, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."
Barisan Kesepuluh
Digiring dari kubur mereka dalam keadaan tubuh mereka penuh dengan penyakit sopak dan kusta. "Mereka adalah orang yang durhaka kepada orang tuanya, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."
Barisan Kesebelas
Digiring dari kubur mereka dengan berkeadaan buta mata-kepala, gigi mereka memanjang seperti tanduk lembu jantan, bibir mereka melebar sampai ke dada dan lidah mereka terjulur memanjang sampai ke perut mereka dan keluar beraneka kotoran. "Mereka adalah orang yang minum arak, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."
Barisan Kedua Belas
Mereka digiring dari kubur dengan wajah yang bersinar-sinar laksana bulan purnama. Mereka melalui titian sirat seperti kilat. Maka, datanglah suara dari sisi Allah Yang Maha Pengasih memaklumkan: "Mereka adalah orang yang beramal saleh dan banyak berbuat baik. Mereka menjauhi perbuatan durhaka, mereka memelihara sholat lima waktu,ketika meninggal dunia keadaan mereka sudah bertaubat, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah syurga, mendapat ampunan, kasih sayang dan keredhaan Allah Yang Maha Pengasih..."
Semoga kita semua di saf yang Ke-12 yang mendapat rahmat dari Allah SWT. Amin...
--------------------------------
FD Miftachul Arifin - Padhang Mbulan, Last Revised : Senin, 31 Desember 2002
Mendengar pertanyaan itu, baginda menangis dan basah pakaian dengan air mata. Lalu menjawab: "Wahai Muadz, engkau telah bertanya kepadaku, perkara yang amat besar, bahwa umatku akan digiring, dikumpulkan berbaris-baris."
Maka dinyatakan apakah 12 barisan tersebut.....
Barisan Pertama
Digiring dari kubur dengan tidak bertangan dan berkaki. Keadaan mereka ini dijelaskan melalui satu seruan dari sisi Allah Yang Maha Pengasih: "Mereka itu adalah orang-orang yang sewaktu hidupnya menyakiti hati tetangganya, maka demikianlah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."
Barisan Kedua
Digiring dari kubur berbentuk babi hutan. Datanglah suara dari sisi Yang Maha Pengasih: "Mereka itu adalah orang yang sewaktu hidupnya meringan-ringankan sholat,maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."
Barisan Ketiga
Mereka berbentuk keledai, sedangkan perut mereka penuh dengan ular dan kala jengking. "Mereka itu adalah orang yang enggan membayar zakat, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."
Barisan Keempat
Digiring dari kubur dengan keadaan darah seperti air pancuran keluar dari mulut mereka. "Mereka itu adalah orang yang berdusta di dalam jual beli, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."
Barisan Kelima
Digiring dari kubur dengan bau busuk dari bangkai. Ketika itu Allah SWT menurunkan angin sehingga bau busuk itu mengganggu ketenteraman di Padang Mahsyar. "Mereka itu adalah orang yang menyembunyikan perlakuan durhaka takut diketahui oleh manusia tetapi tidak pula merasa takut kepada Allah SWT, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."
Barisan Keenam
Digiring dari kubur dengan keadaan kepala mereka terputus dari badan. "Mereka adalah orang yang menjadi saksi palsu, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."
Barisan Ketujuh
Digiring dari kubur tanpa mempunyai lidah tetapi dari mulut mereka mengalir keluar nanah dan darah. "Mereka itu adalah orang yang enggan memberi kesaksian di atas kebenaran, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."
Barisan Kedelapan
Digiring dari kubur dalam keadaan terbalik dengan kepala ke bawah dan kaki ke atas. "Mereka adalah orang yang berbuat zina, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."
Barisan Kesembilan
Digiring dari kubur dengan berwajah hitam gelap dan bermata biru sementara dalam diri mereka penuh dengan api gemuruh. "Mereka itu adalah orang yang makan harta anak yatim dengan cara yang tidak sebenarnya, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."
Barisan Kesepuluh
Digiring dari kubur mereka dalam keadaan tubuh mereka penuh dengan penyakit sopak dan kusta. "Mereka adalah orang yang durhaka kepada orang tuanya, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."
Barisan Kesebelas
Digiring dari kubur mereka dengan berkeadaan buta mata-kepala, gigi mereka memanjang seperti tanduk lembu jantan, bibir mereka melebar sampai ke dada dan lidah mereka terjulur memanjang sampai ke perut mereka dan keluar beraneka kotoran. "Mereka adalah orang yang minum arak, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."
Barisan Kedua Belas
Mereka digiring dari kubur dengan wajah yang bersinar-sinar laksana bulan purnama. Mereka melalui titian sirat seperti kilat. Maka, datanglah suara dari sisi Allah Yang Maha Pengasih memaklumkan: "Mereka adalah orang yang beramal saleh dan banyak berbuat baik. Mereka menjauhi perbuatan durhaka, mereka memelihara sholat lima waktu,ketika meninggal dunia keadaan mereka sudah bertaubat, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah syurga, mendapat ampunan, kasih sayang dan keredhaan Allah Yang Maha Pengasih..."
Semoga kita semua di saf yang Ke-12 yang mendapat rahmat dari Allah SWT. Amin...
--------------------------------
FD Miftachul Arifin - Padhang Mbulan, Last Revised : Senin, 31 Desember 2002
Thursday, 10 April 2014
Kisah Dua Orang Yang Cinta Karena Allah Ta’ala
Sebagian
ulama besar mengatakan bahwa ada 2 orang yang saling mencintai karena
Allah, mereka bersepakat untuk saling membantu di dunia dalam mencapai
ridha Allah, dan untuk menyebarkan ajaran Rasulullah shallallahu 'alihi
wasallam, dan menampakkan akhlak rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
selama mereka dalam kehidupan dunia.
Maka kedua orang shalih ini setuju untuk mengamalkan sunnah-sunnah nabi
Muhammad dan menyebarkan ajaran beliau hingga mereka wafat, dan mereka
berkesinambungan dalam hal itu, mereka saling membantu dalam menyebarkan
dakwah nabi Muhammad, mereka mengajarkan sunnah-sunnah nabi Muhammad
kepada manusia dengan kasih kelembutan dan kasih sayang dan akhlak yang
mulia, dan mereka terus mengamalkan sunnah-sunnah nabi Muhammad
shallallahu 'alaihi wasallam, yang mana hal itu adalah sunnah-sunnah
yang sangat sederhana dan kita semua mengetahuinya, diantaranya sunnah
ketika makan, ketika tidur, ketika keluar dan masuk rumah. Kita
menganggapnya sesuatu yang kecil padahal hal itu sangat agung di sisi
Allah.
Dan
setelah beberapa tahun kedua orang ini mengamalkan sunnah-sunnah
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka salah seorang diantara
mereka meninggal. Maka orang ini selalu mendoakan temannya yang
meninggal, dan memintakan ampunan kepada Allah untuknya. Dan suatu saat
ia berjumpa dengan temannya di dalam mimpi, dan ia menanyakan keadaannya
setelah meninggal, dan apa yang terjadi setelah ia wafat. Kita
mengetahui bahwa mimpi-mimpi baik itu adalah benar dan datangnya dari
Allah,dan sebagian mimpi yang lainnya adalah dari syaitan. Lihatlah pada
indahnya tuntunan sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, maka
berkatalah saudaranya yang meninggal itu:
"Ketika aku wafat dan berpindah dari kehidupan dunia ini, sungguh
aku tidak merasakan kematian sama sekali, orang-orang memandikanku,
mengkafaniku, dan membawaku ke dalam kubur, tetapi aku mengira diriku
dalam mimpi, sehingga datang 2 malaikat ke dalam kuburku, dan berkata
kepadaku : "duduklah wahai Abdullah", dan ketika aku duduk di kuburku
aku merasa bahwa diriku baru bangun dari tidur, dan dahulu ketika aku
masih hidup di dunia aku selalu menjaga 2 sunnah nabi yaitu ketika akan
tidur dan ketika bangun tidur, yang pertama adalah sunnah siwak, ketika
aku bangun tidur aku selalu mengambil siwak dan bersiwak dengannya, dan
yang kedua adalah ketika aku bangun tidur aku selalu membaca doa:
الحمدلله الذي أحيانا بعدما أماتنا وإليه النشور
" Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami kembali, dan kepada-Nya lah kami akan kembali".
Adapun balasan dari sunnah yang pertama aku tidak merasakan sakitnya kematian bahkan aku mengira bahwa aku sedang dalam mimpi, sehingga malaikat berkata kepadaku: "duduklah wahai Abdullah" mereka ingin menanyakan aku di dalam kubur, dan ketika aku bangun dari kuburku aku mengira bahwa aku bangun dari tidur, dan aku mulai mencari siwak dan aku mengulang-ulang doa bangun tidur, dan ketika itu aku memanggil anakku dan aku berkata: "wahai fulan, dimana siwakku, siapa yang yang telah mengambil siwak?", maka malaikat yang berada di hadapanku berkata: "Wahai Abdullah, siwak apa yang engkau cari dan siapa yang orang yang engkau panggil itu?, apakah engkau mengira bahwa engkau sedang tidur di tempat tidurmu?, engkau sekarang adalah mayyit di dalam kuburmu, dan kami adalah malaikat yang akan bertanya kepadamu", maka aku menjadi risau dan aku sadar bahwa aku telah berada di alam kubur, dan aku pun mengulang-ulang doa bangun tidur, maka malaikat itu berkata: "engkau adalah hamba yang shalih, engkau telah dikuatkan dengan ucapan yang kuat, maka tiada lagi pertanyaan untukmu di kubur dan di hari kiamat, maka tidurlah seperti tidurnya pengantin sampai tiba hari kiamat".
Maka ia berkata kepada temannya di dalam mimpi, sungguh Allah subhanahu wata'ala telah menyelamatkanku dari pedihnya kematian, dan dari pertanyaan 2 malaikat di alam kubur dikarenakan aku mengamlakan dua sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang sangat mudah dan sederhana itu. Maka bagaimana jika kita mengamalkan 5 dari sunnah nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, dan bagaimana jika kita menjaga 10 sunnah dari sunnah-sunnah nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Setiap sunnah Rasulullah yang engkau amalkan akan membawa manfaat untukmu, dan orang ini telah melewati 1 tahap yaitu selamat di alam kuburnya, ia akan selamat dari kubur kemudian mencapai ke surga, dan dari surga ia akan mencapai kepada puncak kenikmatan di surga yaitu memandang keindahan dzat Allah subhanahu wata'ala.
Demikianlah Allah subhanahu wata'ala memberi balasan kepada orang-orang yang beriman di dunia, karena mereka beriman kepada Allah subhanahu wata'ala walaupun mereka tidak melihat-Nya, dan mereka menyembah-Nya padahal mereka tidak melihat-Nya, dan mereka melakukan shalat karena Allah subhanahu wata'ala sedangkan mereka tidak melihat-Nya. Jika mereka telah sampai kepada ketetapan rahmat Allah, maka mereka akan melihat Allah subhanahu wata'ala, dan Allah akan menyingkirkan dari mereka tabir yang menghalangi mereka dengan Allah.
Wallahu`alam
Allahumma shalli alaa ruuhi sayyidina muhammadin fil arwah, wa 'ala Jasadihi filjasad, wa alaa Qabrihi filqubuur"
Artinya
(wahai Allah limpahkan shalawat pada Ruh Sayyidina Muhammad di alam arwah, dan limpahkan pula pada Jasadnya di alam Jasad, dan pada kuburnya di alam kubur
“Allahumma shalli wa sallim ‘ala Sayyidina Muhammad nuuri-kas saari wa madaadikal jaari wajma’nii bihi fi kulli athwaari wa ‘ala alihi wa shahbihi yannuur”
dan jangan Lupa membaca Al-qur'an, jangan lewatkan seharipun tanpa membaca Al-qur'an jadikan bacaan yg paling anda senangi, berkata Imam Ahmad bin Hanbal, Cinta Allah besar pada pecinta Alqur'an, dengan memahamainya atau tidak dg memahaminyA.
الحمدلله الذي أحيانا بعدما أماتنا وإليه النشور
" Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami kembali, dan kepada-Nya lah kami akan kembali".
Adapun balasan dari sunnah yang pertama aku tidak merasakan sakitnya kematian bahkan aku mengira bahwa aku sedang dalam mimpi, sehingga malaikat berkata kepadaku: "duduklah wahai Abdullah" mereka ingin menanyakan aku di dalam kubur, dan ketika aku bangun dari kuburku aku mengira bahwa aku bangun dari tidur, dan aku mulai mencari siwak dan aku mengulang-ulang doa bangun tidur, dan ketika itu aku memanggil anakku dan aku berkata: "wahai fulan, dimana siwakku, siapa yang yang telah mengambil siwak?", maka malaikat yang berada di hadapanku berkata: "Wahai Abdullah, siwak apa yang engkau cari dan siapa yang orang yang engkau panggil itu?, apakah engkau mengira bahwa engkau sedang tidur di tempat tidurmu?, engkau sekarang adalah mayyit di dalam kuburmu, dan kami adalah malaikat yang akan bertanya kepadamu", maka aku menjadi risau dan aku sadar bahwa aku telah berada di alam kubur, dan aku pun mengulang-ulang doa bangun tidur, maka malaikat itu berkata: "engkau adalah hamba yang shalih, engkau telah dikuatkan dengan ucapan yang kuat, maka tiada lagi pertanyaan untukmu di kubur dan di hari kiamat, maka tidurlah seperti tidurnya pengantin sampai tiba hari kiamat".
Maka ia berkata kepada temannya di dalam mimpi, sungguh Allah subhanahu wata'ala telah menyelamatkanku dari pedihnya kematian, dan dari pertanyaan 2 malaikat di alam kubur dikarenakan aku mengamlakan dua sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang sangat mudah dan sederhana itu. Maka bagaimana jika kita mengamalkan 5 dari sunnah nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, dan bagaimana jika kita menjaga 10 sunnah dari sunnah-sunnah nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Setiap sunnah Rasulullah yang engkau amalkan akan membawa manfaat untukmu, dan orang ini telah melewati 1 tahap yaitu selamat di alam kuburnya, ia akan selamat dari kubur kemudian mencapai ke surga, dan dari surga ia akan mencapai kepada puncak kenikmatan di surga yaitu memandang keindahan dzat Allah subhanahu wata'ala.
Demikianlah Allah subhanahu wata'ala memberi balasan kepada orang-orang yang beriman di dunia, karena mereka beriman kepada Allah subhanahu wata'ala walaupun mereka tidak melihat-Nya, dan mereka menyembah-Nya padahal mereka tidak melihat-Nya, dan mereka melakukan shalat karena Allah subhanahu wata'ala sedangkan mereka tidak melihat-Nya. Jika mereka telah sampai kepada ketetapan rahmat Allah, maka mereka akan melihat Allah subhanahu wata'ala, dan Allah akan menyingkirkan dari mereka tabir yang menghalangi mereka dengan Allah.
Wallahu`alam
Allahumma shalli alaa ruuhi sayyidina muhammadin fil arwah, wa 'ala Jasadihi filjasad, wa alaa Qabrihi filqubuur"
Artinya
(wahai Allah limpahkan shalawat pada Ruh Sayyidina Muhammad di alam arwah, dan limpahkan pula pada Jasadnya di alam Jasad, dan pada kuburnya di alam kubur
“Allahumma shalli wa sallim ‘ala Sayyidina Muhammad nuuri-kas saari wa madaadikal jaari wajma’nii bihi fi kulli athwaari wa ‘ala alihi wa shahbihi yannuur”
dan jangan Lupa membaca Al-qur'an, jangan lewatkan seharipun tanpa membaca Al-qur'an jadikan bacaan yg paling anda senangi, berkata Imam Ahmad bin Hanbal, Cinta Allah besar pada pecinta Alqur'an, dengan memahamainya atau tidak dg memahaminyA.