Monday 27 October 2014

KESETIAAN SEEKOR KUCING

ALkisah seekor kucing yang sangat setia kepada tuannya. Kemanapun tuannya pergi ia selalu mengikutinya untuk melindungi sang tuan. Ia sangat patuh dan selalu menuruti perintah tuannya. Kucing ini memang jenis Kucing yang langka. Ia juga bisa berkomunikasi dengan manusia segala umur. Kebetulan sang tuan mempunyai anak kecil yang mulai bisa bermain.Kucing itu kadang ikut bermain dengannya. Jadilah Kucing itu sangat disayang tuannya sebagaimana sang anak.

Suatu ketika sang tuan pergi untuk berbelanja besar ke pasar yang biasa ia lakukan setiap akhir pekan. Kali ini ia tidak mengajak Kucing kesayangannya. Sebab, ketika itu anaknya sedang pulas tidur di kamarnya. Dan ia tugaskan Kucingnya untuk menjaga sang anak. Kucing itu menuruti apa kata tuannya walaupun raut mukanya menyiratkan sedikit kekecewaan karena tidak bisa pergi bersama tuannya. Ia kemudian naik ke tempat tidur di mana anak tuannya sedang pulas mendengkur. Ia juga ikut tidur bersamanya untuk menemani dan menjaganya.

Mulailah sang tuan pergi menuju pasar. Sesampainya di sana, ia beli barang- barang yang sudah ia rencanakan sebelumnya. Tak lupa pula beberapa mainan kesayangan anaknya ia beli semua. Terakhir untuk sang Kucing, ia belikan ikan-ikan dan daging kesukannya. Kemudian ia pulang dengan ceria karena ia telah dapat membeli semua barang sesuai rencana.

Sesampainya di rumah, ia langsung disambut oleh Kucing kesayangannya dengan penuh suka dan gembira. Tapi sang tuan justru menampakkan ketidaksukaannya --sikap yang tidak pernah ia tunjukkan selama ini. Ia heran melihat mulut Kucingnya yang belepotan darah pertanda baru saja ia habis makan besar. Ia mengira bahwa Kucingnya telah memangsa sang anak yang ditinggalkannya. Perasaan marah dan sedih berbaur jadi satu. Dengan pikiran kalut ia amat menyesalkan dirinya sendiri mengapa ia tidak mengajak Kucing pergi bersamanya atau pergi bersama anaknya atau... Ia tidak lagi bisa berfikir dengan jernih. Dengan penuh marah dan geram, langsung saja ia ambil sebilah golok panjang dan tanpa pikir lagi ia ayunkan golok itu ke leher Kucing yang selama ini selalu menemaninya. Tak ada perlawanan sedikitpun dari sang Kucing yang sedang gembira menyambut tuannya datang. Darah muncrat membanjiri halaman rumah. Tubuh Kucing itu langsung tergelepar, tergolek,.. dan akhirnya tak bergerak lagi, mati. Ia merasa puas telah membinasakan Kucing yang telah merenggut nyawa anaknya. Tapi perasaan sedih tetap saja tidak bisa ia pendam. Dengan air mata yang menggenang di pelopak matanya, ia pergi menuju kamar tempat tidur sang anak. Ia ingin melihat sisa-sisa mayat dan tulang belulang anaknya.

Dibukalah pintu kamar dan langsung ia lemparkan pandangannya ke atas ranjang. Namun, dengan mata melotot dan terbelalak-heran ia temukan seekor ular besar tercabik-cabik di atas ranjang bekas tempat tidur anaknya semula. Kemudian ia cepat bergegas menuju taman di belakang rumah tempat anak dan Kucingnya biasa bermain. Ia lihat di sana sang anak tertawa riang bermain di taman itu.

Sekarang, barulah ia menyadari semuanya bahwa ia salah sangka terhadap Kucingnya yang selalu setia kepadanya. Sesungguhnya Kucing itu sangat gembira ketika menyambut kedatangannya untuk menunjukkan keberhasilannya menjaga anaknya dari gangguan ular berbisa. 'Kucing itu ternyata tetap setia dan prasangka itu telah membuatku lupa semuanya..' sesalnya.

Dari cerita diatas kita bisa ambil hikmah bahwa kita tidak boleh su'udzon kepada siapa saja, karena su'udzon hukumnya haram, selain itu su'udzon akan merusak keharmonisan rumah tangga, keluarga, maupun keharmonisan kehidupan masyarakat.
Allah SWTmenyerukan kepada orang-orang yang beriman agar menjauhi prasangka, karena prasangka itu termasuk dosa dan kesombongan.
Secara individual prasangka buruk dapat menyebabkan tumbuhnya sikap negatif, rasa curiga, dan ketidak-nyamanan dalam diri sendiri. Orang yang berprasangka buruk dan curiga terhadap orang lain setiap saat akan merasa tidak aman, merasa terancam oleh sesuatu yang sebenarnya hanya ada dalam angan-angan.

Dia merasa terancam oleh bahaya yang sebenarnya tidak ada. Disamping hilangnya kenyamaan dan keamanan, prasangka buruk akan menghancurkan rasa percaya kepada diri sendiri. Artinya secara individu prasangka buruk dapat menyebabkan hilangnya ketenteraman bathin, dan bila tidak segera diatasi dapat menyebabkan tumbuhnya kepribadian yang buruk pada seseorang. 
dalam firman ALLAH QS Al-Hujuraat : 12 disebutkan

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ

Firman Allah, ” wahai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. …”. [QS Al-Hujuraat : 12].

Tentu saja yang dimaksud sebagian prasangka yang bernilai dosa itu adalah prasangka buruk. Marilah kita tinggalkan prasangka buruk dan tumbuhkan prasangka baik untuk membangun kembali ukhuwwah islamiyah demi kejayaan Islam dengan pertolongan Allah subhanahu wata'ala. aamiin aamiin yaa robbal 'alaamiin.


Sunday 26 October 2014

Gelas-Gelas Berdenting

Gelas-gelas surga berdenting, beradu, menjadi sebuah harmoni. Sungai-sungai mengalir, menyejukkan, menentramkan. Buah-buahan menjadi rezeki yang kekal. “Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu.” Balasan dari penghambaan yang telah “kami” nyatakan. Penghambaan yang tak samar, tergores dalam amal. Dikala kedatangan kami disambut bidadari-bidadari yang tak terupakan di dunia. Tak terbandingkan dari apa yang pernah terlihat. Yang setetes air mulutnya dapat memaniskan asinnya lautan dunia. Perjalanan menuju sebuah istana nan megah gemerlap cahaya. Namun, semua kebahagiaan itu hanya dimiliki oleh golongan yang menghamba. 

Jerit tangis penyesalan, terdengar memilukan. Panas yang tersentuh di telapak kaki, mendidihkan ubun-ubunya. Siksaan nan pedih, tak terperikan. Rasa sakit yang tak pernah terasakan. Di kerak api tak dapat berlari. 

Ketika manusia telah diingatkan. Bahkan Sang Pencipta pun telah bersumpah kepada bukit. Dan pula bersumpah kepada kitab yang pernah ditulis, diturunkan melalui malaikat. Dari lembaran-lembarannya yang terbuka, dengan keindahan ayat-ayatnya. Bahwa sesungguhnya adzab dari Sang Pencipta pasti akan datang, dan tiada sesiapa pun mampu menolaknya. Pada hari ketika langit benar-benar terguncang, dan gunung-gunung berjalan. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang mendustakan. Orang-orang yang bermain-main dalam kebathilan. Bermain-main dalam kedustaan. 

Ketika ruh dipisahkan dengan jasad. Ketika nyawa dicabut dari urat-urat, tulang hidung dan ujung-ujung jari. Rasa kematian yang sangat menyakitkan. Kematian yang paling mudah pun adalah serupa dengan sebatang pohon duri yang menancap di selembar kain sutra. Apakah batang pohon duri itu dapat diambil tanpa membawa serta bagian kain sutra yang terkoyak? Tak ada satu pembuluh pun yang tidak merasakan pedihnya derita kematian. Seandainya seutas rambut dari orang yang sudah mati diletakkan di atas para penghuni langit dan bumi, niscaya dengan izin Allah SWT, mereka akan mati karena maut berada di setiap utas rambut, dan tidak pernah jatuh pada sesuatu pun tanpa membinasakannya. Manusia pasti akan merasakan derita dan rasa sakit kematian dan sesungguhnya sendi-sendinya akan mengucapkan selamat tinggal satu sama lain, seraya berkata, ”Sejahteralah atasmu; sekarang kita saling berpisah hingga datang hari kiamat.” Siapkah kita menghadapinya? 

Sesungguhnya Allah SWT tidak menciptakan manusia dengan sia-sia dan diacuhkan, tetapi Dia membebankan kewajiban kepada mereka, memberikan perintah dan larangan, menurut petunjuk/hidayah berupa kitab suci dan mewajibkan mereka memahami petunjukNya, baik secara terperinci atau pun tidak. 

Allah SWT menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya bentuk. Dalam penciptaannya ia dilengkapi dengan segenap perangkat yang dapat dijadikan alat untuk membantunya menjalankan kewajiban yang berada dipundaknya sebagai khalifah di muka bumi. Perangkat tersebut berupa jasad, ruh, akal, nafsu, dan hati, yang kesemuanya itu merupakan nikmat dari Allah SWT. Maka, barangsiapa yang menggunakan perangkat tersebut untuk ketaatan kepadaNya, dan dengannya ia melalui jalan sehingga memahami petunjukNya serta tidak mendurhakaiNya, maka ia bersyukur atas segala pemberian di atas menuju keridlan Allah SWT. Sebaliknya siapa yang menggunakannya sesuai kehendak hawa nafsunya, tidak memelihara hak penciptaannya, niscaya ia termasuk orang-orang yang merugi. 

Kembali kita harus mengingat, bahwa dunia hanyalah sebuah terminal perhentian. Perjalanan selanjutnya masihlah panjang. Kehidupan setelah kehidupan akan dihadapi dalam kekekalan. Kekekalan yang dapat dihentikan hanya dengan kehendak pemilik kekekalan mutlak, Rabb Sang Pencipta. Demi hidupmu! Tak berguna lagi harta benda bagi manusia. Ketika dia merasakan sakaratul maut, dan rongga dadanya tersesak. Betapa banyak wajah kian memutih. Hingga burung-burung merpati menyangkanya awan.

Rabb pemilik sekalian alam telah kembali mengingatkan, “Kamu sekalian datang kepada Kami dengan sendiri-sendiri seperti ketika Kami menciptakan kamu semua untuk pertama kalinya, setelah semua kamu semua meninggalkan yang Kami anugerahkan kepadamu. Kami tidak melihat bersamamu para pemberi syafaatmu yang kamu katakan memiliki saham bersamamu. Sekarang ikatan di antaramu sudah terputus, dan hal yang kamu kira itu tidak benar.” Siapkah kita menghadapi kesendirian dalam pertanggunjawaban. 

Manusia telah mendapatkan petunjuk dalam kehidupan. Hukum-hukum Allah memberikan harmonisasi kehidupan. Ketentraman hati dan akal akan terpuaskan. Namun, manusia memang bodoh. Masih saja manusia melirik terhadap kesesatan. Mengikuti hawa nafsu yang bias. Ajakan syaithan yang dapat memberikan siksaan yang pedih, ternyata lebih senang untuk ditaati. Kenikmatan sementara dalam terminal kehidupan, menjadikan dirinya berbangga akan kesenangannya. Namun dia lupa, ajal akan menjelang. Kehidupan abadi pun akan dijelang. 

Akankah kah hidup kita akan berbalas siksa, atau kah hidup kita akan berbalas kenikmatan? Sesungguhnya kamu semua pasti akan mati dan mereka pun akan mati. Kemudian pada hari kiamat kamu semua akan berselisih di depan Rabbmu. Dosa-dosa akan dikembalikan kepadamu, sampai kamu mengembalikan kepada setiap orang hak yang dimilikinya. 

Takutlah kepada dahsyatnya hari saat tak satu pun langkah yang akan diabaikan, tak satu pun pukulan atau sepatah kata pun yang dilewatkan, agar korban-korban kedzhaliman menuntut balas terhadap orang-orang yang mendzhalimi mereka. Di hari itu, Allah SWT berfirman dengan firman yang terdengar sampai jauh sebagaiman ia terdengar dari dekat, “Aku adalah Raja! Aku adalah penagih utang! Tidaklah layak penghuni surga yang mana pun untuk masuk surga, padahal salah seorang dari penghuni neraka pernah didzhalimi olehnya, kecuali jika orang itu telah menuntut balasnya; tidak patut pula bagi penghuni neraka yang mana pun untuk masuk neraka padahal ia masih mempunyai keluhan terhadap seseorang dari penghuni surga, sampai dia memperoleh kesempatan untuk membalasnya walau tak lebih dari satu tamparan.” 

Takutkah kita akan hari pembalasan? Dimana semua amal baik dan buruk dipertunjukkan. Tak ada satu pun yang dapat mendustakan. Ketika ia mendustakan Allah di dunia. Jauh dari syariat Allah. Melecehkan dan menginjak-injak hukum Allah. Dan bahkan membenci Allah dan ummatnya. Ingatkah kita ketika Allah menjanjikan balasannya di neraka yang sangat pedih? Ketika para penghuni yang mendustakan kehausan, maka masing-masing akan diberi air nanah, yang akan direguknya, hampir-hampir dia tidak mampu menelannya, dan maut mendatangi mereka dari setiap sisi, tapi dia tidak bisa mati. Dan ketika mereka menjerit minta tolong, maka mereka akan diguyur dengan air yang panasnya bagai timah cair, dan membakar muka mereka. Inilah seburuk-buruk minuman, dan seburuk-buruk tempat tinggal yang kotor. 

Rasa lapar akan ditimpakan atas penghuni neraka sehingga menyamai siksaan yang sedang mereka rasakan. Mereka akan menjerit meminta makanan, dan mereka diberi makanan dari pohon berduri yang pahit, yang tidak menggemukan ataupun mengenyangkan. Sekali lagi mereka akan menjerit meminta makanan, dan mereka pun diberi makanan yang mencekik leher mereka. Seketika itu juga mereka akan ingat ketika di dunia, mereka biasa menghilangkan rasa tercekik di tenggorokan dengan cara minum air. Mereka pun lalu menjerit meminta minum, dan dengan penjepit dari besi, diantarkanlah kepada mereka air yang mendidih. Namun ketika dekat dengan mereka, ditumpahkanlah air itu ke wajah mereka, dan ketika minuman telah mencapai ke perut mereka, maka tercabik-cabiklah isi perut mereka. Setelah itu mereka berkata, “Panggilah para penjaga neraka!” dan mereka pun memohon, “Mintakan kepada Tuhan kalian agar meringankan siksaan walau sehari!” Akan tetapi mereka menjawab, “Tidakkah utusan-utusan telah datang kepadamu dengan bukti-bukti yang nyata?” “Ya”, jawab mereka. Para penjaga neraka berkata, “Berdoalah sendiri, dan doa orang-orang kafir hanyalah kesiasiaan belaka.” Kemudian para penghuni neraka itu berkata, “Panggilah Malik!” dan mereka pun memanggilnya, “Wahai Malik, biarlah Tuhanmu mengakhiri hidup kami saja!” Akan tetapi, Malik memberikan jawaban kepada meraka, “Kalian semua akan tetap tinggal dalam keadaan seperti ini.” 

Itu hanyalah sebagian penderitaan yang akan dialami oleh orang-orang yang mendustakan Allah dan Rasulnya. Mereka buta dan tuli dari ayat-ayat Allah. Melupakan penguasa sebenarnya. Merasa dirinyalah yang menguasai apa yang dia inginkan. Berbuat kedzhaliman, dan merasa perbuatan mereka hanyalah sebuah hak yang dapat mereka lakukan. Mereka merasa aturan hidup yang dibuat oleh manusia lebih baik dari hukum Allah. Mereka menjadikan Allah hanya sebuah bahan perbincangan dalam sebuah percandaan. Sungguh, mereka akan mendapatkan balasannya! 

Namun “mereka” itu bisa menjadi ”kita” . Boleh jadi kita telah mendustakan Allah, walaupun tidak kita sadari. Atau pun bahkan kita menyadari dengan sesadar-sadarnya pendustaan itu. Hal-hal yang haram menjadi halal, dan yang halal yang menjadi haram. Al Quran hanya dianggap sebuah perkataan syair yang jika ditinggalkan, hanyalah sebuah karya sastra yang tak bermakna. Benarkah kita seperti itu? Sadarkah kita? Benarkah kita telah berhukum hanya terhadap hukum Allah saja? Apakah kita masih menganggap hukum jahiliyah yang lebih baik dari hukum Allah? Apakah kita masih mau berhukum dengan hukum-hukum buatan kaum kafir? Ataukah mulut kita telah terpenuhi dengan kata-kata baik dari amalan Al Quran? Telinga kita digunakan untuk mendengarkan suara-suara yang datangnya hanya dari Al Quran? Mata kita hanya digunakan pada pandangan-pandang yang dihalalkan melalui Al Quran? Perut kita isi dengan makanan yang baik lagi halal menurut pandangan Allah? Atau kah gerak langkah kita, hanyalah bentuk pengamalan dari Al Quran? Neraka atau surgakah balasan perbuatan kita? Sungguh, segala jawaban itu tak perlu kita tunggu sampai ajal menjelang. Boleh jadi ajal akan kita hadapi dalam detik-detik selanjutnya. Atau boleh jadi ajal akan kita temui dikala usia kita sudah senja. Namun sudah siapkah kita menghadapinya? 

Semoga kita tergolong dalam golongan orang-orang yang mendapatkan surga Allah. Amin.

Friday 24 October 2014

BILA RASULULLAH MENJENGUK KITA

Bayangkan apabila Rasulullah SAW dengan seijin Allah SWT tiba-tiba mengetuk pintu rumah kita......... 
Beliau datang dengan wajah tersenyum dan muka bersih dimuka pintu rumah kita. Apa yang akan kita lakukan ????? 
Mestinya kita akan sangat berbahagia, memeluk beliau erat-erat dan lantas mempersilahkan beliau masuk rumah kita. 
kemudian kita tentunya akan meminta dengan sangat agar beliau sudi menginap beberapa hari dirumah kita. 
Beliau tentu tersenyum ..... 
Tapi barang kali kita minta kepada Rasulullah SAW menunggu sebentar didepan pintu, karena kita teringat VCD rated 18 + yang ada diruangan tengah dan kita tergesa-gesa memindahkan dahulu video tersebut ke dalam.

Beliau tentu tetap tersenyum...... 
Atau barangkali kita teringat akan lukisan wanita setengah telanjang yang kita pajang diruangan tamu kita, sehingga kita terpaksa memindahkan kebelakang dengan tergesa-gesa.

Barang kali kita akan memindahkan lafal ALLAH dan MUHAMMAD yang ada diruangan samping (atau mungkin kita tidak tau ada dimana) untuk kita letakkan diruangan tamu.

Beliau tentu tersenyum...... 
Bagaimana bila kemudian beliau bersedia untuk menginap dirumah kita??? 
Barang kali kita teringat anak kita lebih hafal lagu barat dari pada menghafal shalawat kepada Rasulullah SAW. 
Barang kali kita menjadi malu bahwa anak-anak kita dan istri tidak mengetahui sedikitpun tentang sejarah Rasullullah SAW.

karena kita lupa dan lalai mengajari mereka 
Beliau tentu tersenyum.... 
Barangkali kita menjadi malu bahwa anak kita tidak mengetahui satupun nama keluarga Rasulullah SAW dan sahabat-sahabatnya tetapi lebih hafal diluar kepala mengenai anggota Power Rangers atau kura-kura Ninja atau westlife .

Barangkali kita harus menyulap satu kamar menjadi ruangan untuk shalat 
Barangkali kita teringat wanita dirumah kita tidak memiliki koleksi pakaian yang pantas untuk berhadapan dengan Rasulullah SAW.

Beliau tentu tersenyum........ 
Belum lagi koleksi buku-buku kita dan anak-anak kita 
Belum lagi koleksi kaset kita dan anak-anak kita 
Belum lagi koleksi karaoke kita dan anak-anak kita 
Kemana kita harus menyingkirkan semua koleksi tersebut demi menghormati junjungan kita/??? 
Barangkali kita menjadi malu diketahui Rasulullah bahwa kita tidak pernah ke mesjid meskipun suara azan begitu jelas dalam pendengaran kita.

Beliau tentu tersenyum...... 
Barangkali kita menjadi malu pada saat magrib bahwa keluarga kita menjadi sibuk dengan TV 
Barangkali kita menjadi malu karena kita menghabiskan hampir seluruh waktu kita habiskan untuk mencari kesenangan duniawi.

Barangkali kita menjadi malu karena keluarga kita tidak pernah menjalankan salat sunnah. 
Barangkali kita menjadi malu karena keluarga kita sangat jarang membaca Al-qur'an. 
Barangkali kita menjadi malu karena kita tidak mengenal tetangga-tetangga kita. 
Beliau tentu tersenyum........ 
Barangkali kita menjadi malu jika Rasulullah SAW menanyakan kepada kita siapa nama tukang sampah yang setiap hari mengambil sampah kita.

Barangkali kita menjadi malu jika Rasulullah SAW bertanya kepada kita tentang nama dan alamat tukang penjaga mesjid dekat rumah kita.

Betapa senyum beliau masih ada disitu....... 
Bayangkan apabila Rasulullah SAW tiba-tiba muncul didepan pintu rumah kita..... 
Apa yang akan kita lakukan???? 
Masihkah kita memeluk beliau dan mempersilahkan beliau masuk dan menginap dirumah kita?? 
Ataukah akhirnya dengan berat hati, kita akan menolak beliau berkunjung kerumah kita karena hal itu akan membuat kita repot dan malu.

Maafkan kami ya Rasullullah..... 
Masihkah beliau tersenyum ?? 
Senyum pilu, senyum sedih dan senyum getir.... 
oh betapa memalukan kehidupan kita saat ini dimata Rasulullah.... 
Kita sangat mengharapkan Syafaat beliau pada saat kita luntang-lantung dipadang mahsyar kelak, padahal kita jarang sekali menyebut namanya, kondisi kehidupan kita sangat jauh dari yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW 

rekan-rekan sekalian, tanpa kehadiran Rasulullah pun dirumah kita, yakinilah bahwa segala kehidupan kita berada dalam tatapan oleh ALLAH SWT, tidak ada yang luput dari tatapNYA.

Semoga bermanfaat dan selalu mengingatkan kita...... 

Tuesday 21 October 2014

Keluargaku Tersayang

Begitu indah setiap detik dalam hangat cengkrama.
Tapi itu dulu, sekarang sudah berbeda...
Bunda, Ayah dengan malu kukatakan “Akulah anakkmu…”
Adiku, dengan malu kukatakan “Akulah kakakmu…”
Nenek, Kakek dengan malu kukatakan " akulah cucumu..."

Bunda…
Sejujurnya telah kucoba kumpulkan
keindahan dunia tuk ganti hadirmu.
Sejujurnya telah kupilah yang terbaik
untuk mengisi kerinduanku.
Tapi bunda, yang kutemui hanya lelah
Lalu saat itu aku kembali padamu, memohon pelukan
Dan kau senantiasa menjadi pendengar yang arif
Mendengarkan dengan mata
Mendengarkan dengan hati
Kau mendengar apa yang tak terucap dengan kata-kata

Bunda…
Dunia takkan mampu menggantikanmu
Pilihan terbaik takkan lagi coba kuisi dalam rinduku
Hingga begitu indah setiap detik dalam rahimmu
Hingga begitu indah setap detik dalam gendongmu
Hingga begitu indah setiap detik dalam pangkuanmu
Hingga derita yang kau rasa indah untuk anandamu ini…
Lalu, kenapa hanya rindu yang kupunya untukmu Bunda?
Tidak Bunda…
Rindu ini selalu hadir dalam doa anandamu
Agar surga selalu hadir untukmu
Bukan hanya di telapak kakimu

Ayah…
Rentetan waktu yang kau urai dalam peluh
Dalam entah berapa banyak tetes keringatmu yang kini menjadi darahku
Selama itu kau tetap tersenyum.
Jinjingan pelangi tak pernah luput kau bawa sepulang kerja
Lalu, dengan sabar , menguraikan warnanya untukku
satu persatu dengan mata berbinar
Dengan baju kemejamu yang telah lusuh.
Lalu, kuteringa saat ku merengek meminta baju baru
Sementara kau sibuk berhutang demi penuhi keinginanku
Ah, aku memang anak manja
Ucapan terimakasih dan doa rasanya tak pernah cukup untuk membalasmu
Sementara, tak jarang aku menjadi jauh dari harapan-harapanmu.
Aku malu…

Ayah…
Sebagian semangatku ada dalam doamu
Dan pijakan hidupku dalam petuah sederhanamu
aku catat dalam jiwa dan kujalankan

Ayah…
Aku bangga menjadi anakmu

Bunda, Ayah…
Mungkinkah ku mampu menjadi anak yang dapat kalian banggakan?
Mungkinkah ku mampu penuhi semua harapan?
Mungkinkah ku mampu menjadi penyejuk pandangan?
Maafkan aku…
Maafkan jikalau budi kalian aku balas dengan hinaan
Maafkan jikalau sapaan lembut kalian aku balas dengan hardikan
Maafkan jikalau mata ini sering menatap sinis pada kalian
Maafkan jikalau banyakpermintaan tolong yang tak kudengar
Maafkan jikalau aku justru membuat kalian malu
Maafkan atas segalanya
Maafkan.
Bunda, Ayah, maafkan aku…
Sungguh aku ingin menjadi anak yang dapat kalian banggakan
Sungguh aku ingin penuh semua harapan
Sungguh aku inginmenjadi penyejuk pandangan
Bunda, Ayah kembali ku memohon padamu…

Adikku…
Malaikat kecilku
Ah, kini kalian telah tumbuh dewasa
Tentu telah memahami banyak tentang hidup
kalian kini telah tumbuh menjadi dewsa menjdi anak yang cerdas
Ya,kalian kinitak lagi mudah tuk ku bohongi seperti dulu

Adikku…
Kamu yang paling tahu siapa aku
Kamu tahu setiap cela diri kakak
Selain Bunda dan Ayah…
kamu yang sering menjadi korban amarahku
Kamulah yangsering menjadi pelampiasan emosi dan keegoisanku
Padahal kakak tahu, kamu begitu tulus menyayangi kakak.
Entah telah berapa banyak doa kamu yang menjadi jalan kemudahan bagi hidup kakak
Maafkan kakak, adikku
Selama ini kakak belum mampu menjadi suri tauladan bagi kamu
Kakak belum bisa menjadi kakak yang baik, yan membahagiakan kamu
Lebih banyak menyulitkan dan menyudutkan kamu.

Nenek...
Tatapmu sejuk menenangkan
Senyumanmu lembut memudarkan amarah
Lakumu halus bagaikan sutra
Ketika aku kelaparan
Kau beri aku makan
Kau beri aku minum
Ketika dunia begitu kejam
Lembut rangkulmu menenangkanku
Mendekapmu dengan hangat
Inginku beri lebih dari ini hingga dirimu sungguh bahagia
Meskipun tak sebanding dengan budi muliamu

Kakek
Goresan kecil mengingatkanku
Pada dirimu ...
Duhai seorang yang kubanggakan
Lembut kasihmu menuntun kaki kecilku
Itu hanyalah satu dari ribuan
Catatan di diary kasih sayangmu
Hatiku terasa hampa
Sudah lama aku tak menatap wajahmu, mencium tanganmu
Sebagai rasa hormat dan sayangku kepadamu

Bunda, Ayah, Adik, Nenek dan Kakekku Tersayang
Kalian adalah surga dalam hidupku
Karunia termegah Sang Pencipta untukku
Aku berjanji kita akan kembali selalu bersama, Selamanya…
Entah itu kapan waktunya...

Ya Allah... Ya Rabbii...
Aku mohon jaga dan lindungilah mereka disana
persatukanlah kami seperti dahulu
agar kami bisa saling menjaga satu sama lain
Sampaikan salam dan rinduku
Sampaikan juga sayang dan cintaku untuknya.

Friday 17 October 2014

Jika Kalian Bersyukur, Aku Tambah NikmatKU Pada Kalian


Setan Membuka Hakikat Penting Ketika diperintahkan Allah Ta’ala sujud kepada Nabi Adam Alaihis Salam, setan menolak melaksanakan perintah ini. Akibatnya, ia diusir, dimasukan ke dalam jajaran makhluk terkutuk, dan diancam masuk neraka. Setan tidak hanya mendengar perintah pengusiran dirinya. Tapi, dengan sikap pongah, yang malah menunjukan kebrengsekannya, ia berjanji akan menyesatkan anak keturunan Adam Alaihis Salam, yang menurutnya menjadi biang keladi pengusirannya dari surga. Setan berkata,

"Saya pasti (meghalang-halangi) mereka dari jalan-Mu yang lurus. Kemudian saya pasti mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur." (Al-A’raaf: 16-17).

Di sini, setan membuka hakikat penting yang diketahui banyak orang, yaitu mayoritas besar manusia tidak bersyukur kepada Allah Ta’ala dan orang yang selamat di antara mereka ialah orang yang bersyukur.

Definisi Syukur

Kalimat, "Syakarat Ad-Dabbatu," maksudnya, unta itu gemuk. Unta dikatakan gemuk jika terlihat padanya tanda-tanda makanan yang telah dimakannya. Unta dikatakan syakur jika terlihat padanya kegemukan melebihi kadar porsi makanan yang telah dimakannya.

Hai, Keluarga Dawud, lakukanlah syukur kepada Allah!

Allah Ta’ala tidak berfirman kepada Nabi Dawud Alaihis Salam, "Ucapkan syukur kepada Allah," namun berfirman, "Lakukan." Ini menandaskan syukur tidak terealisir dengan sempurna, kecuali dengan mengamalkan perintah Allah Ta’ala dan menjauhi larangan-Nya. Jadi, syukur ialah realisir ibadah itu sendiri. Ini tidak seperti dipahami sebagian besar orang bahwa syukur itu memuji Allah Ta’ala dengan lidah, atau komat-kamit setelah shalat, atau setelah makan kenyang.

Rasulullah Shallallahu Alaihis wa Salam Menerjemahkan Syukur ke dalam Tindakan Nyata

Aisyah Radhiyallahu Anha merasa heran dengan qiyamul lail Rasulullah Shallallahu Alaihis wa Sallam. Beliau melakukannya hingga kedua kaki beliau bengkak. Dengan nada takjub dan penuh tanda tanya, Aisyah berkata,

"Engkau masih berbuat seperti ini, padahal Allah telah mengampuni dosa-dosa silammu dan dosa-dosamu pada masa mendatang." Rasulullah Sahallallahu Alaihis Sallam bersabda, "Apakah aku tidak boleh menjadi hamba yang bersyukur?" (Diriwayatkan Al-Bukhari dan Muslim).

Rasulullah Shallahu Alaihis wa Salam tidak memahami syukur sebatas pujian dengan lidah. Menurut beliau, syukur ialah upaya seluruh organ tubuh untuk mengerjakan apa saja yang diridhai pemberi nikmat (Allah).

Seluruh makna syukur ini dirangkum Ibnu Al-Qayyim Rahimahullah dengan perkataannya,

"Syukur ialah terlihatnya tanda-tanda nikmat Allah Pada lidah hamba-Nya dalam bentuk pujian, di hatinya dalam bentuk cinta kepada-Nya, dan pada organ tubuh dalam bentuk taat dan tunduk."

Bentuk konkrit syukur ialah lidah tidak menyanjung selain Allah Ta’ala dan di hati tidak ada kekasih kecuali Dia. Kalaupun seseorang mencintai orang lain, ia mencintainya karena Allah. Lalu, cinta ini dialihkan ke organ tubuh, kemudian seluruh organ tubuh mengerjakannya apa saja yang diperintahkan kekasih (Allah) dan menjauhi apa saja yang Dia larang. Itulah figur orang syukur sejati.

Dan terhadap Nikmat Tuhan, Hendaklah Kamu Menyebut-nyebutnya!

Yang dimaksud dengan menyebut-nyebut pada ayat di atas ialah menyebut nikmat Allah Ta’ala pada diri seseorang. Misalnya, dengan mengatakan, "Allah memberiku nikmat ini dan itu." Atau makna lainnya ialah berdakwah ke jalan Allah Ta’ala, menyampaikan risalah-Nya, dan mengejar umat. Yang benar, ayat di atas mencakup kedua makna itu.

Seseorang perlu ingat saat dirinya berada dalam kesesatan dan jahiliyah, lalu bagaimana Allah Ta’ala menyelematkannya dari kegelapan pekat itu kepada cahaya terang. Ini seperti yang dilakukan Umar bin Khaththab Radhiyallahu Anhu. Ia ingat saat dirinya berkubang dalam jahiliyah dan makan "Tuhannya" dari kurma. Kemudian, ia tertawa ingat masa lalunya yang "lucu" itu.

Setelah menjadi kaya. Orang Muslim harus ingat bagaimana kondisi dirinya saat miskin. Ia mesti ingat hari-hari saat ia berada dalam ujian dan ruang geraknya dibatasi sebelum pinda ke tempat lain, atau sebelum situasi berubah. Ia ingat bagaimana badai ujian berlalu, lantas Allah Ta’ala menyelamatkannya dari badai itu. demikianlah, ia ingat nikmat-nikmat seperti itu, lalu ditindak-lanjuti dengan berdakwah ke jalan Allah Ta’ala.

Syukur Umum dan Syukur Khusus

Setelah keterangan diatas, maka menjadi jelas bagi kita bahwa syukur terbagi ke dalam dua jenis: syukur umum dan syukur khusus.

Syukur umum terkait dengan dunia. Misalnya bersyukur atas nikmat seperti pakaian, makanan, harta, kesehatan, dan kendaraan. Sedangkan syukur khusus terkait dengan akhirat. Misalnya bersyukur atas nikmat iman, tauhid, hidayah, bimbingan hingga bisa beribadah, istri shalihah, anak-anak shalih, dan urusan akhirat lainnya. Tragisnya, sebagian besar manusia hanya mengerjakan syukur umum, karena menurut mereka, manfaatnya bisa dirasakan langsung. Memang, seperti itulah watak manusia.

Syarat-Syarat Syukur

Ibnu Qayyim berkata, "Syukur seorang hamba terasa lengkap jika ia mematuhi tiga syarat dan ia dikatakan orang bersyukur jika melengkapi ketiga syarat itu:

1.Ia mengakui nikmat Allah pada dirinya.

2.Ia menyangjung Allah atas nikmat itu

3.Ia menggunakan nikmat itu untuk mendapatkan keridhaan-Nya."

Mengakui nikmat Allah Ta’ala pada diri kita bisa dilakukan dengan cara kita tidak mengklaim nikmat itu kita dapatkan murni karena keahlian, atau pengalaman, atau usaha, atau jabatan, atau status sosial, atau kekuatan kita. Tapi, kita nyatakan nikmat itu murni berasal dari Allah Ta’ala. Ketika Qarun mengklaim nikmat pada dirinya murni ia peroleh karena ilmunya, maka Allah Ta’ala menenggelamkannya beserta istananya ke dalam bumi.

Jika seseorang mengakui nikmat pada dirinya berasal dari Allah Ta’ala, otomatis ia menyanjung-Nya atas nikmat-nikmat itu. jika seseorang menyakini Allah Ta’ala pemberi nikmat dan menyanjung-Nya, maka ia tidak etis menggunakan nikmat-Nya untuk bermaksiat kepada-Nya. Misalnya dengan cara ia mengembangkan hartanya secara ribawi, atau seseorang diberi kesehatan tapi ia mendzalimi orang lain.

Jika kita melengkapi ketiga syarat syukur itu, Allah Ta’ala pasti menambah nikmat-Nya pada kita, karena Dia berfirman:

"Sesungguhnya jika kalian bersyukur, Kami pasti menambah (nikmat) kepada kalian." (Ibrahim: 7)

Thursday 16 October 2014

Sketsa Bagian- Bagian Ragum







Begitu cepat Kau menggantikanya Yaa ALLAH...!!!

Udara begitu segar di pagi hari, apalagi semalaman hujan. Saya merapatkan sweater yang diberikan kakak sebelum pergi. Hup... terlompati sudah genangan air untuk ke dua kalinya. Stasiun Bogor masih lengang, Alhamdulillah, berarti saya tidak usah berjuang hanya untuk bisa terangkut. Saya duduk dengan tenang di gerbong belakang yang sudah terisi sebagian. Hari masih muda, tetapi para pedagang asongan, peminta-minta bahkan pencari sumbangan sudah berseliweran dengan suara-suara khas mereka. 

Saya mulai mengamati, mencari vitamin hati. Seorang nenek terhuyung-huyung mengedarkan mangkuk berharap dermawan memberi uang belas kasihan, sekelompok pemuda tuna netra yang hampir semua sepatunya robek-robek mematung menunggu sang nenek pindah ke gerbong lain. Ada seorang perempuan yang terus menerus menggumamkan "Lapar... Lapar.." di pojok gerbong, pakaiannya lusuh dan yang jelas dia sepertinya kurang waras. Kini giliran bocah laki-laki yang menyapu lantai kereta, hampir sekujur tubuhnya kudisan, mata yang merah, dan kepala diperban, membentak para penumpang jika tidak memberinya uang. Sebenarnya saya ingin sekali mengulurkan tangan seperti orang lain, jika saja dompet yang berisi recehan itu tidak tertinggal di kamar. Saya memang selalu mencari recehan sisa kembalian untuk hal-hal seperti ini. Hingga setiap kali tangan atau wadah tempat belas kasih itu datang saya menyambutnya dengan senyuman dan kata maaf. 

Kereta berhenti di Stasiun Cilebut, ketika seorang bocah laki-laki, berpeci, mengenakan seragam putih hijau, naik. Dengan gugupnya ia berdiri dan sekedar berpidato, intinya meminta para dermawan saling tolong menolong dalam kebenaran dengan bershadaqah untuk panti asuhan yang ditinggalinya. Bulir-bulir keringat menetes dari dahinya, sedangkan tangan mungil itu gemetar, belum lagi kata-kata yang keluar dari awal sudah putus-putus. Saya mengamatinya, mungkin pertama kalinya untuk bocah itu melakukan hal ini. Iba hati saya, ketika dia mengedarkan kotak amal, refleks saya membuka dompet dan memasukkan uangnya ke dalam kotak. Tak disangka-sangka dia membungkukkan badan dan tak henti-henti mengucap "terima kasih kak, terima kasih banyak...". Dia melakukannya agak lama. Saya jadi rikuh ditatap banyak orang.

Sampai di kamar, saya baru tahu kenapa bocah tadi begitu semangat berterima kasih. Uang selembar yang diberikan kakak dengan embel-embel "Dik, pergunakan uang ini sebaik-baiknya sampai akhir bulan ... " itulah yang saya masukkan ke dalam kotak, sedangkan selembar uang 500-an yang saya maksudkan untuk berinfak masih ada di dompet. "Innalillahii.." bisik saya berulang-ulang. Saya tidak tahu harus berbuat apa. Yang saya patrikan saat itu adalah "Pasti ada hikmah... pasti ada hikmahnya". 

Siang, Jam menunjukkan jarum pendeknya diangka 2. Saya pilih shirah nabawiyah untuk menentramkan gemuruh hati. Kisah-kisah kehidupan nabi Al-Musthafa begitu sempurna. Lapar yang saat itu saya rasakan belum seberapa dibandingkan dengan Lapar yang dialami Nabi, keluarganya dan para sahabat. Betapa luar biasanya mereka dalam hal zuhud. Saya tergugu ketika membaca kisah suatu hari Umar R.A bertemu dengan sahabatnya Jabir bin Abdullah dan menemukan sepotong daging ditangannya. Kemudian umar bertanya "Apa itu Jabir", "Aku ingin makan daging, lalu saya membelinya" begitu pengakuan jabir. Selanjutnya Umar pun bertutur "Apakah setiap yang kamu inginkan kamu usahakan membelinya? Apakah kamu tidak takut ayat ini, "Kamu telah menghabiskan rizkimu yang baik dalam kehidupan duniawimu (saja)" (QS Al-Ahqaf: 20).

Saya sering lebih memilih untuk membeli buku dibandingkan membeli kupon dari pencari dana kegiatan amal. Saya bahkan dengan hati seringan awan menambah koleksi kerudung daripada menambah investasi akhirat dengan memberi sedekah nenek buta yang setiap hari terlewati. Betapa dungunya saya ketika seorang tetangga datang ke rumah meminta sumbangan untuk membangun rumahnya yang ambruk, saya hanya meminta maaf karena memberi alakadarnya, padahal besoknya saya sibuk memilih-milih sepatu di pusat pertokoan. Astaghfirullah...., air mata menetes lagi.

Maghrib, baru saja terlewati, sementara perut dari tadi hanya diisi air. Subhanallah, apakah ini yang dirasakan mereka yang kelaparan setiap harinya. Perut melilit, bersuara aneh dan sesekali perih. Ingin rasanya mengetuk pintu kamar sebelah, tapi saya tahu sekarang bulan sudah tua. Dan saya ingat kemarin pagi para pemilik kamar sudah berkoar-koar tidak karuan tentang kerontangnya isi dompet mereka. Jika saja uang tadi tidak tertukar, jika saja saya lebih berhati-hati, andai saya tadi tertidur,.... Astaghfirullahaladzim.... 

Saya mengingat banyak hal untuk menghibur hati, diantaranya janji Allah yang disampaikan ustadz di pengajian minggu yang lalu. "Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya" (QS. Saba: 39). Lirih mulut berucap "Ya Rabb, saya ikhlas dengan skenario ini, mudah-mudahan Engkau mengganti dengan yang lebih baik, karena hamba yakin Engkau maha kaya dan tidak akan berkurang sedikitpun karena permohonan mahluknya". 

Adzan Isya berkumandang, waktu seperti cepat bergulir. Belum selesai melipat mukena, pintu kamar diketuk "Mba... ayo ke tempat makan, mamanya Ayu baru datang dan membawakan makan malam buat kita semua, cepetan nanti keabisan". Itu pasti teman sebelah kamar, suaranya khas. Saya tersenyum, terima kasih ya Allah. Di ruang makan, semuanya nampak bergembira, ibunya Ayu sibuk mempersilahkan mereka, padahal untuk makanan gratis, tanpa dipersilahkan pun semangat kami tetap semangat 45. Lagi asyik-asyiknya menikmati berkah, Ayu tersenyum ke arah saya dan berujar, "Eh mbak, beasiswanya sudah keluar, tadi Ayu liat di kampus. Besok uangnya udah bisa diambil".

Dan hati saya pun luruh. Begitu cepat Engkau menggantinya Ya Allah.

Wednesday 24 September 2014

BALASAN KEJUJURAN DAN AMANAH


Setiap muslim diperintahkan untuk berlaku amanah dan memiliki akhlak yang baik serta sifat yang terpuji. Barangsiapa yang melakukan sifat-sifat tersebut, niscaya ia diberi balasan yang baik, di dunia maupun di akhirat. Barangsiapa yang meninggalkan khianat dan menipu karena Allah dengan segenap kejujuran dan keikhlasan, niscaya Allah mengganti hal tersebut dengan kebaikan yang banyak.

Abu Hurairah radhiallahu 'anhu meriwayatkan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Ada seorang laki-laki yang membeli tanah Perkebunan dari orang lain. Tiba-tiba orang yang membeli tanah perkebunan tersebut menemukan sebuah guci yang di dalamnya terdapat emas. Maka ia berkata kepada penjualnya, Ambillah emasmu dariku, sebab aku hanya membeli tanah Perkebunan, tidak membeli emas' Orang yang memiliki tanah itu pun menjawab, Aku menjual tanah itu betikut apa yang ada di dalamnya' Lalu keduanya meminta keputusan hukum kepada orang lain. Orang itu berkata, Apakah kalian berdua memiliki anak? 'Salah seorang dari mereka berkata, Aku memiliki seorang anak laki-laki'. Yang lain berkata, 'Aku memiliki seorang puteri' Orang itu lalu berkata, 'Nikahkanlah anak laki-laki(mu) dengan puteri(nya) dan nafkahkanlah kepada keduanya dari emas itu dan bersedekahlah kalian daripadanya!'.' 
(HR. AI-Bukhari dalam Akhbar Bani trail, dan Muslim).

Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda bahwasanya beliau menyebutkan seorang laki-laki dari Bani Israil yang meminta orang Bani Israil lainnya agar memberinya hutang sebesar 1000 dinar, lalu orang yang menghutanginya berkata, 'Datangkanlah beberapa saksi agar mereka menyaksikan (hutangmu ini)'. Ia menjawab, 'Cukuplah Allah sebagai saksi bagiku!' Orang itu berkata, 'Datangkanlah seseorang yang menjamin (mu)!' la menjawab, 'Cukuplah Allah yang menjaminku!' Orang yang akan menghutanginya pun Ialu berkata, 'Engkau benar!' Maka uang itu diberikan kepadanya (untuk dibayar) pada waktu yang telah ditentukan. (Setelah lama) orang yang berhutang itu pun pergi berlayar untuk suatu keperluannya. Lalu ia mencari kapal yang bisa mengantarnya karena hutangnya telah jatuh tempo, tetapi ia tidak mendapatkan kapal tersebut. Maka ia pun mengambil kayu yang kemudian ia lubangi, dan dimasukkannya uang 1000 dinar di dalamnya berikut surat kepada pemiliknya. Lalu ia meratakan dan memperbaiki letaknya. Selanjutnya ia menuju ke laut seraya berkata, 'Ya Allah, sungguh Engkau telah mengetahui bahwa aku meminjam uang kepada si fulan sebanyak 1000 dinar. la memintaku seorang penjamin, maka aku katakan cukuplah Allah sebagai penjamin, dan ia pun rela dengannya. Ia juga meminta kepadaku saksi, maka aku katakan, cukuplah Allah sebagai saksi, dan ia pun rela dengannya. Sungguh aku telah berusaha keras untuk mendapatkan kapal untuk mengirimkan kepadanya uang yang telah diberikannya kepadaku, tetapi aku tidak mendapatkan kapal itu. Karena itu, aku titipkan ia kepadamu". Lalu ia melemparnya ke laut sehingga terapung-apung, lalu ia pulang.

Adapun orang yang memberi hutang itu, maka ia mencari kapal yang datang ke negerinya. Maka ia pun keluar rumah untuk melihat-lihat barangkali ada kapal yang membawa titipan uangnya. Tetapi tiba-tiba ia menemukan kayu yang di dalamnya terdapat uang. Ia Ialu mengambilnya sebagai kayu bakar untuk isterinya. Namun, ketika ia membelah kayu tersebut, ia mendapatkan uang berikut sepucuk surat. Setelah itu, datanglah orang yang berhutang kepadanya. la membawa uang 1000 dinar seraya berkata, 'Demi Allah, aku terus berusaha untuk mendapatkan kapal agar bisa sampai kepadamu dengan uangmu, tetapi aku sama sekali tidak mendapatkan kapal sebelum yang aku tumpangi sekarang!'. Orang yang menghutanginya berkata, 'Bukankah engkau telah mengirimkan uang itu dengan sesuatu?' Ia menjawab, 'Bukankah aku telah beritahukan kepadamu bahwa aku tidak mendapatkan kapal sebelum yang aku tumpangi sekarang?' Orang yang menghutanginya mengabarkan, 'Sesungguhnya Allah telah menunaikan apa ,Yang engkau kirimkan kepadaku melalui kayu. Karena itu bawalah uang 1000 dinarmu kembali dengan beruntung!' 
(HR AI-Bukhari, 4/469, Kitabul Kafalah, dan Ahmad) 

Friday 2 May 2014

10 Manfaat Kulit Pisang

Pisang adalah tumbuhan yang bisa dimanfaatkan seluruhnya untuk kita. Mulai dari batang, daun, hingga buahnya yang berguna untuk mereduksi risiko kanker, bahkan kulitnya.

Ya, kalau makan pisang jangan buang kulitnya. Ternyata banyak manfaat yang bisa kita dapatkan dari kulit pisang. Kulit pisang dikenal memiliki sifat antijamur dan antibiotik. Kulit pisang sarat akan vitamin, mineral, dan serat. Lengkapnya, inilah 10 manfaat kulit pisang.

  




1. Obat Alami untuk Psoriasis

Psoriasis dialami oleh banyak orang. Kulit pisang dapat dimanfaatkan sebagai obat alami untuk menyingkirkan psoriasis. Gosokkan bagian dalam kulit pisang di area yang terkena psoriasis.
Awalnya area tersebut akan menjadi merah, namun dengan penggunaan secara terus-menerus akan terlihat perbedaan hasilnya.

2. Mengobati Jerawat
Kulit pisang juga bisa dimanfaatkan untuk kondisi kulit lainnya yaitu sebagai obat jerawat. Gosokkan bagian dalam kulit pisang pada jerawat. Setelah penggunaan rutin, jerawat tidak akan lagi terlihat. Untuk mendapatkan hasil terbaik, disarankan mengoleskan kulit pisang pada jerawat di malam hari.

3. Mengobati Kutil
Manfaat lain dari kulit pisang adalah mengobati kutil. Gosok bagian dalam kulit pisang pada kutil setiap malam, efeknya akan terlihat pada hari ke 7-10. sebagai alternatif, kulit pisang bisa dilekatkan pada kutil selama semalaman. Lihat hasilnya dalam 15 hari.

4. Mempercantik Kulit
Untuk kulit kenyal yang indah, gosokkan bagian dalam kulit pisang pada wajah sebelum tidur. Biarkan semalaman, cuci keesokan harinya dengan air hangat.



5. Mengatasi Iritasi & Gatal
Alergi, iritasi kulit, dan memar kulit juga dapat diobati dengan kulit pisang. Jika kulit gatal, tempelkan bagian dalam kulit pisang pada area yang terkena gatal dan biarkan semalaman. Bahan kimia dalam kulit pisang akan membantu menyingkirkan rasa gatal.

6. Mengobati Luka
Luka karena cedera, terutama pada lutut dapat disembuhkan dengan kulit pisang. Gosok lutut dengan bagian dalam kulit pisang dan lihat efek penyembuhannya.

7. Memutihkan Gigi
Beberapa orang mengklaim bahwa menggosokkan bagian dalam kulit pisang pada gigi secara teratur bisa membantu memutihkan gigi. Kulit pisang harus digosok pada gigi dengan gerakan melingkar. Jika kulit pisang digunakan setiap hari, efek pemutihan gigi akan terlihat dalam waktu sekitar dua minggu.

8. Mengatasi Gigitan Nyamuk
Bila terkena gigitan nyamuk, kulit menjadi teriritasi dan gatal. Kulit pisang bisa digunakan untuk mengurangi pembengkakan, gatal, serta iritasi yang disebabkan oleh gigitan nyamauk.

9. Mengkilapkan Aksesoris Perak & Kulit
Kulit pisang ternyata bisa membuat aksesoris yang terbuat dari perak dan kulit kembali mengkilap. Sebelum digunakan, disarankan untuk melakukan pengujian dengan menempelkan sedikit kulit pisang di tempat yang tidak mudah terlihat pada aksesoris tersebut.

10. Pupuk Kompos
Kulit pisang bisa juga digunakan sebagai pupuk kompos untuk tanaman. Kadar kalium dan fosfor yang tinggi pada kulit pisang terbukti sangat membantu saat digunakan sebagai pupuk kompos

Thursday 1 May 2014

Merokok dan Dampaknya bagi Kesehatan

Disusun oleh : dr. M. Saifudin Hakim, MSc

Merokok berarti sengaja mencemari udara pernafasan dan menghirup sekitar 4000 bahan kimia, di antaranya ada 400 macam bahan kimia aktif yang berbahaya bagi kesehatan. Merokok tidak hanya berbahaya bagi si perokoknya sendiri (perokok aktif) tetapi juga berbahaya untuk individu di sekitarnya (perokok pasif). Merokok masih banyak dilakukan di tempat-tempat umum, lingkungan kerja, maupun di ruangan tempat tinggal. Tidak hanya paru-paru saja yang terkena penyakit sebagai dampak merokok, tetapi juga organ-organ lain. Berikut ini diuraikan secara singkat beberapa dampak merokok bagi kesehatan.

1.      Rokok dan Kanker Paru Dari beberapa kepustakaan dilaporkan bahwa penyebab kanker paru sangat berhubungan dengan kebiasaan merokok. Terdapat hubungan antara rata-rata jumlah rokok yang dihisap per hari dengan angka kejadian kanker paru. Diperkirakan bahwa 1 dari 9 perokok berat akan menderita kanker paru. Belakangan, laporan beberapa penelitian menunjukkan bahwa perokok pasif pun akan berisiko terkena kanker paru. Anak-anak yang terpapar asap rokok selama 25 tahun pada usia dewasa memiliki risiko terkena kanker paru 2 kali lipat dibandingkan dengan yang tidak terpapar. Perempuan yang hidup dengan suami atau pasangan perokok juga memiliki risiko kanker paru 2-3 kali lipat. Diperkirakan bahwa 25% kanker paru dari pasien yang bukan perokok berasal dari perokok pasif. Angka kejadian kanker paru pada perempuan di Amerika Serikat dalam 10 tahun terakhir ini juga naik menjadi 5% per tahun, antara lain karena meningkatnya jumlah perempuan perokok atau sebagai perokok pasif.
Efek rokok bukan saja mengakibatkan kanker paru, tetapi juga menimbulkan kanker pada organ lain seperti mulut, laring, dan esophagus (kerongkongan). Laporan dari NCI (National Cancer Institutei) di USA tahun 1992 mengatakan kanker pada organ lain seperti ginjal, kandung kemih, ovarium, rahim, usus besar, hati, penis, dan lain-lain lebih tinggi pada pasien yang merokok daripada yang bukan perokok.

2.      Rokok dan Risiko Penyakit Kardiovaskuler
Telah banyak diketahui bahwa rokok termasuk salah satu penyebab timbulnya penyakit kardiovaskuler  (penyakit jantung dan pembuluh darah) dan kanker. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada tahun 1986 dan 1992 memperlihatkan adanya peningkatan jumlah kematian akibat penyakit kardiovaskuler dari 9,7% menjadi 16%. Ternyata selain berpengaruh buruk pada perokok sendiri, seseorang yang menghirup asap rokok di lingkungannya justru mempunyai risiko yang lebih besar untuk menderita sakit seperti gangguan pernafasan, memperburuk asma, dan memperberat penyakit angina pectoris (nyeri dada karena sumbatan pembuluh darah jantung).
Merokok sigaret, bersama-sama dengan dislipidemia (kelainan kadar lemak dalam darah) dan hipertensi, dianggap sebagai tiga faktor risiko utama untuk terjadinya gagal jantung dan stroke. Angka kejadian tiga sampai empat kali lebih tinggi pada perokok. Tidak seperti sebagian besar faktor risiko penyakit kardiovaskular yang lain, merokok sigaret dapat dihilangkan secara total, meskipun tidak mudah. Untuk penyakit gagal jantung, keuntungan dari berhenti merokok sangat nyata. Angka kejadian penyakit tersebut pada mantan perokok turun sampai mendekati tingkat bukan perokok dalam 2 tahun.

3.      Rokok, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), dan Asma
Asap rokok merupakan satu-satunya penyebab terpenting PPOK, jauh lebih penting dari faktor penyebab lainnya. Sedangkan berkembangnya asma salah satunya ditentukan oleh faktor lingkungan yang mempengaruhi individu dengan kecenderungan (bakat) asma untuk berkembang menjadi asma, menyebabkan kekambuhan, dan menyebabkan gejala-gejala asma menetap. Termasuk dalam faktor lingkungan yaitu alergen, sensitisasi lingkungan kerja, asap rokok, polusi udara, infeksi pernafasan (virus), diet, dan status sosioekonomi.
Asap rokok merupakan oksidan dan merangsang reaksi peradangan. Penderita asma yang merokok akan mempercepat perburukan fungsi paru dan mempunyai risiko mendapatkan bronkhitis kronik sebagaimana perokok lainnya dengan gambaran perburukan gejala klinis, berisiko mendapatkan kecacatan, semakin tidak produktif, dan menurunkan kualitas hidup. Oleh karena itu, penderita asma dianjurkan untuk tidak merokok. Penderita asma yang sudah merokok diperingatkan agar menghentikan kebiasaan tersebut karena dapat memperberat penyakitnya.

4.      Rokok dan Penyakit Ulkus Peptikum
Ulkus peptikum adalah luka terbuka pada mukosa yang melapisi lambung atau duodenum (bagian pertama dari usus halus). Penyebab pasti dari ulkus ini tidak diketahui. Terdapat hubungan antara merokok sigaret dan ulkus. Terdapat laporan yang menyatakan bahwa ulkus lebih cenderung terjadi, lebih sulit sembuh, dan lebih sering menyebabkan kematian pada perokok daripada bukan perokok. Merokok tampaknya merupakan salah satu faktor yang bekerja bersama-sama untuk mendorong terbentuknya ulkus.

5.      Rokok dan Kehamilan
Berbagai studi dan data menunjukkan bahwa ibu perokok berdampak pada kesakitan saluran nafas bawah pada anaknya sampai dengan usia 3 tahun. Berbagai studi menunjukkan bahwa ibu merokok selama kehamilan akan mempengaruhi perkembangan paru anak, dan bayi dari ibu perokok 4 kali lebih sering mendapatkan gangguan mengi dalam tahun pertama kehidupannya. Pajanan asap rokok lingkungan (environmental tobacco smoke/ETS) baik selama periode hamil ataupun sesudah dilahirkan (perokok pasif) akan mempengaruhi timbulnya gangguan/penyakit dengan mengi pada anak.
Akhirnya, semoga kita dapat terbebas dari asap rokok.
Artikel www.kesehatanmuslim.com

Fakta Kepalsuan Pacaran

1. Sifat Asli Takkan Ditemui
Boleh jadi kamu beralasan pacaran untuk mengenal sifat atau karakter pasangan itu sendiri. Tahukah kamu? Sifat asli akan muncul saat seseorang dalam keadaan panik, kesal, marah, dalam sedang menghadapi masalah, dan dalam keadaan pikiran kacau. Jika dalam kondisi apapun itu meski buruk suasana hati tentu tidak akan melampiaskan kemarahan atau kekesalan kepada kita tanpa alasan yang jelas. Sedang kebanyakan orang saat suasana hati buruk pacarlah yang jadi sasarannya dianggap orang yang mengerti sekalipun bersikap atau memperlakukan buruk terhadapnya, picik sekali memang alasan ini.
Janganlah tertipu saat seseorang dalam kondisi suasana hati baik bisa memperlakukan kita dengan baik saat kondisi suasana hatinya buruk juga. Sebab, antara suasana hati baik dan buruk dipengaruhi oleh sifat bawaan yang terbentuk menjadi nilai sikap hidup dalam memandang dan menghadapi masalah yang ditemui. Dalam kondisi suasana hati baik seseorang bisa melakukan manupulasi diri alias bersikap pura-pura dalam menyenangkan hati pacarnya, sedang dalam kondisi suasana hati buruk sulitlah untuk bersikap pura-pura sebab keadaan dirinya sedang bermasalah sehingga harus menghadapi tekanan, menenangkan pikiran yang mengganggu, dalam menentukan sikap hidup yang jadi acuannya.
Padahal konflik-konflik itu selalu ada dalam menjalani hubungan, sekalipun sudah menikah malah bisa jadi godaan dan tantangan dalam mempertahankan hubungan lebih besar yang akan dihadapi sebab ada Masa Rawan 1, Masa Rawan 2, dan Masa Rawan 3 yang harus dilewati.
Sebagai gambaran jelasnya seperti yang diungkap oleh Rohmadi Rusdi dalam bukunya berjudul Manipulasi Hidup: Tragedi Harta, Tahta, dan Wanita (1995:70-72):
✿ Masa Rawan 1 ✿
Terjadi pada tahun pertama perkawinan. Pada masa ini masing-masing pihak masih dalam proses penyesuaian diri. Dua pribadi yang berangkat dari latar belakang berbeda bertemu untuk menegakkan sebuah harapan yang lebih kerap berupa impian dan khayalan. Betapa dahulu sebelum memasuki gerbang perkawinan, harapan-harapan senantiasa melambung, memadu kasih sepanjang waktu untuk mewujudkan keluarga bahagia sejahtera bersama kekasih yang selama ini dipuja siang dan malam. Kekasih yang mempunyai kebaikan semata tanpa terlihat memiliki kejelekan.
Akan tetapi, setelah saling memiliki, setelah bulan madu usai, pesona yang dahulu terpancar, lambat laun kian meredup atau bahkan pudar sama sekali. Kekasih yang dulu tampak tidak mempunyai cacat secuil pun sedikit demi sedikit tersibak dan kemudian terlihatlah wajah aslinya. Lantas, menghadapi kenyataan yang dianggapnya tak seindah tujuan semula, kalau terus menerus terbuai pada angan-angan, maka timbullah penyesalan. Merasa dirinya salah pilih, merasa ditipu dan dijebak. Jika masing-masing pelaku tidak dapat mengendalikan emosinya, kiranya dapat ditebak apa yang akan menimpa rumah tangga mereka.
✿ Masa Rawan 2 ✿
Terjadi pada tahun ketujuh perkawinan. La Rose menamakannya sebagai the seven year itch, atau kegelisahan pada tahun ketujuh. Pada masa ini suami-isteri tiba-tiba merindukan sesuatu yang lain dan baru. Keduanya menginginkan garah baru. Masa rawan 2kedua ini akan sangat berpengaruh pada pasangan-pasangan yang hidupnya monoton, rutin tanpa variasi yang berarti. Gairah cinta mereka seolah-olah padam dan merasa pasangannya tidak mencintainya lagi. Hubungan suami isteri jadi hambar dan membosankan. Jika mereka tidak tahan terhadap krisis ini, rumah tangga akan berakhir sampai disitu. Terlebih kalau ada orang ketiga (the other woman/man) yang masuk dalam kemelut ini, dapat dipastikan suasana menjadi kian seru. Untuk menghindari hal itu, masing-masing pihak perlu menciptakan stimulan-stimulan baru, warna baru, tanpa harus keluar rel yang benar.
✿ Masa Rawan 3 ✿
Terjadi pada tahun kelima belas sampai kedua puluh tahun perkawinan. Kerawanan dalam amasa ini hampir sama dengan masa rawan 2, yakni kejenuhan. Kedua pasangan merasa sudah saling mengenal luar dan dalam dengan baik sehingga tak ada misteri yang pelu diungkap. Dan karena itu pula sudah merasa tidak tertantang untuk bertualang mencari sesuatu yang terpendam dalam pribadi pasangannya. Semuanya seakan sudah terbuka dan terlihat, membosankan dan tidak menantang. Akibatnya, bisa seperti yang diatas apabila tidak dicermati secara dini.
Akhirnya, bagaimanapun kita harus menyadari fitrah kita sebagai manusia yang tidak lepas dari salah dan kekurangan. Juga pada fitrah kita yang diberi kewajiban untuk melestarikan keturunannya, sebuah kewajiban yang tidak sekedar dijalankan dengan sekehendak hati, tetapi harus memakai cara-cara yang sudah ditentukan oleh agama.
Sudah jelaslah, kematangan diri dalam menjalani hubungan itu sangatlah penting sebagai pondasi. Pacaran hanyalah ajang coba-coba dan tidak ada keseriusan kebanyakan dilapangan sebagai status, seakan-akan permainan setan. Paling yang dicari dalam pacaran, hanya mengeksplor hal-hal yang berhubungan dengan kemesraan yang seringkali tidak disadari atau malah masa bodoh terhadap resiko yang ditimbulkannya. Sama saja memberi peluang terhadap setan untuk mempermudah tugasnya mengelincir orang yang mencintai dunia (tahta, harta, dan wanita) dibanding mencintai Penciptanya. Semakin lupa pada tujuan hidupnya dialihkan oleh angan-angan yang semu.

2. Janji Tak bisa Dipegang
Yup, janji tak bisa dipegang artinya tak dapat dipercaya sebab ada unsur-unsur bersikap tidak jujur apa itu terhadap dirinya sendiri ataukah terhadap pacarnya. Kalau kita amati orang yang berpacaran seakan-akan bahagia terus sebab yang dilihat itu saat-saat senang dalam kebersamaan dilihat secara objektif. Tahukah kamu? Saat sedang mereka bersama tanpa sepengetahuan kita bakalan ditemui godaan yaitu perselisihan pendapat, godaan pertahanan kesetiaan, penyesuaian diri dalam menyatukan pikiran hati untuk berjalan bersama, datangnya pihak orang ketiga.
Nah, jadi bukan hanya jalan bersama-sama jika berpergian kemana-mana lebih jauh kita harus tau mampukah berjalan bersama tersebut dijalankan saat ditimpa masalah dalam hubungannya? Malah itulah yang harus kita amati, sebab jika seseorang dalam keadaan terhimpit akan menampilkan sifat aslinya sayang atau pura-pura sayang, apa janjinya ditepati atau diingkari. Keadaan yang berubah jika jiwanya labil niscaya mengikuti perubahan tersebut tanpa alasan yang jelas. Secepat kilat, goyah terhembus angin, istilahnya tak punya pendirian tetap meragukan kemampuan diri sendiri dan meragukan rasa sayang kekasihnya.
Hakikatnya, jiwa yang masih labil antara pikiran dan perasaan masih cenderung berubah-ubah belum menentu, sebab dominan meragukan belum ada pegangan untuk mempertanggungjawabkan. Jadi, bagaimana mungkin bisa dipegang setiap apa yang dijanjikan sedang dirinya sendiri belum bisa memastikan bisakah mewujudkannya, padahal setiap manusia hanya bisa merencanakan tak diberi kemampuan untuk menentukan terjadi sesuatu hal dalam hidupnya, segala sesuatu diatur oleh kehendak Ilahi Robbi. Tentu kita harus berwaspada, jangan tertipu daya oleh rayuan, manis kata, sebab hal itu bagian dari strategi setan untuk menjerumuskan ke kenikmatan sesaat. “Kasih tak akan tinggalkan, tapi nyatanya meninggalkan tanpa kabar.

3. Pacaran itu bukan Ikatan tapi Status
Banyak orang yang mungkir dari kenyataan ini, tapi dengan artikel satu ini semua itu tidak artinya sebab akan diulas sedetail mungkin agar kita kembali pada Islam yang sebenarnya. Pacaran itu bukan Ikatan tapi Status, ya status makanya dikenal dengan istilah “jadian” selain itu tidak ada 2 saksi tidak ijab qobul, sehingga yang tahu hanya mereka berdua bersifat sembunyi-sembunyi jauh dari ridho Allah dan jauh ridho Orangtua (sayangnya orangtua sekarang terlalu mengikuti zaman sehingga melegalkan anaknya pacaran jika ada resiko pada anaknya barulah kesadaran itu ada, nyaris bukan).
Berbeda sekali dengan Menikah itu ikatan sah menurut 2 hukum antaranya: Hukum Negara dan Hukum Islam, sehingga pertanggungjawaban semakin jelas jika disalahsatunya melanggar kewajiban suami atau kewajiban istri pasti akan dikenai oleh hukuman yang tercantum Undang-Undang Perkawinan. Sekarang begini, jika ada seorang cewek yang hamil saat masih pacaran lalu meminta pertanggungjawaban apa itu wajar? Jawabnya: tidak wajar, sebab cewek tersebut melakukannya suka dengan suka tidak ada keterpaksaan, lalu harus bagaimana kalau sekiranya? Cowoknya mau bertanggungjawab sih tidak jadi masalah, tapi sesuai analisa pengamatan penulis banyaknya yang mungkir untuk bertanggungjawab atas perilakunya disarankan menikah dulu barulah berproduksi bayi sebanyak-banyaknya mau bikin klub tim sepakbola boleh (11 0rang), atau mau bikin kampung sendiri dengan sekitar 30 bayi (tapi sangatlah aneh khayalannya hik).
Dari sejak dulu, Islam tidak pernah mengenal istilah Pacaran, malah Islam sendiri memandang Pacaran sebagai azas pemanfaatan atau azas kesenangan sekedar iseng (mengisi waktu kosong) itulah dalihnya. Maka kesimpulannya, Pacaran diharamkan tanpa ada kompromi-kompromi yang biasanya menolak vonis pacaran haram. Jika melakukan pacaran masih dilakukan itu resikonya harus diambil penuh antaranya: dosa melanggar kewajiban menjaga diri, dosa melanggar tidak menahan hawa nafsu birahi, harus bertanggungjawab atas kebodohan yang dilakukan sendiri, harus ikhlas jika dikhianati dilecehkan martabatnya, harus ikhlas dikekang sehingga keterbatasan beraktifitas, harus ikhlas kehilangan arah tujuan, dan masih banyak lagi (yang mengalami adalah kamu sendiri sedang oranglain hanya mengingatkan selebihnya berpikirlah sebelum apa yang tidak dinginkan terjadi).

4. Membuang waktu sia-sia
Banyak waktu yang tersisihkan untuk berdua-duaan padahal banyak tugas di sekolah atau dikantor menjadi korban, seringkali terjadi Sholat Fardhu pun ditinggalkan semata-mata untuk berkencan (alias tidak tau waktu) biasanya sebelum Magrib sudah kelayaban kemana-mana bukan gadis biasa saja gadis berjilbab pun sekarang sama tidak mengerti arti sebenarnya apa itu pacaran. Pacaran tidak semata-mata diharamkan begitu saja oleh Allah dalam Firmannya yang tertulis dalam AlQur’an tapi untuk dipikirkan dan dijalankan jika pacaran itu haram karena “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk”. (QS. Isra (17) : 32)
Zina yang ditafsirkan oleh kebanyakan orang itu memiliki arti yang terpenting tidak sampai melakukan hubungan seks (Zina Kemaluan), teryata jika dikaji lebih dalam oleh Tafsir Qur’an hasilnya berbeda menurut Islam, Zina itu bukan hanya Zina Kemaluan, akan tetapi banyak zina-zina lain yang ditebarkan contohnya: Zina Bibir (Mencium yang bukan muhrim yang belum sah), Zina Tangan (Meremas payudara, Memegang tangan padahal itu punya daya efek dalam menyakinkan keraguan, menenangkan, dan timbul hasrat seks), Zina Mata (Melihat payudara, melihat aurat-aurat lainnya, pemandangan yang bukan saatnya sebab hanya diperbolehkan pada suami istri tapi masih dengan ketentuan lain didalam hubungan seks secara Islam tidak bolehnya telanjang, itu artinya banyak hal yang belum diketahui), Zina Kaki (melangkah untuk berkencan padahal sudah jelas berdua-duaan sama halnya memberi peluang pada nafsu berkeliaran), Zina Hati (berangan yang tidak-tidak hal bersifat jorok atau kotor, merendahkan martabat seseorang dengan memebri janji-janji kosong, dan hal lainnya).
Sebagaimana dalam Haditsnya yang berbunyi. “Dari Abu Hurairah dari Nabi Muhammad Saw bahwa beliau bersabda: “telah ditulis atas anak Adam nasibnya (bagiannya) dari zina, maka dia pasti menemuinya zina kedua matanya adalah memandang, zina kakinya adalah melangkah, zina hatinya adalah berharap dan berangan-angan, dibenarkan yang demikian oleh kemaluannya atau didustakan.” (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan An Nasa’i). Dalam riwayat lain beliau bersabda, “kedua tangan berzina dan zinanya adalah meraba, kedua kaki berzina dan zinanya adalah melangkah, dan mulut berzina dan zinanya adalah mencium.” (HR. Muslim dan Abu Dawud)
Sudahlah jelas kini, bukan hanya Zina Kemaluan saja yang bisa terjadi melainkan menyebar ke berbagai cabang zina ya disinilah alasan pelarangan pacaran itu sendiri lebih banyak mudharat (Keburukan) dibanding manfaatnya. Bukannya hanya faktor yang mendekati zina saja sudah diharamkan apalagi perbuatannya. Jadi, sudah seharusnya pacaran ditinggalkan apalagi bisa mengganggu konsentrasi belajar, konsentrasi bekerja, asik berdua-duaan hingga cita-cita yang ingin diraih terlupakan karena sibuk memikirkan pacarnya takut selingkuhlah, takut diputusinlah, banyak hal yang ditakutkan. Ya memang akan menimbulkan kegelisahan dan kecurigaan yang tak jelas itu semua ulah setan yang membawa sifat waswas terhadap hati kita dibisikannya pikiran-pikiran yang negatif, “Takutkah kalau di suatu hari nanti pacarmu meninggalkanmu? Takutkah kalau pacarmu ditaksir oleh temanmu sendiri atau orang lain, sehingga rasa waswas itu akan membebani hingga akhirnya terperosok dalam dosa-dosa inilah yang diinginkan oleh setan.”
Pacaran itu dilegalkan oleh Islam Liberal (sebagai gaya hidup modern) dan Iblis sebagai Pencetus Utama (agar Manusia memandang baik hal-hal yang bersifat buruk sebagai tipudaya). Coba perhatikan ayat AlQur’an ini, Iblis berkata: “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma’siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlisdi antara mereka.” (QS. Al Hijr (15) : 39 – 40).
Disini agar banyaknya yang terjerumus makanya Pacaran dilegalkan padahal itu semua tipudaya setan, tidak ada pacaran islami, pacaran sehat sekalipun belum bisa menjaga kehormatan diri malah kebanyakan sakit hati, berangan-angan jorok ditimbulkannya dari situ. Sekarang, hidup tanpa pacar masih digoda dengan pikiran jorok asal ya itu tadi dalam ayat diatas kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlisdi antara mereka yang bisa kita garisbawahi.
Pacaran kenapa bisa legalkan? Karena citra menikah itu diperburuk oleh setan dan anggotanya agar berani berbuat maksiat sebagai jalan pintas, jika dibayangkan Menikah harus tanggungjawab kalau pacaran itu hanya sekedar status jika sewaktu-waktu bosan bisa meninggalkannya, jika ceweknya hamil bakal beralasan bukannya itu suka sama suka kenapa harus diadili jadi tanggungjawab cewek itu sendiri, sehingga setan mengajarkan untuk tidak bertanggungjawab atas apa yang diperbuat.
Begitu caranya setan menipudaya jika tidak disadari semakin luputlah terhadap kebenaran sejati (kebenaran mutlak dari Allah Swt). Sebagai gambaran, Rasulullah ditanya tentang hal yang paling banyak menjerumuskan manusia ke dalam neraka, beliau bersabda: “Mulut dan Kemaluan.” (HR. Tirmidzi, ia berkata hadits ini shahih gharib)

5. Gelisah disebabkan tidak memiliki seutuhnya
Akan timbul kegelisahan, kecurigaan yang berlebihan disebabkan karena tidak terikat oleh Hukum Negara maupun Hukum Agama, sehingga rasa tanggungjawab individu kurang diperhatikan terjadilah banyak pelewengan (untuk menghindar dari rasa tanggungjawab).
Selain itu, karena tidak bisa memiliki seutuhnya dalam artian hanya jasadnya sedangkan jiwanya harus masih bebas, karena suami istri sudah memiliki hak dan kewajiban masing-masing yang harus dipenuhi. Sedang dalam pacaran seringkali yang dominan mempengaruhi itu hak saja yang diunggulkan sedang kewajiban sering diabaikan (perlakuan) hanya memperlihatkan sikap menguasai satu sama lain atau menguasai satu pihak. Siapa diantara cewek atau cowok yang menguasai itulah yang harus dituruti kemauan dan keinginannya nyaris inilah yang terjadi. Sudah berpikirkah saat ini, untuk berhenti pacaran?
Sebagai tantangan, pada kesanggupan kita sendiri, penulis saja sudah sanggup sendiri hingga waktunya tiba untuk menikah setelahnya pacaran istilahnya pacaran setelah menikah untuk menjaga keharmonisan hubungan. Hakikat pacaran hanya senang-senang, tidak terbebani oleh tanggungjawab, sedang suami istri punya hak kewajiban seperti yang dikatakan tadi diatas memikul tanggungjawab atas perilaku, perlakuan, dan perbuatan sendiri ujung-ujungnya berdampak pada hubungan itu sendiri bertahankah atau putus disitu saja sebagai penentuan kondisi jiwa sikap labil (berubah-ubah) atau stabil (tetap)?

Kesimpulan: Fakta Kepalsuan Pacaran menurut Muhammad Adam Hussein dalam artikel ini, antara lain:
1. Sifat Asli Takkan Ditemui,
2. Janji Tak bisa Dipegang,
3. Pacaran itu bukan Ikatan tapi Status,
4. Membuang waktu sia-sia,
5. Gelisah disebabkan tidak memiliki seutuhnya.
Dari sinilah, kita telah mengetahui kebenarannya yang seringkali orang lain menutupinya, karena hal ini kebenaran maka harus diungkap bukannya disembunyikan. Jika berhenti pacaran atau tidaknya, itu kembali pada masing-masing individu yang bertanggungjawab, penulis hanyalah sekedar mengingatkan selebihnya gimana pembaca, sebab tiap orang memiliki jalan hidup yang berbeda antara jalan yang menyimpang dari agama atau jalan yang sesuai dengan agama khususnya Islam.
PRINSIP MUSLIM DAN MUSLIMAH SEJATI MENIKAH DULU BARU PACARAN

Gallery