Monday, 16 February 2015

GUS DUR KETURUNAN YAMAN

Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) melakukan kunjungan resmi ke Pandeglang, Banten. Pada waktu itu sedang ramai tuntutan pembentukan Propinsi Banten tersendiri, lepas dari cakupan administratif Propinsi Jawa Barat. Di hadapan tokoh-tokoh Banten, termasuk utusan-utusan khusus suku Badui, Presiden membuat pernyataan tegas: “Saya adalah orang yang paling mendukung pembentukan Propinsi Banten!”

Hadirin bersorak gembira dan bertepuk-tangan panjang sekali.

“Kenapa?” Presiden beretorika, “karena saya ini juga keturunan Banten! Silsilah keluarga saya dan Mbak Mega, Bung Karno, bertemu pada kakek buyutnya Syaikh Muhammad Nawawi Banten, yaitu Maulana Ishaq at-Tabarqi…”

Lain waktu, pada perjamuan perayaan tahun baru Imlek, di hadapan tokoh-tokoh kalangan keturunan Tionghoa di Jakarta, Presiden pun lantang: “Semua orang tahu, dari dulu saya ngotot melindungi dan membela hak-hak kaum keturunan Tionghoa di negeri ini!”

Lagi-lagi tepuk-tangan membahana menyambutnya.

“Kenapa?” lanjut Presiden setelah tepuk-tangan mereda, “karena saya sendiri juga keturunan Tionghoa!”

Hadirin tertawa, mengira beliau sedang bercanda seperti biasa.

“Serius!” Presiden memotong tawa mereka, “Leluhur saya berasal dari Tionghoa, dari she (marga) Tan. Namanya: Tan Kim Han!”

Di Sanaa (Shan’aa), ibukota Republik Yaman, di tengah jamuan kenegaraan menyambut kunjungan resmi Presiden Republik Indonesia, di hadapan Presiden Ali Abdullah Shaleh dan para tokoh dari qabilah-qabilah utama di Yaman, Presiden Abdurrahman Wahid menegaskan: “Ana kaman Yamani… min Basyaiban!” (Saya ini juga orang Yaman… dari marga Basyaiban).

Sayang sekali saya tidak ikut serta ketika beliau berkunjung ke Venezuela. Entah apa yang beliau katakan di hadapan para kepala suku Indian pendukung Hugo Chavez di sana. Mungkin kalau pas berkunjung ke Rembang, Gus Dur dengan tegas mengatakan: “Piye leh? Aku yo keturunan Lasem je’! Songko Mbah Sambu Lasem alias Sayyid Abdurrahman Basyaiban!”

0 comments:

Gallery